Tuesday, July 31, 2012

Wasiat Untukmu Orang Yang Kucintai

(Sebuah renungan untuk yang akan pergi meninggalkan dan ditinggalkan)

Oleh: Sarli Rahman


Maafkan aku jika membuatmu bersedih hati karena membaca wasiat ini. Tidak pernah sedikitpun terbesit di hatiku, untuk meninggalkanmu seorang diri. Tidak pernah ada keinginanku untuk membiarkan engkau mengarungi kerasnya hidup ini seorang diri. Bahkan enggan rasanya otakku berpikir sejenakpun tentang kata-kata perpisahan.
Jikalaulah boleh aku meminta, maka aku ingin meminta waktu yang lebih lama untuk membahagiakanmu. Jikalaulah bisa aku memutuskan, maka akan kuputuskan untuk menjadi imammu selamanya. Jikalaulah aku boleh menetapkan, maka akan kutetapkan usiaku, selama umurmu hidup di dunia ini. Namun aku tidak memiliki kekuasaan atas semua itu, karena ada satu Dzat yang mutlak berkuasa atas diriku, usiaku, rezekiku dan perjalanan cintaku. Dzat itulah Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dialah Tuhan Yang Maha Suci, Allah Subhanahu wa Ta'ala
"Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. Al-Hasyr: 23)
Ketetapan-Nya adalah mutlak. Keputusan-Nya harus berlaku. Rencana-Nya pasti terjadi. Janji-Nya akan terpenuhi. Hukum-Nya tak tergugat. Takdir-Nya pasti berlangsung. Dan salah satu takdir yang telah ditetapkan-Nya untuk setiap manusia adalah kematian. Dan Ketetapan itu tidak terkecuali untuk diriku. Maka bacalah Firman-Nya,
Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya). (QS. Yunus: 49)
Oleh sebab itulah aku menulis wasiat ini untukmu, karena cepat atau lambat aku akan dijemput kematian. Dengan alasan itu pulalah aku meninggalkan wasiat ini untukmu,  karena mau atau tidak mau, suatu saat aku harus meninggalkanmu. Karena ketetapan-Nya, tetaplah sebuah ketetapan, tanpa ada sesuatu halpun yang dapat mengubah, mempercepat atau menundanya.
Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) Nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. (QS. An-Nahl: 1)
Dan jika ketetapan tersebut telah sampai waktunya padaku, kuharap kau jangan bersedih atasnya. Aku tidak ingin kau meneteskan air mata yang berlebihan, sehingga dapat mengukir kerutan di kulitmu. Jika waktuku telah sampai, maka aku tidak ingin kau berlarut dengan penyebabnya, sehingga memekarkan benih-benih penyakit dalam dirimu. Dan jika aku harus benar-benar meninggalkanmu, maka kau harus mengerti, bahwa semua itu merupakan ujian keburukan bagimu. Seperti yang telah di Firmankan-Nya,
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (QS. Al-Anbiyaa’: 35)
Dan sebaik-baiknya orang yang menghadapi ujian buruk adalah menghadapinya dengan kesabaran. Itu juga yang seharusnya engkau lakukan, yaitu bersabar. Bersabarlah saat waktu itu datang. Bersabarlah ketika kau melihat tubuhku terkujur kaku. Bersabarlah saat kau merasakan suhu badanku tak lagi sehangat dulu. Bersabarlah saat kau menerima ucapan berbela-sungkawa dari karib kerabat. Kumohon, bersabarlah dengan kesabaran yang baik, maka dengan begitu kau membuktikan kekuatan imanmu, dan Allah akan menjadi satu-satunya penolong atas kesedihanmu.
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 153)
Jika saat itu datang, maka ucapkanlah"Inna lillaahi wainnaailaihi raaji'uun."
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Innalillaahi wainnaailaihi raaji'uun (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali)" (QS. Al-Baqarah: 156)
Jika saat itu kesedihanmu sangat mendalam, maka kumohon, bersegeralah memohon ampun, seraya berucap“Astaghfirullahalazim.
Ya Allah, mohon ampun atas segala dosa-dosaku
Jika kau merasa dunia akan runtuh dengan kepergianku, maka mohonlah pertolongan dari Allah, dengan doa  “Hasbunallah wani’mal wakil.”
…Cukuplah Allah  menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Imran: 173-174)
Cukupkanlah sudah kesedihan yang kau rasa, usaikanlah semua kegalauan  dihatimu, sirnakanlah setiap ketakutan dinadimu. Jika suatu saat kau merindukanku, maka bacalah syairku ini. Bacalah di setiap kenangan tentangku menjelma menjadi makhluk penghisap kebahagiaanmu.

Demi waktu, yang selalu diperingatkan-Nya kepada manusia
Aku ini ada dari ketiadaan
Dan aku akan tiada dari yang ada
Begitulah cara kerja sang waktu yang telah ditetapkan
Tak guna kau meneteskan airmata
Karena hujan akan menggantikan tugasmu untuk bersedih
Tiada guna kau gundah gulana
Karena mentari tetap akan mensedekahkan sinarnya untukmu
Aku hanya menghilang untuk sementara
Hingga hari kebangkitan mengadakanku lagi
Dan jika kita benar berjodoh karena-Nya
Maka aku tunggu engkau di sana
Di keindahan syurga Yang Maha Segala- Nya
Ku mohon jagalah ketaatan dan keimananmu pada-Nya

Kontributor:

12 comments

July 31, 2012 at 7:27 PM

Subhanaallah bagus sekali ceritanya, tidak terasa aku meneteskan air mata, seakan - akan aku yang mendapatkan wasiat itu.

July 31, 2012 at 8:37 PM

Hasbunallah wani’mal wakil...Ni'mal maula wani'mal wakil..

"Aku ini ada dari ketiadaan
Dan aku akan tiada dari yang ada"

July 31, 2012 at 9:11 PM

Waktu itu ada yang kehilangan, ada yang bilang innalillahi lha dikira ada yang meninggal padahal kan gag mesti yoo om :D

Keren deh ini, isin niar leg meh nulis :D

July 31, 2012 at 9:58 PM

Teringat kali pertama singgah di Bogor di saat hujan. Merinding mendengarkan lagu Opik berjudul "Bila Waktu T'lah Berakhir". Membaca tulisan ini diiringi lagu itu akan mengantar kita pd zikrul maut. Semoga kita tidak disibukkan persoalan dunia sampai2 lupa akan ajal yg sewaktu-waktu bs datang menjemput.

August 1, 2012 at 6:57 AM

Sesungguhnya kematian adalah kepastian yang dirahasiakan, karenanya siapapun yang lebih dulu berjumpa dengannya, maka hanya satu yang diharapkan dari yang ditinggalkan,hantarkanlah kepergiannya dengan keridhoan, semoga Allah menjadikan ahli syurgaNya. Pun begitu bila aku yang lebih dulu bertemu.
Semoga tidak dimatikan kita kecuali dalam keadaan membawa iman dan islam.

August 1, 2012 at 8:05 AM

Tak bisa berkata-kata..

TErharuu..

August 1, 2012 at 8:09 AM

ditinggalkan seseorang yg kita cinta. adalah hal terberat dr semua cobaan. tp sbg insan yg berharap mnjd makhluk yg lbh baik...persiapan diri utk menhadapinya adalah pilihan bijaksana. tapi....msh tapi lagi...sanggupkah saya??? :'(

August 1, 2012 at 9:04 AM

Terimakasih kang sudah bersedia memuat tulisan sederhana saya, semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya...!

August 2, 2012 at 4:07 AM

@Alfi SyahrinSetuju banget

August 2, 2012 at 9:09 AM

@Niar Ci Luk Baaiya..., ucapan itu kan tdk hrs ada org meninggal

August 2, 2012 at 9:13 AM

@walank ergeamembaca komentar ini juga ikutan merinding ih

July 20, 2013 at 9:41 AM

Manfaat الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Post a Comment

"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes