Minggu, 12 Februari 2012

Pesan Terakhir dan Nasehat Matahari


Bismillahirahmanirahiim
Sudah Sepuluh hari Ayah dirawat di rumah sakit, sudah sepuluh hari pula bergantian dengan kakak dan Ibu menjaga Ayah. Hari ini aku berangkat ke rumah sakit lebih awal dari biasanya. Ba'da Maghrib aku bergegas berangkat, tadi kakak telepon mengatakan berkali-kali ayah menanyakanku. Kira-kira seperempat jam aku sudah sampai ke rumah sakit DR Soetomo Surabaya, segera aku menuju ke palviliun tempat ayah di rawat. Kedua kakak dan Ibu sudah ada di ruangan, anehnya tidak seberapa lama ibu keluar sembari memberi isyarat kepada kakak agar ikut keluar.
Pintu Gerbang TMP Mayjen SUngkono

Assalamualaikum, aku memberi salam pada ayah. Tapi ayah hanya bisa mengangguk karena sejak dua hari lalu ayah mulai kesulitan bicara, kalaupun dipaksakan suaranyapun nyaris tak terdengar dan sulit dimengerti, dengan bahasa tulisan dan isyarat kami bisa berkomunikasi.

Tidak seperti biasanya kali ini ayah menatapku dalam-dalam sambil senyum mengembang dibibirnya yang mulai mengering. Kupegangi tangannya ku pijit-pijit kakinya, ah..., ayah badannya makin kurus. Kulihat ayah masih memandangku tapi kali ini matanya mulai digenangi air mata, membuatku jadi makin tidak mengerti bingung. kudekatkan bibirku ketelinga ayah sembari bertanya "ada apa ayah, ada yang ingin disampaikan?" ayah masih diam, sesekali memejamkan mata sambil menghela napasnya dalam-dalam. Kuulangi pertanyaanku "ada apa ayah, ada yang ingin disampaikan?" kali ini ayah memberikan isyarat agar aku mengambil sesuatu dibawah bantalnya, "ada apa dibawah bantal?" gumanku dalam hati. Tidak kutemukan apapun kecuali selembar kertas yang sudah terlipat. Lagi-lagi ayah hanya memberi isyarat untuk membuka tulisannya, dengan rasa penasaran pelan-pelan ku buka dan kubaca isinya.

Ya Allah ya Robb....!! aku terkesiap membacanya!!, aku benar-benar tidak menyangka ayah menulis ini untukku, sebuah amanah yang diberikan kepadaku, amanah yang cukup berat bagiku sanggupkah aku memenuhi amanah ayah..?? Sungguh berat dan teramat berat, desahku dalam kegamangan.   Aahh...!! ingin rasanya aku berlari dan berteriak sekeras-kerasnya, jika tidak ingat ini di rumah sakit dan didepan ayah yang tergolek lemah. Aku masih berdiri termangu didekat ranjang ayah, tidak tahu harus menjawab apa ketika ayah memberi isyarat padaku untuk menjawab pesan di selembar kertas itu.

Dalam jeda waktu yang tidak lama aku memohon kepada Allah. "Ya Allah beri kekuatan dan kemampuan  untuk memegang amanah dari Ayahku", sebuah rasa dilema yang kuhadapi, jika aku menjawab "TIDAK" berarti aku hanyalah seorang pecundang dan aku tahu betul ayah adalah orang yang sangat benci dengan seorang laki-laki pecundang, jika aku menjawab "IYA" apa yang bisa kulakukan, sedangkan aku belum punya bekal apa-apa untuk memenuhi amanah tersebut. Ah entahlah... jika memang ini bisa membuat ayah bangga punya anak aku, insya Allah kusanggupi permintaannya.

Kini aku yang memandang ayah dalam-dalam, lama kumenatap wajah ayah, sesekali kubaca lagi sebaris kalimat yang ditulis ayahku. Dengan membaca bismillah kumantabkan tekadku untuk menerima amanah dari ayah, kudekatkan kepalaku ditelinganya dan kukatakan "Insya Allah anakmu sanggup menerima amanah ini ayah!!, doa restu dari ayah dan ibu yang kuminta.." ya Allah...bimbinglah aku untuk bisa membuat ayah bahagia. Kulihat ayah tersenyum, entah apa yang ayah rasakan saat ini, harapanku disaat-saat terakhirnya aku bisa membahagiakannya.

Malam kian larut suasana di rumah sakit makin kian hening, Alhamdulillah ayah sudah mulai tidur, sepertinya pulas sekali setelah seharian sulit tidur karena gelisah. Mungkin perasaan lega yang membuatnya tidur pulas. Hati ini bagai tersayat-sayat melihat kondisi ayah yang makin melemah dan berkutat dengan obat, injeksi serta selang infus. Disini diruangan ini aku masih terjaga menunggu, rasanya tidak ingin melewatkan saat-saat terakhirnya berlalu begitu saja. Sementara kakak dan ibu tertidur di kursi depan mungkin letih seharian merawat ayah.

Huks...huks..!, kudengar ayah batuk-batuk dan terbangun dari tidurnya, nafasnyapun mulai berat dan tersengal. Ayaah....aayaaah...!!, aku berteriak memanggilnya hingga ibu dan kakak berlari menghampiriku, tak lama dokterpun datang memeriksa keadaan ayah, dokter memberi isyarat agar kami pasrah.  Ayaaahh...!!, kupanggil sekali lagi tapi ayah tak bergeming lagi, kubisikkan di telinganya "ayo ayah sebut asma Allah...!! ayo ayah katakan "La ilaha illallah" ayo ayah..., ayah tidak bereaksi apa-apa makin membuatku gelisah, ayo ayah sebut asma Allah...!, sebut asma Allah...!

Entah keberapa kalinya aku mengucapkan kalimat itu, aku menangis melihat ayah tidak bereaksi sama sekali, hanya nafasnya yang makin tidak teratur. Aku menangis...dan menangis dalam keputus-asaan. Tiba-tiba ayah membuka matanya dan bibirnya bergerak-gerak mengucapkan sesuatu, walau tidak terdengar tapi dari gerakan bibirnya mengisyaratkan bahwa Ayah insya Allah menyebutkan Asma Allah pada nafas terakhirnya. innalillahiwainnailaihirojiun..! Ternyata selembar kertas wasiat ini adalah pesan terakhirnya, senyum tadi juga senyum terakhir yang dia berikan untukku. Pada pukul 00.15 WIB tgl 15 Januari 1999 telah berpulang seorang ayah tercinta untuk memenuhi panggilan Ilahi.

***

Hari itu bertepatan hari jum'at kira-kira pukul 10.30 prosesi pemakaman di TMP Mayjen Sungkono selesai, satu persatu pengantarpun mulai pulang, aku masih termangu didepan makam ayah, kutatap dalam-dalam nisan bertuliskan nama ayah, nama yang selalu melekat dihatiku, kuambil lagi sebuah kertas dari saku celana, kubaca dan kuresapi makna pesan terakhir ayah "Anakku, engkau telah memilihkan Islam sebagai keyakinan kita bersama, sampaikan apa yang harus disampaikan kepada orang lain, agar makin banyak yang bisa mengambil manfaatnya" aku benar-benar bingung harus bagaimana memulainya, banyak buku referensi agama yang telah aku baca tapi benar-benar tidak tahu bagaimana harus memulai mensyiarkannya.

Ah entahlah!!, pikiranku benar-benar kosong, dengan langkah gontai kutinggalkan peristirahatan terakhir ayah. Aku menengadah kelangit dan kupandangi matahari yang mulai meninggi, dia tersenyum melihat kegalauanku. Dan seolah membisikkan sebaris kalimat untukku "Allah memberikan cahaya kepadaku, maka akupun selalu membagikan cahaya itu kepada dunia, agar bisa menerangi kegelapan" aku tersentak dari lamunanku!!. Seperti sebuah tamparan atas kebodohanku, ya Allah betapa bodohnya jika aku tidak berbuat sesuatu untuk mensyiarkan agama-Mu. Seperti sang matahari yang tidak pernah bosan membagikan sinarnya pada kegelapan. Ah betapa dzalimnya diriku apabila tidak menyampaikan ilmu yang Engkau beri untuk kemaslahatan umat yang membutuhkan. Terimakasih ya Allah, Engkau telah memberi pemahaman melalui perantara matahari sebagai ayat kauniyah-Mu

Maka Demi rasa Cintaku pada Allah dan Rasulnya juga rasa cintaku pada Ayah yang telah membesarkanku, aku berjanji insya Allah akan berbuat sesuatu untuk Islam agamaku....., .Allahu Akbar....Allahu Akbar...Allahu Akbar....!!

~Bersambung ~

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


(tulisan ini aku dedikasikan untuk Ayah tercinta)




94 comments

Anonim
12 Februari 2012 pukul 01.59

innalillahiwainnailaihirojiun, saya turut berduka sob, semoga beliau bahagia disana :) lanjutkanlah amanah terbaik dengan bersama ALLAH SWT pastinya segala urusan dapat terlaksana :)

12 Februari 2012 pukul 02.06

subhanallah... blog ini sepertinya bukti nyatanya, mas. pasti sang ayah bahagia disana. smoga selalu lapang untuk ayahanda disana... amin..

12 Februari 2012 pukul 05.42

Subhanallah...keren mas Insan.
Adakalanya, kita letih mencari cahaya, dan kemudian tersadar..bahwa Allah pun menjadikan kita sebuah cahaya bagi kehidupan orang lain. Menjadi sebuah cahaya kecil, bagi banyak kegelapan yang belum pernah kita raba memanglah sulit. Tapi ingatlah, Allah adalah cahaya terbesar yang akan membuat kita tegak, saat dada terasa sesak oleh tetes demi tetes luka.
Semoga ayah di sana menyaksikanmu dengan senyuman terindah di sisiNya. Amin.

12 Februari 2012 pukul 09.06

@HEЯRYTerimakasih mas Herry, insya Allah akan berusaha dilaksanakan amanah tsb

12 Februari 2012 pukul 09.07

@AccilongTerimakasih Achi, semoga blog ini bisa menjadi saana dlm mewujudkan amanh tsb

12 Februari 2012 pukul 09.09

subhanallah,
innalillahi wainna ilaihirojiun....

subhanallah,
siapa bilang kang insan gk bisa nulis. ini salah satu tulisan terindah dan salah satu tulisan yang membuat hati saya luruh kang. kisah yang benar benar menginspirasi. terimakash sudah bebagi kisah hidup kang insanyang dahsyat ini.

aku yakin, kang insan mampu untuk mengemban amanah itu. ayo kang, kita ada untuk dukung kang insan....

kang, semoga ayah kang insan di tempatkan di tempat terindah di sisiNYA ya ...

12 Februari 2012 pukul 09.12

@Nick SalsabiilaSubhanallah komentarmu tidak kalah kerennya Nick.., aku selalu berharap bisa menjadi cahaya kecil yg bisa menerangi kegelapan, sebuah cahaya yang merujuk pada cahaya terbesar milik Allah, sungguh suka komentarmu, sangat memotivasi

12 Februari 2012 pukul 09.24

@MUHAMMAD RIDWANTerimakasih Kang Ridwan, alhamdulillah tulisan hasil dari belajar di FiksiQ, blog yang banyak mengajariku utk menulis.

terimakasih juga doa dan suportnya

12 Februari 2012 pukul 09.44

Subhanalloh.. innalillahi wainnailaihi raji'un..
disini.. adalah salah satu tempat tersyahdu yang aku gemari.. dimana banyak hikmah dan untaian nasihat mendalam yang bisa dengan mudah ana dapatkan.. semoga Alloh mengampuni dosa-dosa beliau, menerima semua amalan sholeh beliau.. dan menempatkannya pada tempat terbaik.. insyaAlloh ayahanda mendapatkan kemudahan untuk mencapai Syurga karnnamu ka Insan.. do'a2 mu.. amal2 sholihmu..
Ahbabkumulloh wa barokallohufikuum.. :)

12 Februari 2012 pukul 09.48

Wah...ceritanya menyentuh banget...Subhanallah...Semoga senantiasa mendoakan orang tuanya yah kang...Dan jangan lupa menjalankan amanah yang diberikannya...Amalan anak adalah amalan orang tua, karena anak adalah buah dari ajaran orang tua...Wallahu a'lam bishowwab...

12 Februari 2012 pukul 10.37

:')

12 Februari 2012 pukul 10.47

Innalillahi wa innaillahi raajiuun..
Subhanallah.. lagi-lagi asa saya terserak di sini. sungguh indah pesan dan ayahanda mas. benar-benar indah. jadi makin tahu siapa dibalik kegigihan mas untuk terus menebar ilmu tentang agama Islam, baik dalam lisan, tulisan maupun tindakan. ternyata dari amanah pesan terakhir ayah. ya Allah, saya bangga :)
makasi mas :)

12 Februari 2012 pukul 10.56

@Insan Robbani aih, saya jadi malu .... ;)

12 Februari 2012 pukul 14.10

semoga allah melapang kubur beliau dan menempatkan nya di jannatun na'im..aamin ya rabb, terharu membaca pesan terakhir nya..semoga kak insan bisa melaksanakan nya ...

12 Februari 2012 pukul 14.17

@Anna AQyuanAmin...amin...amin..
sterimakasih Anna, sangat tersanjung dengan komentarmu, insya Allah sebagai motivasi untuk menulis yg lebih baik dan lebih baik lagi..

12 Februari 2012 pukul 14.17

innalillahiwainna ilaihi raji'un

subhanallah, luar biasa mas pesannya. semoga mas insan bisa slalu mnjaga amanahnya.aamiin

salam kenal dari saya :)

12 Februari 2012 pukul 14.20

@farid maricaralhamdulillah, terimakasih Farid, doa dan suportnya sangat saya butuhkan

12 Februari 2012 pukul 14.25

@Monika Yulando Putriterimakasih Monika

12 Februari 2012 pukul 14.26

@Irma Devi Santika Terimakasih Irma, insya Allah ayahnya juga selalu memberi pesan pada anaknya utk bersikap serta menjadi anak yg baik dan membanggakan

12 Februari 2012 pukul 14.28

@MUHAMMAD RIDWANgpp kang saya harus jujur dan belajar pada ahlinya

12 Februari 2012 pukul 17.06

Innalillahi wa innaillahi raajiuun....
Almarhum meninggalkan amanah yang indah. Semoga bisa terus dijaga dan dilakukan.

12 Februari 2012 pukul 17.08

Innalillahi wa innaillahi raajiuun..
subhanallah.. mas Insan.. banyak diriku belajar dari ruangmu disini.. :')
smoga amal saleh beliau diterima dan dosa-dosa yang pernah dilakukan diampuni.. dan smoa Allah kuatkan langkah dan hati sang anak untuk menjalankan amanah dari sang ayah.. amin Ya Rabb.. :)

12 Februari 2012 pukul 17.59

@meutia rahmahAmin ya Robb.. terimakasih untuk doanya, semoga Allah memudahkan bagiku dlm menjalankan syiar agama-Nya

12 Februari 2012 pukul 18.03

@Aasiyah Humnahsemoga Allah memudahkannya, sebagai anak yg pernah mengislamkan keluarga, maka dituntut sebuah konsekwensi (baca: Kado Terindah dari Allah)

Salam kenal juga dari saya dan terimakasih sdh berkunjung

12 Februari 2012 pukul 18.04

@SusindraTerimakasih mbak Susi, doa dan suportnya sangat saya butuhkan

12 Februari 2012 pukul 18.05

Hanya bisa berdo'a semoga tiap dosa yang beliau kerjakan diampuni dan kebaikan yang beliau lakukan mendapatkan ganjaran yang berlipat.. pun setiap amalan yang dilakukan oleh anaknya serta manfaat yang telah dirasakan oleh orang2 semoga makin menambah pundi2 pahala beliau.. Aamiin.. :)

12 Februari 2012 pukul 18.09

@Erlangga KusumawijayaTerimakasih Angga, terutama terimakasihku doa untuk alm ayah, alhamdulillah jika diruangan ini ada manfaatnya berarti amanah ayah sdh mulai bisa dijalankan

12 Februari 2012 pukul 18.11

subhanallah, semoga Allah swt selalu memberikan jalan yang terbaik pada hamba-hamba-Nya :)

12 Februari 2012 pukul 19.32

@Andro Bhaskaraamin ya Robbal alamin, terimakasih Andro, dan saya yakin mengenalmu juga menambah pundi2 kebaikan bagiku

12 Februari 2012 pukul 19.34

@Rakyan Widhowati TanjungAlhamdulillah, amin,,,sesungguhnya doa yang baik serta kebaikan kepada seseorang akan kembali kepada diri sendiri

12 Februari 2012 pukul 20.34

Innalillahi wainnailaihi rodji'uun...dari Nya, kembali pada Nya. aku hanya ingin menjadi anak yang soleha. dan termasuk ke dalam golongan orang-orang beruntung.
semoga yang menjadi masa lalu, tak meninggalkan noda untuk masa depan ku.
insyaAllah ayahnya mas Insan sudah beristirahat dengan tenang di tempat terindahnya. amiin....

13 Februari 2012 pukul 00.48

MasyaAllah. . .
keren misinya. . .semangka ya sob. . .semangat karena Allah, InsyaAllah

13 Februari 2012 pukul 02.06

Innalillahi wainnailaihi rodji'uun ...
semua yg berasal dri-Nya akn kmbali pda-Nya
dan ktika smua skema dan rncana tiap insan telah terpetakan
mka brbgai keikhlasan terasa indh u/ dijdikan pilihan

postingan yg bgitu mnyentuh serta mngandung bnyk hikmah !
salam knal mas,... sya pndtang bru dsni ^^

13 Februari 2012 pukul 09.48

Subhanalllaaaah... Uthe terharu kang...
Ayah Kang Insan pasti bangga bangeeet punya seorang putra seperti kang Insan....
^_^

13 Februari 2012 pukul 11.21

Ku kira adanya blog ini juga salah satu jalan untuk memenuhi keinginan almarhum ayah nya mas Insan. :)
Semoga selalu dimudahkan jalannya ya mas, untuk memenuhi amanah tersebut..

13 Februari 2012 pukul 13.09

@Aisa Juliaamin..., terimakasih Aisa, semoga Ayahku bisa tersenyum bangga melihat anaknya

13 Februari 2012 pukul 13.11

@Kaito Kiddalhamdulillah..., oh iya salam kenal ya, blognya juga keren kok

13 Februari 2012 pukul 13.14

@Sandyterimakasih maas Sandy, salam kenal juga, tulisan mas Sandy juga bagus kok

13 Februari 2012 pukul 13.15

@rusdah hayatiAlhamdulillah Uthe, harapanku bisa membuat ayah bangga, sesulit apapun, insya ALlah dijalani

13 Februari 2012 pukul 13.17

@armaeAduh Rie..., blog ini msh jauh dari yg diharapkan, hanya semangatlah yg membuat saya eksis, tentunya suport dari Rie dan temen2 lain sgt besar maknanya

13 Februari 2012 pukul 13.53

Kunjungan perdana
Subhanallah...
keren postinganx mas ^^

13 Februari 2012 pukul 15.04

@Nunumakasih adik Nunu..,postingan diblognya juga keren kok

13 Februari 2012 pukul 17.23

Innalillahi wainnailaihi rodji'uun ...semoga amal dan ibadah beliau diterima disisi Allah SWT,

Kang Insan Woww..kerennn, aku thu suka banget baca postingan kang insan, seperti sebuah cerita tapi aku bisa rasakan, sperti aku yang ada di posisi itu :)

wah PR nya uda kelar ya kang, aku belum niee... :(

13 Februari 2012 pukul 18.34

Saya terharu membaca dan mengetahui inti nasihat dari Ayahanda; jadi ingat sebuah kalimat: sampaikan kepadaku walau hanya satu ayat!
Kepergian Ayahanda tidak sia-sia, beliau sudah meninggalkan keturunan yang Mukmin/mukminat. Salam sahabat, semoga Allah SWT meridhoi Anda sekeluarga, dan juga saya dan seluruh kaum muslimin..amin

13 Februari 2012 pukul 18.40

@selviTerimakasih Selvi, jika ada yang suka insya Allah ayahpun ikut merasakan suka.

mana nih PRnya..

13 Februari 2012 pukul 20.06

asli mantep -.-"
bikin kangen ma ayah.ku -.-"

14 Februari 2012 pukul 07.58

@geje.mletemakasih mas, maaf kalo jadi bikin kangen ayah....

14 Februari 2012 pukul 09.19

innalillahi wainnailaihi rojiun,

kata2 ini subhanallah, Masya Alloh :
B "Allah memberikan cahaya kepadaku, maka akupun selalu membagikan cahaya itu kepada dunia, agar bisa menerangi kegelapan" aku tersentak dari lamunanku!!,

AKU TUNGGU KELANJUTANNYA. Ayah ku ketika pergi tak berpesan, dan aku tak melihatnya ketika perggi. Aku masih kecil kelas 3 SD, jadi ingat ayah.. Insya Alloh bisa posting ttg ayah untuk mengobti rasa rindu,

Mudahan kita smwnya, bisa dipertemukan di akhirat kelak Aamiin

14 Februari 2012 pukul 12.28

@Annur EL- Kareeminnalillahi wainnailaihi rojiun, ikut bersedih, walau secara Lisan maupun tulisan tdk memberi pesan, insya Allah dari doanya selalu berharap putra/inya menjadi yg terbaik

14 Februari 2012 pukul 12.36

Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu..aamiin.. T_T jadi inget papa nun jauh disana..pengen peluk papa >.< hiks

Warisan Ayah ialah nasihat. Harta yang tak akan ternilai dari apa pun #TerimakasihAyah

14 Februari 2012 pukul 14.00

@Nurul Inayah JoisangadjiAmin...., wah ayah Inuy dimana? di ternate kah?
salam hormatku buat beliau..

Setuju... Nasehat Ortu tdk bisa dinilai dgn uang dan emas sekalipun..., hiks... love u father..

14 Februari 2012 pukul 14.26

subhanalloh postingan ini luar bisa mas :')
semoga ayah mas bahagia disana disisi Allah, amiiin yaa Rabbana :)

14 Februari 2012 pukul 20.31

@frismaianggitAmin... semoga ya Frisma, ituharapan saya..., makasih udh berkunjung

14 Februari 2012 pukul 23.14

"engkau telah memilihkan Islam sebagai keyakinan kita bersama, sampaikan apa yang harus disampaikan kepada orang lain, agar makin banyak yang bisa mengambil manfaatnya"

Subhanallah ... saya terharu membaca ini. Seandainya ayah Devon melihat, di kedua mata saya sekarang menggenang titik2 air.

Ayah Devon sudah berbuat banyak melalui blog ini. Sy selalu tersentuh bilamana membaca kisah2 muallaf. Bagi saya, kisah2 parra muallaf selalu bisa menampar sy yg sudah Islam sejak lahir. Membayangkan bgm bisa Islam menjangkau kedalaman hati org2 yg bukan Islam sejak lahir sungguh mengundang berbagai rasa menyeruak, ya haru ya malu ya takjub, dan kagum sama Sang Pencipta Hati.

Ini bagi saya spt membuktikan hadits yang mengatakan jika kita berjalan, Allah mendatangi kita sambil berlari. Hidayah itu pasti sampai kepada org yg benar2 mencari walau ia kelihatannya sangat jauh dari cahaya Islam (spt juga buku2 yg sy baca ttg kisah2 muallaf barat).

Keep blogging ayah Devon maka manfaat itu akan semakin banyak tertebar. Tolong banyak digali kisah2 menyentuhnya berkenalan dgn Islam ya. Saya sangat haus kisah2 seperti itu.

14 Februari 2012 pukul 23.46

@MugniarAduh saya ikut terharu baca komentar Bundanya Fiqthiya.

terimakasih bunda atas apresiasinya, saya seperti mendapat keluarga baru yang selalu menyemangati, menurut pengakuan Almarhum Ayah ciri2 Islam yang benar sangat pas dengan budaya masyarakat Jepang yang suka dgn kedisiplinan, kebersihan, menghargai sesama dll, makanya begitu Ayah banyak tau tentang Islam yg sesungguhnya seperti ada kemistri, dan tidak ragu dgn Islam serta berubah 180%. inilah seharusnya sikap yg dimiliki umat Islam pada umumnya, harus merasa memiliki, dan apabila rasa memiliki itu tumbuh dlm hati, insya Allah kecintaan thd Islam akan tumbuh subur...

sekali lagi terima kasih Bunda, terimakasih juga atas kunjungannya.

15 Februari 2012 pukul 12.18

@Insan Robbani

yup betul, papa n mama bserta keluarga bsr d ternate babeeeh ^^

15 Februari 2012 pukul 13.51

@CahNdesoAmin, saya mengamini do'anya mas, saya percaya mas lebih baik dari saya, Salam sahabat...

15 Februari 2012 pukul 14.01

@Nurul Inayah JoisangadjiHebat... salut buat Inuy

15 Februari 2012 pukul 15.44

subhanallah...
tulisan anda begitu menyentuh...& brmanfaat bnget.
ini baru pertama kali aku singgah diblog anda meski dah tau di bloofer fb.
aq yg baru blajar ngeblog moga bs blajar dr pean, ni blogwalking aja, cr ilmu.inspirasi
http://www.coretan-anna.blogspot.com/

15 Februari 2012 pukul 19.35

@istianawaduh terimakasih mbak Anna, dan alhamdulillah bila bermanfaat, tapi saya liat blognya mbak Anna keren loh, puisinya indah.

16 Februari 2012 pukul 06.07

Assalamu'alaikum...
Ikut berduka cita saudaraku..Innalillahi wa inna raji'un..
Semoga mendapatkan tempat yang terbaik dan diterima segala amalan ibadanya serta diampuni segala dosa beliau aamiin....

Amanahnya adalah estafet untuk senantiasa mendakwahkan Islam ya saudaraku...semoga Allah memudahkannya aamiin
Barakallahu fiik

16 Februari 2012 pukul 07.08

Assalamu'alaikum sahabat
Kunjungan perdana di sini sahabat dan mengucapkan turut berbela sungkawa sahabat.
Semoga segala amal ibadahnya di terima Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Follow sini juga sahabat 327

16 Februari 2012 pukul 08.50

Pena hadir dan absen pagi sobat di sini...
Pena menyampaikan turut berbela sungkawa sobat

16 Februari 2012 pukul 18.44

@Ferry Nursewaalaikumsalam, terimakasih atas ucapannya dan kunjungannya, semoga mas Ferry Nurse berkenan di rumah ini, salam sahabat dan salam ukhuwah, saya sdh folback juga

16 Februari 2012 pukul 18.45

@Kompilasi Penaterimakasih sahabat pena, semoga kabar baik selalu menyertai sahabat

16 Februari 2012 pukul 18.48

@Muhasabahwaalaikumsalam..., Terimakasih mas Abu Farras, dengan senang hati saya mengamini do'anya

sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas suportnya, untuk bisa istiqomah menjalankan amanah yg dipesankan.

17 Februari 2012 pukul 09.44

innalillahi wainnalillahi raaji'un,,saya trut berbela sungkawa mas,,
jujur,,saya tersentuh membacanya,,,saya juga jadi teringat dengan pesan ALm ayahanda saya mas,,pesan@ singkat,,sekolah setinggi2@,,paling rendah s1. :)

17 Februari 2012 pukul 10.31

sampaikanlah walau hanya satu ayat.. :)

turut berduka yaa kang, meskipun kejadian ini sudah cukup lama, tapi dari tulisan ini dhe merasakan kalo kang insan masih cukup merasa kehilangan atas sosok ayah.. semoga Allah memberikan tempat terbaik untuk beliau..

17 Februari 2012 pukul 14.00

Nice post gan. . Slam kenal ya . . .

17 Februari 2012 pukul 14.35

teruslah berjuang kawan, sampaikan apa yg menjadi amanat dr ayahanda semoga perjuangannya mendapat jalan yg lapang. Amin...

17 Februari 2012 pukul 15.08

@farel_iraksaya juga ikut bela sungkawa mas..., berarti hrs ttp semangat belajar dong, S1 sdh lulus blom nih, kalo sdh kejar S2 dan S3nya

17 Februari 2012 pukul 15.11

@dhenok habibieBetul Dhe terasa sgt kehilangan, krn Ayah sosok hero bagi keluarga kami, ketika ngadepin kebandelan anak2nya tdk pernah bosan menasehati, ketika anaknya hilang semangat tdk bosan menyemangati dsb..

17 Februari 2012 pukul 15.12

@Arief Rachmadi Blogger PemulaTrimakasih kunjungannya, salam kenal juga.

17 Februari 2012 pukul 15.15

@outbondmalangalhamdulillah..., terimakasih suntikan semangatnya, saya mengamini doa sahabatku..

17 Februari 2012 pukul 18.54

Keren banget *_*

17 Februari 2012 pukul 19.23

Subhanallah... terharu saya kek...
sungguh tulisan yang menggugah....

17 Februari 2012 pukul 21.24

tulisan ini kembali mengingatkan akan sosok ayah yg baru saja meninggalkanku sebulan lalu...moga ayah kita mendapat tempat yg baik di sisi Allah swt... tak ada yg bisa menggantikan kasih orang tua kecuali kasih Allah SWT...maka kita harus mengihklaskan beliau ayahanda tercinta untuk kembali ke yang Maha Kasih...

17 Februari 2012 pukul 21.54

@Elfrida Chaniamakasih Elfrida atas kunjungannya

17 Februari 2012 pukul 21.55

@Latifah Ratihterimakasih Lathifah, hayo mana postinganmu...?

17 Februari 2012 pukul 21.57

@NIT NOTbetul Mas, semua yang kita cintai sesungguhnya milik Allah, maka apabila diambil pemiliknya, kita harus ikhlas melepasnya...

18 Februari 2012 pukul 11.12

semoga amal ibadah ayahmu diterima disisi Allah SWT dan diberi ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkannya

18 Februari 2012 pukul 11.17

kisah nyata yang begitu sangat mengharukan...

Anonim
18 Februari 2012 pukul 13.23

subhanalloh, spechless, wahai Rabbi terima lah ayah mas Insan disisimu, berikanlah beliau nikmat kubur mu yang begitu indah, dan mudahkanlah mas Insan dalam menjalankan amanah dan wasiat ayah... (Rima)

nda bisa komen lewat blog, hikz...

18 Februari 2012 pukul 15.53

@obat herbal strokeAmin, semoga Allah mengabulkan doa kita semua

18 Februari 2012 pukul 15.54

@kios herbalterimakasih sdh berkenan untuk membaca

18 Februari 2012 pukul 15.55

@AnonymousYa Allah ya Robb... semoga Engkau berkenan mengabulkan doa Rima.

Anonim
21 Februari 2012 pukul 20.30

aku baru baca ini kang, semoga beliau bahagia ditempat peristirahatannya ^^

25 Februari 2012 pukul 22.53

@Tri HastutiAmin... semoga ya Dik

1 Maret 2012 pukul 21.54

Innaalillaahi wa innaa ilaihi raaji'un..

Sejatinya hidup selalu memperlihatkan kepada kita bahwa ada yang datang dan ada yang pergi. Pun itu akan berlaku pada diri-diri kita. Semoga kesabaran selalu ada ketika Allah mengambil orang yang sangat kita sayangi. Karena ayah tak ubahnya sosok yang telah dititipkan sebagian karyaNya untuk membentuk kita..

Tulisan yang mengharukan..
Oh iya, saya titip award untuk kakak disini. Silakan diambil ya..
http://bianglala-basmah.blogspot.com/2012/03/award-versatile-blog.html
barakallaahu fiik untuk setiap tulisan dan ruangnya.. ^^

1 Maret 2012 pukul 23.09

@Bianglala BasmahTerimakasih.., dan terimakasih untuk awardnya, sdh langsung dipajang di kolom Awardku

8 Agustus 2012 pukul 12.18

Ayahanda mas Insan meninggalkan wasiat sebagaimana Nabi Ibrahim dan Nabi Yaqub kepada anak-anaknya (Albaqarah 132-133). Sungguh itu adalah sebaik-baik wasiat. Begitu ingin anaknya tetap menjaga keislamandan keimanan, bahkan mensyiarkannya agar bermanfaat buat orang lain.

Semoga Allah menerima kekafahan beliau dan mengampuni segala dosanya.

Tissuenya habis 3 mas...hiks..

6 Januari 2013 pukul 10.00

@nikenbetul mbak, Aamiin terimakasih mbak atas doa untuk Ayahanda

7 Januari 2013 pukul 17.20

Subhanallah... benar2 terharu membacanya... Semoga Allah memberi kekuatan bagimu untuk senantiasa bisa menjalankan amanah ayahanda.. aamiin...

8 Februari 2013 pukul 21.09

Semoga keluarga ini memang didekatkan kepada kami.

Beberapa hari ini kangen banget sama bapak. Andai kondisi memungkinkan, rasanya aku mau lari ke yogya.

Posting Komentar

"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes