Minggu, 15 Juli 2012

Bijak Menulis dan Berprasangka Baik


Oleh: Sary Melati


"Ah, ternyata tas yang aku beli seharga 200 ribu kemarin tidak sia-sia ketika kuberikan kepada orang lain. Gratis. Indah :)"

Sepotong kalimat yang kubaca melalui layar ponselku. Ada yang menggelitik hatiku, perlukan untuk suatu kebaikan yang dilakukan selalu dituliskan dalam media sosial? Mari berprasangka baik. Mungkin teman ini hanya mengungkapkan perasaan hatinya. Tidak ada maksud menyombongkan diri dan pamer kebaikan. Hanya sebatas menuliskan apa yang dirasakan, lupa kalau akun media sosialnya terhubung ke ribuan orang pengikutnya.

Salah satu alasan seseorang menulis adalah untuk mencatat perjalanan hidup yang dilalui. Susah, senang, bahagia, sedih, ketika dibaca lagi selalu menimbulkan getaran-getaran tersendiri di dalam hati. Ternyata aku pernah mengalami ini, ternyata aku pernah memutuskan seperti itu. Alih-alih melupakan masa lalu, pilihan terbaik adalah menuliskannya.

gambar dari sini
Lalu apakah kita sudah cukup bijak ketika menulis? Perkembangan teknologi sekarang membuat orang semakin leluasa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya melalui sebuah tulisan yang bisa diakses orang banyak. Sebagai pembaca, mampukah kita memelihara prasangka baik ketika membaca tulisan seperti sepotong kalimat di atas?

Ramadhan sebentar lagi, sahabatku. Sebagai muslim kita tentunya sudah mengerti makna dari berpuasa. Bukan hanya sekadar menahan rasa lapar dan dahaga. Bukan sekadar menahan nafsu dan emosi. Sebagai blogger dan penulis ada hal lain yang mungkin luput dari perhatian kita. Menahan diri melalui tulisan-tulisan kita.

Mampu menahan rasa haus dan lapar tapi mengeluh lewat tulisan. Berbuat kebaikan lalu menceritakannya lewat tulisan. Berpuasa tapi merencanakan menu berbuka secara berlebihan melalui tulisan yang bisa dibaca banyak orang. Sudah bijakkah kita menulis?
Ketika membaca keluhan seseorang, apa yang kita rasakan? Ketika mengetahui kebaikan yang dilakukan seorang teman, apa yang kita pikirkan? Ketika melihat rencana berbuka puasa orang lain, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita ikut merasa kesal, melontarkan tuduhan atau timbul perasaan iri? Sudahkah kita memelihara prasangka baik dalam benak kita?

Pertanyaan-pertanyaan diatas sungguh tidak bermaksud untuk menggurui, karena sesungguhnya sedang aku tujukan kepada diriku sendiri, sudahkah pandai menjaga rasa, pikir dan lakuku? 

Marhaban Yaa Ramadhan…

Dengan kerendahan hati aku meminta maaf untuk setiap salah dan prasangka yang mungkin pernah terlintas tanpa sengaja di dalam hati ini ketika membaca tulisan para sahabat. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kita semua. Aamiin ya Rabb..


Kontributor


 

19 comments

15 Juli 2012 pukul 18.34

Luar biasa sekali tulisannya..
mudh2an dngn menulis bisa membuat kita lebih mempunyai prasangka baik :D

15 Juli 2012 pukul 21.50

ada baiknya kita selalu berfikiran positif ya mbak, apapun itu

16 Juli 2012 pukul 09.09

husnudzon... like this!!!

16 Juli 2012 pukul 09.33

Bijak menulis
intinya itu ya Mbak :)

16 Juli 2012 pukul 10.50

keep khusnudzon..
alangkah indahnya hidup jika kita selalu berbaik sangka..:)

16 Juli 2012 pukul 13.55

memang berbaik sangka itu punya power luar biasa,ketika dalam keadaan perih namun tetap berbaik sangka menjadi energi positif

16 Juli 2012 pukul 16.34

Amin....
semoga senantiasa dijaga...

benar juga kang....
seringkali sebuah ucapan yg tertuang dlm tulisan di dunia maya ini terlontar begitu saja....
untuk itu... mari saling memaafkan...

16 Juli 2012 pukul 18.04

@karyakuumyyups sepakat..., dengan menulis bisa mendewasakan diri

16 Juli 2012 pukul 18.05

@Lidya - Mama Cal-Vinsetuju mbak Lidya, selalu belajar ppositive thinking

16 Juli 2012 pukul 18.05

@Sunterimakasih

16 Juli 2012 pukul 18.06

@Catatan si Rikimenulis sebagai media belajar juga tentunya

16 Juli 2012 pukul 18.07

@Mitra Yuniar Paramitaselalu berprasangka baik sblm tau masalahnya

16 Juli 2012 pukul 18.08

@jual sepatu onlinekata2nya indah dan inspiratif... terimakasih

16 Juli 2012 pukul 18.09

@JeQ the ShadowZ Knightbagi yang menulis harus bisa menyaring mana yg layak di publish dan yg membaca berpikir positif,.., mgkin itu yg dimaksud mbak Sary

16 Juli 2012 pukul 22.30

Tetap b'prasangka baik...

17 Juli 2012 pukul 00.24

@Nunuharus Nunu

22 Juli 2012 pukul 23.31

@karyakuumy

Aamiin.. mudah-mudahan selalu bisa menulis yang baik dan tidak menimbulkan prasangka buruk bagi pembaca :)

22 Juli 2012 pukul 23.32

@Lidya - Mama Cal-Vin

betul, mak.. Prasangka baik itu menenangkan hati..

25 Juli 2012 pukul 11.54

singkat dan menancap. terkadang Fb mang dah kayak tempat sampah, dan celakanya saya juga turut andil nyampah, astagfirullohaladzim.... terimakasih artikelnya, sangat mengingatkan

Posting Komentar

"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes