Tuesday, July 3, 2012

Mampukah Kita Memaafkan?


Oleh: Alaika Abdullah
 

Marhaban Yaa Ramadhan…
Marhaban Yaa Syahra al-Shiyam…
Bulan Ramadhan akan menjelang, mari kita ambil peluang..
Beribadah siang dan malam, nikmat dan berkah tiada terbilang.
Semoga doa tiada terhalang, dikabulkan Allah yang Maha Penyayang.

Sebagai manusia biasa, melakukan kesalahan memang lazim adanya. Toh tak ada manusia yang sempurna kan? Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Subhanahu wa Ta'ala semata. There is nobody perfect. Maka wajar dong jika kebiasaan mengirimkan dan mendapatkan ucapan-ucapan menyambut datangnya bulan penuh berkah Ramadhan, baik via sms, telepon, jejaring social di dunia maya atau pun media lainnya, yang mengandung pesan untuk saling memaafkan, menjadi begitu membudaya di era kecanggihan teknologi ini. 

Pucuk selasih bertunas menjulang, Dahannya patah tolong betulkan
Puasa Ramadhan kembali datang, Salah dan khilaf mohon maafkan
Marhaban ya Ramadhan..
Selamat Menunaikan Ibadah puasa…

Pasti sobats pernah mendapatkan atau mengirimkan ucapan bernada serupa kan? J
Lalu apakah itu salah? Oh, tentu tidak sobs. Sama sekali tidak… Justru menurutku sih bagus banget malah. Sebagai sebuah bulan yang paling disucikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, diantara bulan-bulan lainnya, adalah sudah sepantasnya jika kita memulai dari diri sendiri terlebih dahulu, membersihkan diri sendiri sebelum melaksanakan ibadah khusus di bulan nan suci ini. Sepakat kan sobs? Dan salah satu cara menyucikan diri itu tentu saja dengan saling meminta maaf/memaafkan kepada sesama, yang mungkin saja dalam perjalanan kehidupan ini, hatinya telah kita sakiti, baik dengan sengaja atau tanpa kita sadari.

pict from here
Persoalan empat huruf ini, baik meminta ‘maaf’ dan me’maaf’kan, memang, terkadang lebih kepada masalah hati ketimbang lidah. Adalah normal, ketika ada sebuah kesalahan, lisan kita secara langsung meminta maaf dan mengakui kesalahan itu. Atau kala dimintai maaf, maka tanpa menunggu waktu lidah berujar bahwa kita telah berlapang dada untuk memaafkan. Namun tidak dengan hati, terkadang ada yang membakar. Ada yang mengompori… 

Sebagai insan biasa, mungkin kita pernah dihadapkan pada situasi menyakitkan dalam rangka memaafkan seseorang. Ingin memaafkannya sih, tapi hati kok ndak rela gitu lho. Apalagi mengingat kesalahan yang dilakukannya sudah bertubi-tubi, dan celakanya lagi, adalah kesalahan yang sama! Sehingga terkesan seolah dia memang sengaja mengulangnya karena yakin persediaan maaf kita masih segudang... Atau sobats pernah mengalami hal serupa yang sedikit berbeda atau lebih parah dari ini? 

Lalu bagaimana membujuk hati untuk tulus mengeluarkan ‘maaf’, yang akhirnya juga tentu saja akan membuat kita ikutan bernapas lega dan ringan dalam menjalankan langkah kehidupan kita ke depan? Percaya kan sobs dengan kalimat ini? “Dendam atau sakit hati yang dipendam, justru akan semakin membuat langkahmu berat dalam menapaki kehidupan?”

Hm… wajar jika sobats tak dapat langsung menjawab, karena aku juga mengalami hal yang sama kala pertanyaan ini dihunjamkan ke benakku sobs. Dan untuk membantu menjawabnya, yuk kita ikuti cerita inspiratif berikut ini…

 ***
Di sebuah pesantren di negeri antah berantah…
Pada suatu hari, seorang kyai meminta para muridnya untuk membawa sekantong plastik berisi kentang. Kentang-kentang itu nantinya akan dituliskan nama-nama orang yang telah menyakiti mereka dan belum bisa mereka maafkan. Maka para muridpun menuliskan (dengan geram) setiap satu kentang dengan satu nama yang mereka benci/tidak mereka maafkan karena telah menyakiti mereka. 

Beberapa murid memasukkan sedikit kentang, namun sebagian memiliki banyak. Mereka harus membawa kentang dalam kantong itu kemanapun mereka pergi dan tak boleh jauh dari mereka, apapun yang terjadi.

Semakin hari, semakin banyak murid yang mengeluh karena kentang-kentang itu mulai mengeluarkan aroma busuk.
“Apakah kalian sudah memaafkan nama-nama yang kalian tulis pada kulit kentang kalian?” tanya sang kyai.
Gelengan kepala para murid jelas menunjukkan bahwa mereka sepakat untuk belum bisa memaafkan nama-nama itu, sehingga sang kyai hanya mampu berkata,
“Yah, kalau begitu, kalian tetap harus membawa kentang itu kemanapun kalian pergi,” lanjutnya.
Hari-hari pun berlalu. Aroma tak sedap dari kentang-kentang itu pun semakin menjadi. Banyak dari mereka akhirnya menjadi mual, pusing dan tidak nafsu makan karenanya. Hingga pada akhirnya, mereka membuang kentang-kentang itu ke dalam tempat sampah. Mereka pun memutuskan untuk juga membuang rasa dendam dan memaafkan orang-orang yang namanya tertulis disana.

Sang kyai tersenyum memandang anak didiknya dan berkata.
“Dendam yang kalian tanam serupa dengan kentang-kentang itu. Semakin banyak kalian mendendam, semakin berat kalian melangkah. Dan semakin hari, dendam-dendam itu akan membusuk dan meracuni pikiran kalian.”
“Maafkan mereka yang pernah menyakiti hati kalian. Jadikan ini sebagai pelajaran dalam hidup. Dan kalian sudah tahu, dendam sama seperti kentang-kentang busuk yang bisa dengan mudah kalian buang ke tempat sampah,” lanjutnya.

Sekalipun dendam tidak kita rasakan beratnya secara fisik, namun secara perlahan akan melemahkan mental kita. Yang pada akhirnya membuat hidup kita tak nyaman.

Sobats maya tercinta, menjelang kehadiran sang bulan suci penuh pengampunan, yuk kita mulai dengan saling memaafkan, setulus hati seikhlas jiwa, Marhaban Yaa Ramadhan, Selamat menyambut dan menjalankan ibadah puasa Ramadhan, Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi kita peluang untuk mengisi Ramadhan dengan penuh keimanan dan ketaqwaan.  Amin Ya Rabbal Alamin….


Kontributor


 

44 comments

July 3, 2012 at 11:53 PM

Aku baca dari atas satu persatu..
Ga Ngeh kalo ini postingan penulis tamuu..
Kok gaya berbicaranya, tulisannya, kaya mpunya Mba Al ya..
Ternyatah setelah nyampe BAwah..
Bettuuul Mba Al..

Iya ..Yuk mari saling memaafkan dengan hati yang ikhlas..
Maapkan aku juga ya MAs Insan..Mba Al dan sahabat yang lain..
Jikalau ada komennku yang tidak berkenan.

#Jadi Melow gini, di tambah dengn lagunya mendayu-dayu..

Semoga kita di beri umur panjang, agar bisa menikmati dan menjjalankan indahnya bulan RAmadhan..
Amin..

July 3, 2012 at 11:54 PM

Insya Allah...memaafkan tidak membuat kita miskin hati, namun jauh lebih besar adalah kekayaan hati kita. Mohon maaf lahir batin

July 3, 2012 at 11:56 PM

@Nchie Hanienah ditunggu tulisannya teteh Nchie Hanie..

akan lebih seru kalo teh Nchie Hanie ikutan di sini

July 3, 2012 at 11:57 PM

@Nchie Hanie
teh Nchieee... bisa langsung ketebak ya? salut dan terharu deh teh..., bisa mengenal gaya tulisanku. :)

makasih ya teh.... yuk sambut Ramadhan dengan saling memaafkan yaaa.. dan mari jalankan ibadah puasa dengan hati ikhlas, damai dan bahagia...

July 4, 2012 at 12:04 AM

Di akhir tulisan itu mbak alaika mengajak saling memaafkan setulus hati..

Maafkan saya bila ada kata2 di blog saya ataupun dimana saja yang menyinggung persaan mbak(mudh2an gak ada hehe)..
terimalah kata maaf saya mbak :D

Anonymous
July 4, 2012 at 12:15 AM

selamat menjalankan ibadah puasa.
artikel yang kuat. menggugah.
oh iya..kenapa ya tiap kali ada yang mengatakan atau menulis "tidak ada manusia yang sempurna" pasti di ikuti "karena kesempurnaan hanya milik Allah"...
pembandingnya jauh banget,jelas ga level.

July 4, 2012 at 12:58 AM

keten ya mba, teknik Kyainya, hehehehe, dengan begitu, jadi bisa tau rasanya menahan dendam ya ... "bau kaya kentang busuk", hehehe :D

July 4, 2012 at 1:48 AM

yah.. memaafkan memang sulit, tp menyimpan dendam jauh lebih sulit... Mari saling memaafkan... :)

July 4, 2012 at 2:34 AM

bisa memaafkan tapi sukar melupakan...gimana ya...

July 4, 2012 at 6:58 AM

Sebelum saling memaafkan dengan orang lain, lebih dahulu kita harus berbaikan dengan diri sendiri. Mungkin kita bukan pendendam, tapi benci pada diri sendiri merupakan turunan dr rasa dendam. Maka Ramadhan adalah saat yang tepat bagi kita untuk bermuhasabah diri. Kadang kita tak bisa melupakan rasa bersalah kita pada org lain. Kita sibuk meminta maaf pada orang lain, tp kalau kita tdk berbaikan dgn diri sendiri, maka hati kita akan jauh dari rasa damai.

Tulisan yang menyentuh hati mbak Alaika... Meski kita belum lama kenal, tapi saya tetap mohon maaf andai ada salah kata. Selamat menunaikan ibada puasa Ramadhan.

July 4, 2012 at 7:54 AM

Saat yang tepat untuk saling memaafkan. MAri lapangkan hati dari segala benci, amarah dan dendam. M0hon maaf lahir batin ya teman-teman ....

July 4, 2012 at 11:39 AM

walah...sama kayak mbk Nchie neh, kirain pas mbaca ini masih di rumah Mbak AL...lha tiba'e wes jumping ke rumahnya Mas Insan tho? LUpa kembali kumat karena td klik saja link lanjutannnya..

Selamat menyambut Ramadhan, smeoga bisa kita raih segala maghfiroh, berkah dan keutamaan bulan penuh hikmat. Maafkan diriku juga ya Mbak Al dan Mas INsan...termasuk postingannya yg belum ta bikin.

Dan semuanya maafkan saya, mari masuk Ramadhan dengan hati bersih..

July 4, 2012 at 11:45 AM

"Maafkanlah Niscaya Dadamu Lapang", mari bermaafan, :-)

July 4, 2012 at 1:32 PM

memang... "maaf" bisa saja terucap begitu saja....
tapi bagaimanapun hati mungkin dapat berkata lain....

mari saling memaafkan... dengan sebuah senyuman... ^_^

July 4, 2012 at 2:27 PM

@@yankmiraSuper sekali... sepakat mbak

July 4, 2012 at 2:31 PM

@karyakuumysaya juga mengucapkan kalimat serupa dengan mas Rizki utk mbak Alaika dan sahabat lainnya

July 4, 2012 at 2:33 PM

@satusatuenmungkin yang dimaksud bukan membandingkan mas, tapi menegaskan bahwa hanya Alloh yg Maha sempurna.

Selamat menyambut datangnya bulan Ramadhan

July 4, 2012 at 2:36 PM

@Stupid monkeySelamat datang di blog ini Mas....wah panggil apa ya..
pokoknya selamat datang deh

July 4, 2012 at 2:41 PM

@Andro BhaskaraSetuju Andro, memaafkan itu putuh kerendahan hati...

July 4, 2012 at 3:02 PM

owh jadi ini blog punyanya kang insan toh?
aku.. hmm... masih susah untuk hal ini tante. jujur aja deh :(

July 4, 2012 at 3:40 PM

@Rina Susanti Esaputraberarti belum memaafkan dong mbak Rina...

July 4, 2012 at 3:42 PM

@nikensependapat dengan mbak Niken.., komentnya bagus banget...

salaing bermaafan itu indah...

July 4, 2012 at 3:43 PM

@Titie Suryawah saya juga perlu minta maaf juga sama mbak Titie

July 4, 2012 at 3:46 PM

@Ririe Khayantiada maaf bagimu sampai tulisannya Ririe sudah dikirim... hehehehe...

becanda Rie... kita saling maaf memaafkan deh...

July 4, 2012 at 3:46 PM

@Gandi setuju mas Gandi... great

July 4, 2012 at 3:47 PM

@JeQUntuk itu kita belajar saling memaafkan dalam lahir ataupun bathin...

July 4, 2012 at 3:50 PM

@Syifa Azzkaget ya... blog sederhana tanpa warna, temboknya hanya hitam putih...

selamat datang di blog ini

July 4, 2012 at 5:34 PM

@karyakuumy
Insyaallah ga ada kata2 yang menyinggung kok mas... :).... namun agar lebih afdol menyambut Ramadhan, yuk saling bermaaf-maafan yuk.... :)

July 4, 2012 at 6:50 PM

tdk mau memaafka ternyata membawa beban ya.. :)

July 4, 2012 at 7:41 PM

kak Al...saya juga ingin ucapin kata maaf, walau buka yg pertama dipostingan kak Al ini ngucapin nya. siapa tau mungken selama ini ada komentr saya yg kurang baik di dalam ngeblog dngn kakak.
Oya kak... posting nya selalu berbobot, pengen ni menulis seperti kakak.

July 4, 2012 at 11:09 PM

padahal dengan memafkan semua beban terasa jadi ringan ya

July 5, 2012 at 12:07 AM

melakukan kesalahan tanpa disengaja dan bahkan berakibat fatal hingga merenggut korban jiwa adalah hal yg sangat sulit untuk dimaafkan. tetapi be2rapa dari keluarga yg pernah merasakan bagaimana kata " maaf dan memaafkan" itu berakhir dengan suatu keindahan dan sukacita.
so, tidak salah meminta atau memberi maaf dengan ketulusan. salut buat tulisannya!

July 5, 2012 at 9:54 AM

@ke2naibetul mbak Myra, Alloh aja mau memafkan kok

July 5, 2012 at 9:56 AM

@Lidya - Mama Cal-Vinsetuju... rasanya plong seperti gak ada beban ya

July 5, 2012 at 9:59 AM

@Bung Penhosetuju dan sepakat dengan Bung Penho

July 5, 2012 at 10:44 AM

mohon maaf lahir batin yaaa....

July 5, 2012 at 11:23 AM

postingan yang bagus tentang Mampukah Kita Memaafkan?

July 5, 2012 at 1:48 PM

@Ratnawati UtamiSama-sama mbak

July 5, 2012 at 1:48 PM

@Obat Asam UratTerimakasih

July 5, 2012 at 7:48 PM

Memaafkan adalah perbuatan mulia. Walau kadang sulkit tetapi harus kita coba agar menjadi pribadi mulia.
Salam hangat dari Surabaya

July 7, 2012 at 1:33 PM

sepakat banget, memaavkan hal mulia yang sulit dilakukan, biasanya ketika saya merasa sulit memaavkan, say hanya berfikir kalo saya bukan sang hakim yang berhak memvonis, cz saya hanya manusia yang juga penuh khilaf salah, gimana kalo kesalahan saya ga dimaavkan orang, berabe nanti urusan di kampung akhirat, bisa2 lama masuk syurga..
* mohon maaf lahir batin ya sahabat muslim maya q
suka dengan cerita kentangnya

July 20, 2012 at 8:11 PM

@JOL
trims atas kunjungannya di rumah maya Mas Insan ini Jol, pasti ga nyadar kalo sudah berada di halaman maya seorang sahabat lainnya yaa? hehe..

Alhamdulillah jika postingan2 ku bisa bermanfaat bagi Jol dan teman2 lainnya, trims again atas komen dan kunjungannya ya syedara lon! :)

July 20, 2012 at 8:15 PM

@Pakde Cholik
walau tidak mudah, memang harus kita usahakan ya dhe... ? :)
salam hangat dari Banda Aceh..

July 8, 2013 at 8:39 AM

menginspirasi :)

Post a Comment

"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes