Friday, April 6, 2012

Mencari Pertanyaan dan Jawaban

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirahmanirahim
Untuk kedua kalinya aku dapat undangan dari teman untuk mendatangi sebuah majelis ta'lim, dari sebuah kelompok yang mengatas namakan tauhid, rasanya malas untuk datang, karena menurut pandanganku pribadi banyak hal yang tidak sesuai dengan kaidah dan pemikiranku. Ditengah-tengah kebimbangan aku mendatangi sahabatku yang juga seorang ustadz, kuceritakan tentang undangan berikut kesan-kesanku ketika pertama kali datang dimajelis sebulan yang lalu. Aku berharap mendapat pembelaan dari ustadz tersebut, ternyata justru sebaliknya aku malah di sarankan untuk mendatanginya, aku sendiri bingung kenapa malah disarankan datang. Ustadz tidak memberikan alasan jelas hanya berpesan untuk menyimak baik-baik apa yang disampaikan di majelis tersebut serta mengatakan ada saatnya mencari pertanyaan ada pula saatnya mencari jawaban.

Maka dengan segera aku menuju tempat pengajian. Dua jam penuh kuperhatikan apa yang disampaikan guru di majelis itu. Kucatat apa yang sekiranya menjadi pertanyaan yang mengganjal di benakku. Sepulang dari pengajian kusempatkan mampir kerumah ustadz, menceritakan apa yang kudengar dan kucatat, ustads hanya tersenyum. Entah apa arti senyumnya, dia hanya berkata, coba dikaji apa yang sudah didapatkan malam ini, cari benang merahnya apa yang mengganjal dihatimu dan Ustadz berjanji besok akan datang kerumah untuk mendiskusikan, mendengar itu maka akupun bergegas pamit pulang.

Sesampai dirumah kucari buku-buku referensi tentang bahasan di majelis ta'lim tadi, aku kumpulkan data-data dari berbagai ulama yang punya kredibilitas dibidang disiplin ilmu itu, kucatat, kurangkum referensi-referensi tersebut dengan harapan bisa jadi bahan diskusi dengan sang ustadz, makin lama makin terasa asyik dalam pencarian, dan suatu kebahagiaan bila bisa memecahkan suatu permasalahan dan mencari titik temunya

pict take here
Ba'da Isya' sang ustadz sudah datang silaturahmi kerumah, setelah sedikit cerita-cerita, dia menanyakan tentang hasil kajianku, aku mencoba memberikan argumentasi berdasarkan pendapat ulama golongan A, golongan B, C, D dan sebagainya dan terakhir memberi kesimpulan tentang permasalahan tersebut, hehehe... serasa membuat suatu makalah dalam skripsi aja. Setelah selesai menjabarkan balik menanyakan pendapat dari sang ustadz. Tapi lagi-lagi dia hanya tersenyum, yang bikin aku makin penasaran.

Ustadz menyeruput kopi di cangkir yang kuhidangkan kemudian menarik nafas dalam-dalam,  tak seberapa lama dia membuka suara. begitulah cara belajar agama Islam, bukan hanya sekedar dibaca, tapi dikaji dan diamalkan, berusahalah belajar dengan beberapa referensi yang berbeda, maka akan kau temukan benang merah dan titik temunya, jangan memutuskan sesuatu apabila belum tahu data-data yang jelas.

Ciri-ciri umat wasathon atau moderat selalu menganalisa sesuatu dari berbagai sudut pandang, memang terasa cukup melelahkan tapi hasilnya akan jauh lebih bagus. Ustad ibnu berhenti sejenak untuk menghela nafas, aku mendengarkan dengan seksama seakan tidak ingin satu kalimatpun yang terlewatkan, dia memang sangat piawai dalam mengurai suatu permasalahan, dia juga sangat mumpuni dalam ilmu tafsir, hadist, fiqh, filsafat, mantiq, ilmu hikmah  dan sebagainya,

Tak lama ustadz mengambil kertas kemudian menggulungnya dan memberikannya kepadaku seraya berkata, coba lihat dunia dari gulungan kertas ini, apa yang kau lihat? hanya sebagian kecil, hanya sebatas yang tampak dari gulunan kertas itu, tapi coba buka mata lebar-lebar maka akan tampak lebih jelas dan lebih luas yang ada dalam pandangan kita. Artinya jangan melihat Islam itu hanya sebatas yang ada dalam pikiran sendiri, tapi buka cakrawala seluas-luasnya bahwa Islam itu tidak sesempit pemikiran kita,

Islam sangat luas bahkan melebihi luasnya langit dan bumi, maka dari itu jangan mengungkung diri kita dengan sebatas satu kelompok dan satu uyunan, tapi berbaurlah dengan kelompok yang lebih luas, maka akan lebih banyak ilmu yang akan kau dapati. Kita jangan memposisikan diri seperti seorang buta yang mendifinisikan bentuk gajah hanya sebatas yang di sentuhnya kemudian bersikukuh bahwa yang dia sentuh adalah yang paling benar, tapi posisikan diri kita sebagai orang yang mempunyai pandangan yang luas yang bisa melihat bentuk gajah seutuhnya agar bisa mendefinisikan bentuk gajah dengan tepat dan akurat serta bisa dipertanggungjawabkan. Aku manggut-manggut sangat menikmati tauziahnya.

Dia tampak sangat serius wajahnya, akupun tidak kalah serius mendengarkannya, banyak dikalangan umat islam yang masih bersifat sektarian, masih taklid dengan kelompoknya sendiri dan mengaku hanya kelompoknya yang paling benar, tanpa mau menerima masukan dari orang lain, tanpa mau membuka diri untuk disiplin ilmu yang lain padahal siapapun tidak ada jaminan ma'sum kecuali Rasulullah. Fenomena yang sering terjadi dalam lingkungan umat islam adalah saling melecehkan dan saling merendahkan, yang ahli syariat mengatakan bid'ah pada yang belajar hakikat, yang belajar hakikat merasa dirinya lebih tinggi maqomnya dari yang belajar syariat.

Padahal jika diruntut dari sejarahnya, Rasulullah tidak pernah membedakan suatu ilmu berdasarkan syariat dan hakekat, yang ada hanya Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnahnya, lantas kenapa harus diributkan, dan untuk apa diributkan karena apa yang diwahyukan Allah dan yang disampaikan Rasulullah semuanya mencakup ilmu syariat dan hakikat, bukan untuk diperselisihkan tapi untuk di sinergikan, itulah letak kesalahan fatal umat Islam sekarang, sehingga sangat rentan di obrak-abrik akidahnya dan sangat rentan untuk dipecah belah oleh pembenci umat Islam. 
“Orang mukmin dengan mukmin yang lainnya laksana bangunan yang tersusun rapi,  antara satu dengan yang lainnya saling memperkuat”. (HR. Muslim)

Seperti itulah kehidupan seorang muslim diibaratkan seperti bangunan, gentingnya berfungsi untuk melindungi dari panas dan hujan, pilarnya berfungsi untuk menyangga keberadaan atap dan genting agar tidak roboh, pondasi berfungsi untuk menguatkan bangunan, pintu dan pagar berfungsi untuk menjaga keamanan sehingga orang bisa merasa aman didalamnya, bisa merasa nyaman dalam beribadah, beristirahat. Jika sesama muslim bisa saling bersinergi dan saling menyayangi maka insya Allah kekuatan angin dan badaipun tidak mampu meluruhkannya.

"Perumpamaan orang mukmin dalam cinta mencintai, kasih mengasihi dan sayang menyayangi adalah laksana satu tubuh, jika salah satu anggotanya sakit, maka seluruh tubuhnya akan merasakan sakit demam" (HR. Muslim)

Diantara wasiat Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam kepada Abu Barzah ketika ia berkata kepada beliau: Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang dengannya Allah memberi manfaat kepadaku.’ Beliau bersabda:
"Lihatlah sesuatu yang menyakiti manusia, maka singkirkanlah dari jalan mereka." (HR Ahmad)

Seharusnya umat muslim ini belajar dari filosofi pohon kelapa, memberi manfaat dari daun, buah hingga akarnya, tidak menyisakan sedikitpun yang sia-sia, dan jangan juga membuat kerusakan dalam ucapan ataupun tindakan, karena Allah itu Maha baik dan Maha indah yang menyukai kebaikan dan keindahan pula. Jika tidak mampu berucap kebaikan akan lebih baik diam atau tidak membuat kerusakan yang berakibat merugikan orang lain.

Tak Terasa waktu terus berjalan jam dindingpun berdentang sebelas kali, sebelum Ustadz pamit pulang sempat aku tanyakan arti "ada saatnya mencari pertanyaan dan ada saatnya mencari jawaban", lagi-lagi dengan tersenyum ustadz menjawab pertanyaanku. Seorang muslim pikirannya harus hidup dan dinamis selalu mencari bahan kajian untuk menambah wawasan keilmuannya, untuk membahas suatu kajian biasanya butuh sebuah topik permasalahan, dan permasalahan akan timbul ketika kita berada di sebuah kelompok yang menurut kita berseberangan, dari situlah akan muncul banyak pertanyaan dalam diri, setelah ada pertanyaan otomatis akan berusaha mencari jawabannya. Dan jawaban itu bisa didapat dengan cara membaca, bertanya, diskusi dan lain-lain, insya Allah akan mendapat jawabannya. Alhamdulillah  sebuah masukan yang sangat berharga bagi diriku

Ya Allah Ya Robb... Maha suci Engkau.
lagi-lagi Engkau menunjukkan kebesaran-Mu dengan memberiku kemudahan dan pemahaman akan pentingnya makna belajar dan mengkaji ilmu agama-Mu, melalui perantara sang Ustadz.
Subhanallah Walhamdulillah Wala Ilaha Illallahu Wallahu Akbar

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

63 comments

Anonymous
April 6, 2012 at 12:22 PM

Alhamdulillah nemu teman diskusi yang pas ya mas..

tapi kebanyakan diskusi keislaman saat ini
banyak yg berakhir dengan debat kusir..

masing-masing merasa paling benar..

apalagi dengan budaya membaca yang sangat kurang,
kadang satu ayat dan hadits dipelintir2 sesuka hati mereka..

Nice Share..:)

April 6, 2012 at 12:50 PM

sudah lama saya tidak ikut pengajian seperti ini mas, sudah lama juga tidak berdiskusi masalah agama.. hmm, merindukan saat-saat itu.. postingan yang bagus mas, mari kita belajar seperti pohon kelapa.. :)

April 6, 2012 at 12:51 PM

@dhenok habibienah lho, kok mas yaa?? harusnya kan kang.. hahahaha *sorry khilaf* :D

April 6, 2012 at 2:23 PM

assalamu‘alaykum kang insan..
subhanallah..
begitulah belajar islam.. memandang dari sudut pandang..

alhamdulillah bisa membaca postingan ini. Dengan membaca, ana juga ikut berfikir.. berfikir melalui pengalaman kang insan :)

April 6, 2012 at 2:46 PM

Artikel nya lengkap banget...

April 6, 2012 at 3:08 PM

aku setuju dgn kamu mas "islam sangat luas bahkan melebihi luasnya langit dan bumi"

saya punya hadiah nih buat sobat,,silahkan cek aja..!!!

April 6, 2012 at 3:17 PM

klo boleh tau masalah apa yg antum & ust. Ibnu kaji..??? bagi2 dunk ilmu.. :),

sedikit menambahkan bhwa penyakit taklid buta atau fanatisme gologan itu sangat halus..,saking halusx terkadang kita tdk sadar bahwa kita telah terserang penyakit tersebut..

terkadang kita ngaku2 tdk taklid, ngaku2 tdk berat sebelah, ngaku2 berusaha tuk mengambil sikap tengah.., tp dlm kenyataanx..?? *tanda tanya besar... :)

April 6, 2012 at 3:18 PM

dalam hal berbeda pendapat dengan pembenaran masing masing setidaknya disitu akan dipertemukan dengan sebuah ilmu baru yang mana kita menjadi tahu mana baik menurut Al quran mana yang tidak..

April 6, 2012 at 4:34 PM

yah,, terkadang semangat mengkaji itu datang ketika ada pertanyaan yang mengusik pikiran kita, untuk itu jangan sampai meremehkan seseorang yang bertanya. bisa jadi dia tidak tau, bisa jadi dia menguji, pun bisa dia mencoba memberikan pemahaman dan memaksa semangat untuk bangkit dan mengkaji sesuatu.. taqlid buta itu tidak baik, mengambil pendapat tanpa dasar pun tidak baik.. untuk itu mari mengkaji.. :) share yang sangat bermanfaat...

April 6, 2012 at 6:49 PM

@Anis NisaAlhamdulillah Anis, tdk banyak orang yang berpikir moderat, mau menerima pendapat org lain, salah satu ulama besar mengatakan bisa jadi apa yang saya sampaikan benar bisa jadi salah, karena tidak ada yg dijamin dari kesalahan kecuali Rasulullah

April 6, 2012 at 6:52 PM

@dhenok habibieAyo dong mendatangi majelia ta'lim itu jg perlu loh, bisa nambah wawasan. benrer sekali pohon kurma dan kelapa tidak menyisakan sedikitpun yg tdk bermanfaat

April 6, 2012 at 6:54 PM

@dhenok habibie mas atau kang boleh aja, asal jangan adik... jadi berasa imuts... hahahaha

April 6, 2012 at 6:57 PM

@Gulunganpitawa'alaikumsalam, Fita salah satu ciri2 umat washaton selalu berpikir dari situasi apapun, baik dari pengalaman pribadi atau dari orang lain, karena berpikir menghindarkan dari kepikunan

April 6, 2012 at 6:58 PM

@Martapura CyberMakasih, semoga tdk kapok datang kesini... salam

April 6, 2012 at 7:06 PM

@Aullymakasih mas/mbak Aully sudah mau berkunjung

oh iya makasih untuk awardnya, insya Allah segera dipajang

April 6, 2012 at 7:18 PM

@Lentera Langithmmm...suatu saat jika ada diberi kesempatan di tuangkan dlm tulisan aja, bahan kajiannya

masalah taklid itu boleh aja bahkan di haruskan jika memang masih harus taklid, seperti anak2, mu'allaf dsb, krn jika mereka diberi kebebasan menentukan sendiri maka akan berdampak buruk, yang jelas tdk di bolehkan adalah taklid buta pd seseorang, tp justru yg amat bahaya adalah taklid buta thd diri sendiri, akan berdampak egoisme dan menuhankan dirinya

April 6, 2012 at 7:30 PM

@Yayack FaqihYups setuju, jika kita mau membuka diri, akan kita sadari masih banyak yg belum kita ketahui, tapi tetaplah Al Qur'an dan Assunnah sebagai rujukan dasar

April 6, 2012 at 7:33 PM

@Andro Bhaskarawah very-very setuju Andro, setiap pertanyaan sekecil apapun akan bermanfaaat bagi orang lain khususnya diri kita, disamping ada catatan amal, ada juga semangat mengkaji seperti yg kau sampaikan., makasih Ndro.

April 6, 2012 at 11:25 PM

Subhanallah Ustad nya open minded banget, tidak langsung menjudge pendapat yang bertentangan..

Allahu jamil wa yuhibbul jamal :)

April 7, 2012 at 3:17 AM

Assalamualaikum kang insan, salam kenal ya.

Imajinasiku dimanjakan ketika membaca artikel akhi, maha besar Allah yang telah mempertemukan aku dengan tulisan ini. Banyak pelajaran yang ku raih, terutam cara memandang islam. Islam itu luas, kalau kita memandangnya secara terperinci. Aku paling suka ketika membaca kalimat ini "...Tak lama ustadz mengambil kertas dan menggulungnya kemudian memberikannya kepadaku seraya berkata, coba lihat dunia dari gulungan kertas ini, apa yang kau lihat? hanya sebagian kecil, hanya sebatas yang tampak dari gulunan kertas itu, tapi coba buka mata lebar-lebar maka akan tampak lebih jelas dan lebih luas yang ada dalam pandangan kita." Intinya jangan melihat islam dari apa yang dilihat dan didengar saja, coba di tela'ah lebih lanjut dengan pikiran, mata hati, dan rasa. Maka kita akan mengetahui bahwa islam itu benar-benar indah.

Rasulullah berkata "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman lagi mau berpikir."

Izin 'bookmark' blognya ya kang! Jarang saya menemukan blogger yang seperti ini, mengukir cerita secara islami.

Salam ukhuwah!

April 7, 2012 at 8:34 AM

posting yang menarik dan menggugah kang, ingin rasanya suatu saat jadi bagian dari diskusi kang insan dan pak ustad...

April 7, 2012 at 12:11 PM

@NFAlhamdulillah, seharusnya memang demikian seorg Ustadz, tdk langsung menjudge sebelum tahu duduk permasalahannya

Makasih kunjungannya

April 7, 2012 at 12:21 PM

subhanallah... :D

April 7, 2012 at 12:28 PM

@Ichsan AfriadiSalam kenal juga, terimakasih sudah menyempatkan unntuk berkunjung disini.

Alhamdulillah, jika blog ini bisa memberi manfaat bagi orang lain, harapan saya blog ini memberikan nuansa yang berbeda, yang berisi berupa nasehat, terutama nasehat untuk diri sendiri, berusaaha memberikan suasana yg damai dgn cntent yg berimbang.

makasih adikku Ichsan.., silahkan di bookmark, semoga ada manfaatnya

April 7, 2012 at 12:29 PM

@MUHAMMAD RIDWANinsya Allah kang Ridwan, suatu saat, akan menjadi bagian dari diskusi itu.

April 7, 2012 at 12:29 PM

@siorangesSubhanallah Walhamdulillah Wala Ilaha Illallahu Wallahu Akbar

April 7, 2012 at 3:45 PM

belajar memandang sesuatu juga dari sudut pandang lain akan semakin emnguatkan jika islam itu syamil dan mutakamil

April 7, 2012 at 4:09 PM

Memang sepertinya saat ini bnyk fenomena seprti itu mas, menganggap dia dan golongannya yg paling benar dan mengkafirkan org lain akibat pemahaman yg sempit ttg islam itu sendiri ..smg mrk yg baca tulisan ini bs terbuka hati dan pikirannya..nice share mas

April 7, 2012 at 8:07 PM

@Rima Auliayups setuju, agar makin memperkaya kasanah keilmuan

April 7, 2012 at 8:11 PM

@Seagatehahaha betul mas, tp terkadang memang dikondisikan seperti itu, umat islam digiring kearah perpecahan, agar mudah dikendalikan, semoga saudara2 kita menyadari akan hal itu dan lebih mengutamakan persaudaraan semuslim ketimbang saling melecehkan bahkan saling mengkafirkan, mari kita jaga ukhuwah mas

April 7, 2012 at 9:54 PM

curhat dikit ah:
dulu sebelum kliah di kampus kemarin, sya sempat kuliah 2 semester di unhas. tau diri pengetahuan agamanya dak maksimal akhirnya lumayan rajin ikut kajian/ pengajian2. hanya saja, saya termsuk org yg tidak pernah bisa stag di satu kelompok (aliran). pandangan sya, mendapatkan info/ kajian dari kelompok2 islam yg berbeda bisa lebih meluaskan pemahaman ttg islam. bagus di saya nya, tp ternyata klpok2 yg sya ikuti malah makin gencar mengajak saya gabung di klpoknya masing2. sy jdi berpkir, ini sebenarnya syiar ato apa?? koq, getol bener ngajkin gabung, bawaannya jd ngeri sendiri. ujung2nya kabur dan dak aktif lagi. paraahh. ckckckkkk..


coba nemu murabbi kayak ustadz yg di postingan, pasti org jenis saya akan terselamatkan. hehheheh

April 7, 2012 at 10:28 PM

@Anis Nisa Mas Insan, aku komentarnya sama banget ama Anis deh, serius. Aku mau bilang itu eh udah di komenin. Ya, perdebatan itu selalu ada karena ego masing2. Aku ikut kesurganya aja Mas. Hehe. Mas Insan, siapkan tiket Garuda buat aku ke SBY haha...

April 7, 2012 at 10:58 PM

Ustadz yang bijak. Sekarang banyak terjadi pengkotak2an. Sesama muslim saja saling hujat. Saling mengatai kafir. Astaghfirullah. Banyak yg lupa kalo Islam itu tddk sesempit pikirannya, juga tidak sesulit yang mereka kesankan ttg Islam .........

April 7, 2012 at 11:36 PM

@Qefyyah gitulah kang, budaya taklid masih melekat kuat di kalangan umat muslim, yg dipandang bukan kebenarannya tp figur yg ditokohkan.

April 7, 2012 at 11:52 PM

@Accilongseharusnya demikian, jangan pernah mengungkung diri pada suatu kelompok.

saya juga pernah mengalami hal serupa dgnmu Achi, ada semacam kebngungan pada awal2nya, ini syiar kaya rebutan order, tp dasarnya saya orgnya ga mau terikat dgn satu kelompok ya di bikin enjoy aja, dimana kaki pengen berpijak diikutin aja.

April 7, 2012 at 11:53 PM

@MugniarAlhamdulillah Bunda Niar, saya slalu di pertemukan dengan orang2 yang bijak dlm menyikapi Islam, jadi makin betah...

April 8, 2012 at 4:18 AM

Subhanallah, benar-benar menginspirasi apa yang Anda tuliskan disini. Semoga bisa memberi manfaat secara universal. Tidak hanya bagi umat Islam seperti kita. Amin :)

April 8, 2012 at 6:34 AM

Selalu berusaha untuk meluaskan pandangan, itu poin utama yang aku dapat dari tulisan ini.

Cuma kadang kalo kita sudah mendapatkan jawaban dari satu permasalahan, pencarian jawaban itu akan terhenti sampai disitu saja. Padahal masih ada kemungkinan jika kita mencari lagi, akan menemukan jawaban lain yang berbeda, yang pastinya akan lebih bisa meluaskan pandangan kita terhadap masalah tersebut..

April 8, 2012 at 11:35 AM

ya islam memang sangat luas mass.. pemahaman islam pun tidak hanya mengukir nama.. tetapi dengan islam pelajaran apapun terdapat disana...

April 8, 2012 at 1:27 PM

@SajakrerinduAmin.., alhamdulillah bila ada manfaatnya, apalagi secara universal.

terimakasih banget atas kunjungannya

April 8, 2012 at 1:38 PM

@armaebetul Rie, didalam Islam ada dua pilar, satu pilar yang kokoh tdk boleh di utak-atik lagi yaitu yg berhubungan dgn hal2 yg Qoth'i juga yg ushul, contoh seperti masalah akidah, rukun Islam, rukun Iman dll, dan ada pilar yag lentur atau hal2 yg sifatnya dzani ataupun yg furu', disitu islam memberi ruang untuk terjadinya perbedaan, biasanya yg berkenaan masalah2 muamalah, yang disebut dgn masalah2 khilafiyah, maka disini Islam memberikan kesempatan umatnya utk ber it'jihad.

April 8, 2012 at 1:40 PM

@zhi cun leeSetuju banget, hanya kadang umatnya sendiri yang mempersempit ruang lingkup Islam

April 9, 2012 at 1:26 PM

mantap kata2x sob.., terlihat bijak banget.., tp smg bs dipraktekkan dlm kehidupan sehari.., Aamiin..

btw.., gmn carax naruh form komentar diatas para komentator.., dr kemarin aq nyoba2 tp gk bisa2.., terima kasih :)

April 10, 2012 at 10:20 AM

@Rohis Facebookterimakasih, semoga ya

oh iya, saya belajar dari kang Taufik, ngikutin di artikelnya

April 10, 2012 at 6:41 PM

@Insan Robbani sama2.. ijin taruh link media robbani di blog saya ya

April 12, 2012 at 6:16 AM

@Insan Robbani

Alhamdulillah kalo begitu, ayahnya Devon. Saya seringkali ngeri lho kalau saudara2 yang muallaf mendapatkan ustadz/kelompok yang tidak arif. Saya baru membaca komennya Accilong, terus terang saya akan bersikap seperti itu juga :)

Saya sekarang bersama suami, lebih memilih independen,tidak masuk ke dalam kelompok mana pun. Kami mengambil yang baik dari siapa pun yang mengatakan itu, tak peduli alirannya.

Namun kami punya batasannya. Kebetulan suami saya basicnya di Muhammadiyah. Ia dan saya, dulu pernah ikut2 kajian juga. Jadi kami punya batasan sendiri yang insya Allah - mudah2an tidak sampai tergelincir kepada kesalahan.

April 12, 2012 at 6:20 AM

@Insan Robbani

Maksudna .. dulu kami ikut pengajian di kelompok2 lain juga.

April 12, 2012 at 11:05 AM

saya mencari pertanyaan saat ini mngkin yg drsa sanggup menjawab.
Saya dulu tersesat Lho hehhe.. sampai saya memikirkan kenapa ada yg spsti ini hingga detik ini ingin sekali meluruskan mereka yg mash berpikiran inilah yg benar. Pdahal ISLAM ITu luas.

saya sndiri pernah masuk glngan yag bernamakan bukan golongan, bhakan kdang untuk sholat berjamaahpun merasa mengatakan spti ini :
#yang jadi imam juga belum tentu anggota kita kan?
#trs ada lagi, belinya di warga / saudara kita aja. kan rezekinya untuk dia.

seakan2 terlalu sempit dunia hanya "dia"yg benar. Astaghfirullah untungnya Alloh beri aku kekuatan untuk keluar dari situ.

April 13, 2012 at 4:50 PM

Teman sobat ku,,jgn lupa Mampir dan saya punya PR sekaligus Info yang harus sobat simak,,,

kunjungan baliknya di tunggu...!!!!

April 16, 2012 at 12:36 PM

@Annur EL- Kareembanyak kelompok2 seperti itu, mengatas namakan agama untuk kepentingan kelompok tertentu. makanya kita perlu hati2, semakin byk akidah2 aneh yg bertebaran di bumi ini.

April 16, 2012 at 10:37 PM

heem setelah baca, jadi ingat dengan diri sendiri. Mungkin pemikiranku terlalu kaku dan tidak seperti masnya yg mau mengkaji. Seakan mls sekali untuk melakukan sesuatu yang menurutku tidak seperti itu. hanya bisa mengiyakan dan mendengarkan tapi tidak mengamalkan sesuatu yang tidak sesuai dengan pemikiranku.

yah semoga bisa dimengerti koment ku yg aku sendiri kurang bisa menjelaskan maksudnya.
Sharing pengalaman yang bermanfaat. terima kasih

Anonymous
October 30, 2012 at 9:45 PM

Postingan bagus yang terlewatkan untuk membacanya. Seringkali terjadi, dua pihak salign bersikukuh dengan pendapat dan pandangannya yang sebenarnya terjadi lantaran sempitnya wawasan dan pemahaman mereka akan hal yang diperdebatkan.
Terima kasih share yang mencerahkan ini.

October 30, 2012 at 11:01 PM

belum pernah sama sekali menghadiri majelis taklim spt di atas kecuali di tipi,,,mgkn rasanya beda kalo benar2 menghadiri ya mas.

Tapi Alhamdulillah mempunyai teman2 yg hampir bisa menjawab semua kegelisahan dan kekurang tauan soal agama, bagi saya itu aja sdh cukup,,,,jika memang dirasa masuk akal dan sedikit ilmu yg saya punya, pendapat or jawaban teman2 Insya Allah selalu benar .

October 31, 2012 at 1:09 AM

wah, bisa jadi referensi nih. thanks share nya, mas. :)

October 31, 2012 at 5:34 AM

Jika umat kebingungan selayaknya kembali ke sumbernya yaitu AlQuran dan Hadits.

Dilapangan masih sering terjadi gontok-gontokan antara sesama muslim. Jargon " Perbedaan adalah rahmad" hanya berlaku dikalangan elit. Tapi di kalangan bawah menyelesaikan perbedaan dengan berkelahi dan caci maki. Yang satu mengklaim ahli sorga, yang lain dituduh calon penghuni neraka. Yang satu mengayunkan pentungan sambil berteriak " Allahu Akbar", muslim yang satu terkapar bersimbah darah sambil berteriak " Astaghfirullah ".

Bahan renungan kita.

Terima kasih atas artikelnya yang bermakna

Salam hangat dari Surabaya

October 31, 2012 at 6:18 AM

Mau komen apa ya disini...
Bilang makasih sekali lagi aja deh.... :)
I get the point.

November 2, 2012 at 9:18 PM

@Aullysudah berkunjung, terimakasih

November 2, 2012 at 9:19 PM

@hafsaritetap belajar dan terus belajar Hafsari

November 2, 2012 at 9:20 PM

@Abi SabilaNah itulah mas Abi jika nafsu yang lebih dominan, maka akhirnya terjadi perdebatan panjang dan saling bersikukuh dengan pendapat sendiri

November 2, 2012 at 9:24 PM

@mimi RaDiAlAlhamdulillah mbak Arie, punya banyak teman yang menyuport

November 2, 2012 at 9:25 PM

@DamaeTerimakasih mbak Damae

November 2, 2012 at 9:28 PM

@Pakde CholikSetuju sangat Pakdhe..
matur nuwun sudah menambahi artikel ini, kadang prihatin juga dgn kondisi itu pakdhe

November 2, 2012 at 9:28 PM

@Niken KusumowardhaniBingung juga saya, mau koment apa

Post a Comment

"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes