Thursday, August 2, 2012

Perantau di Kota Orang


Oleh: Rizka Herlina Mokorimban




Aku, seorang penuntut ilmu yang merantau di kota orang yang mayoritas non muslim. Cerita dan pengalaman yang begitu banyak aku alami di kota tersebut telah memberikanku inspirasi untuk menulis sebuah cerita dari pengalamanku sendiri. Berkat kak Insan juga yang memberikanku motivasi untuk menulis dan katanya akan di posting di blognya sebagai penulis tamu.
Makasih buat kepercayaan yang telah kakak berikan kepadaku sebagai penulis pemula dalam dunia menulis ini, kak.


Singkat saja, aku Rizka HerlinaHappy Ramadhan mahasiswi yang beberapa hari lagi akan memasuki semester 5 di salah satu Universitas negeri di Sulawesi Utara. Hampir 3 tahun aku merasakan bulan ramadhan di kota ini. Banyak pengalaman hitam putih yang aku dapat semenjak merasakan bagaimana nikmatnya bulan ramadhan di kota ini. Ada mudahnya, ada susahnya. Tergantung bagaimana cara kita menghadapi situasi yang ada.

Ramadhan yang pertama aku alami di sana, pada tahun 2010. Itu ujian terberat selama aku menjalani puasa. Pada tahun itu, aku mulai memasuki gerbang perkuliahan. Kampus-ku menjalani OSPEK selama bulan puasa. Betapa beratnya jadwal OSPEK yang sudah diatur oleh mereka. Tidak kenal puasa dan hari-hari biasanya. Setelah selang berapa hari menjalani Pra OSPEK, aku kedatangan tamu tiap bulan, akhirnya puasaku pun putus. Tapi kasihan teman-teman muslim lain, mereka menahan lapar dan haus selama seharian, sedangkan teman-teman yang non muslim asiknya menikmati minuman dingin dan makanan saat istirahat makan siang.

Kampusku memang lebih dikenal berwibawa, bijaksana, patuh pada peraturan dan selalu menjaga sikap di depan dokter, dosen, senior, maupun siapa saja yang berada dalam lingkup Fakultas itu sendiri. Trias Kedokteran yang diajarkan para senioritas mulai tertanam dalam diri kami semenjak kami mengikuti Pra OSPEK. Setiap perkataan yang mereka ucapkan kepada kami memang begitu pedas dan menyakitkan hati, tapi inilah OSPEK, begitulah adanya. Seharian di kampus, membuatku tidak mengenal waktu, tak terasa sepulangku ke kostan, beberapa menit lagi akan berbuka puasa.

Selang beberapa hari setelah selesai OSPEK, aku mulai terbiasa dengan situasi yang ada di kota itu saat bulan ramadhan. Banyak sisi positifnya juga ternyata. Aku yakin, dibalik kesusahan yang Allah berikan, Allah masih akan memberikan nikmat dan hidayah dibalik kesusahan itu sendiri.

Kegiatan pertama yang aku jalani di sana saat angkatan kami disuruh kakak tingkat untuk mengadakan acara buka puasa bersama di Masjid Kampus. Acara yang di hadiri panitia Badan Tadzkir, pengurus-pengurusnya dari program studi kami, beberapa dosen dan kami yang mengadakan acara tersebut.  Alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan sukses walau acara yang dibuat hanya sederhana saja.

Tahun kedua, yaitu 2011.
Sama seperti tahun sebelumnya. Tapi di tahun ini, aku bukan di OSPEK lagi melainkan mengikuti beberapa mata kuliah yang sempat drop nilainya. Selama puasa aku mengikuti jadwal perkuliahan seperti biasanya yang sudah di atur oleh dokter selaku penanggung jawab blok.

Suatu hari aku mengalami dehidrasi tinggi karena cuaca yang panas dan situasi yang sangat tidak mendukung. Sebenarnya bisa kulawan rasa itu, tapi entah kenapa badanku mulai merasa letih dan lemah seusai pulang kampus. Memang sih, selama di kampus aku sering bertemu dengan orang-orang yang makan sana-sini, minum sana-sini dan mereka seakan tidak memperdulikan kami yang sedang menjalankan puasa. Bagi mereka, istilah “Ngana,Ngana. Kita,Kita” sudah mendarah daging di kota tersebut.

Tapi tak apalah, dengan situasi dan kondisi seperti ini malah membuat aku berpikir bahwa inilah dunia. Inilah kehidupan. Dunia yang penuh dengan lika-liku kehidupan yang kejam dan keras. Kita menjalani hidup bukan hanya untuk menikmati seluk beluk keindahan, tapi di sisi lain Allah itu adil. Selain Dia memberikan kita ujian, semakin besar peluang keindahan hidup yang bisa kita dapatkan.

Tahun ketiga, 2012.
Tahun ini aku menjalankan puasa pertama di sebuah kostan yang aku tempati. Makan sahur yang aku nikmati malam itu adalah sup sayur buatan kakak yang se-kostan denganku. Dia begitu mahir dalam memasak. Malam itu aku hanya makan sup buatannya ditemani dengan nasi dan teh hangat. Setidaknya aku bersyukur dengan pemberian Allah. Dia masih bisa memberikanku rejeki saat makan sahur. Dibanding dengan mereka yang di luar sana yang masih mengemis mencari recehan demi sesuap nasi.

Memang makanan yang aku santap begitu lezat, tapi tidak selezat makanan yang di rumah. Aku lebih merindukan masakan keluargaku saat makan sahur dan berbuka puasa.
Tanggal 6 Agustus nanti, aku akan memulai kegiatan perkuliahanku di awal semester 5. Begitu haru, senang, bahagia, yang bercampur aduk menjadi satu. Tidak menyangka 2 tahun sudah aku melewati seluk-beluk kehidupan sebagai mahasiswi perantau di kota orang.

Masih dalam suasana bulan ramadhan. Aku akan memulai lagi aktifitasku sebagai mahasiswi dengan jadwal yang begitu padat. Semoga Allah selalu bersamaku, selalu melindungi setiap langkahku, selalu dalam jalan-Nya agar aku pun tidak kehilangan arah dan cahaya hati yang diberikan oleh-Nya.

Buat teman-teman yang telah membaca ceritaku, makasih sudah meluangkan waktu yang begitu padat untuk sekedar meng-klik judul yang aku posting di blognya kak Insan. Tanpa minat, kemauan membaca dan rasa penasaran, tangan teman-teman mungkin tidak sudi memindahkan kursor untuk memilih cerita yang sudah di posting ini.

Jika ada salah kata, pengucapan yang kurang berkenan, mohon di koreksi yah. Aku juga masih belajar, belum sempurna untuk hal menulis.
Sekali lagi, terima kasih buat teman-teman yang sudah membaca dan terlebih buat kak Insan yang begitu memberikan inspiratif untuk memanggilku menjadi penulis tamu dalam blognya.
Salam dariku, Rizka Herlina.
Akun twitter @ikachibii


9 comments

Anonymous
August 2, 2012 at 4:57 PM

Salam kenal, Mbak Rizka. Tetap semangat ya walau menjalani Ramadhan jauh dari orang tua. Insya Allah, ketika semua dijalani dengan ikhlas, maka akan mendapatkan tambahan pahala yang tak terhitung jumlahnya.

August 2, 2012 at 5:40 PM

Semangat Ramadhan ya mbak Rizka... Nice posting. Saling berbagi cerita seperti ini bisa membuat kita lbh memaknai Ramadhan. Semoga berkah Ramadhan meliputi hari2 mbak Rizka.
Salam kenal ya manis...

August 2, 2012 at 6:46 PM

@Abi Sabila: salam kenal juga :)
iya, selalu semangat. tanpa semangat mana bisa kita menikmati hidup sekali yang diberikan Alloh kepada kita. bukan begitu bukan? :)

@Lovely Little Garden: amin allahuma amin. salam kenal juga yah :)

August 2, 2012 at 8:15 PM

Pengalaman 3 kali bertemu dengan ramadhan di perantauan sungguh berkesan. Yang sabar ya mba, puasa bukan hanya sekedar haus dan lapar, akan tetapi menahan segala yang diperintahNya.

August 2, 2012 at 9:38 PM

Saya juga mengalami hal yang sama yaitu berpuasa ketika mengikuti pendidikan di Fort Huachuca Arizona(AS) dan di India. Tapi ya lancar2 saja.

Salam hangat dari Surabaya

August 2, 2012 at 10:25 PM

Perjalanan hidup itu berliku2 dari awal kuliah sampek sekarang masih bertahan, semoga membawa barokah yaa mbak rizka :D

August 3, 2012 at 12:12 AM

Meski di perantauan, jauh dari keluarag dan dengan suasana yang sangt berbeda saat bersma keluarga, InsyaAllah menjalani Ramadhan di rantau tetap ada keindahan tersendiri...

Anonymous
August 3, 2012 at 7:39 AM

Semangat anak perantauan :)

Sedikit berbagi kisah nih ^^, saya juga pernah mengalami hal yang mirip. Ketika saya berpuasa, teman yang lain asik makan dan minum dengan puasnya. Tapi saya yakin, itu bagian dari ujian yang harus saya hadapi.
Luar biasa sekali rasanya ketika waktu berbuka puasa.


Selain itu, pada malam harinya disibukkan oleh tumpukan laporan praktikum. Jadi harus bisa mengatur waktu antara ibadah2 pada bulan Ramadhan dan kegiatan akademik.
Tapi itu semua bisa dijalani.


Salam hangat penuh semangat buat Rizka ^^

August 3, 2012 at 6:35 PM

@Ichsan : iya betul sekali. makasih :)

@Pakde : wah, luar biasa yah. hebat bisa puasa di negara yang notabene-nya non muslim.
yah, salam kenal juga.

@Nia : amin, makasih yah :)

@Ririe : amin, makasih :)

@Az-Zahra : wah, hebat yah. masih bisa membagi waktu di tengah2 kesibukkan seperti itu, tetap semangat.
^^

Post a Comment

"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes