Wednesday, May 22, 2013

Pesantren Mengadopsi System Non Muslim

Suatu ketika ada teman mendiskusikan tentang pondok pesantren mengadopsi system pendidikan yang dipakai oleh non muslim.  Benarkah demikian ? Dari diskusi tersebut saya menulis dipostingan ini, tentunya ini hanya berdasarkan persepsi yang saya miliki dengan segala keterbatasan dan sangat mungkin ada kesalahan dan perbedaan persepsi untuk itu penulis sangat membutuhkan koreksi agar lebih menambah wawasan.

Kalau melihat dari sejarahnya Rasulullah pernah mengajarkan Islam kepada para sahabat seperti abudzar Algifari, Abu Hurairah, Salman Alfaridzi dan kawan-kawan yang bertempat diserambi masjid. Disitulah Rasulullah menggembleng para sahabat tentang Islam, Iman dan Ihsan. Dari situ pulalah muncul generasi Islam terbaik yang pernah ada di bumi ini. Sebenarnya hampir sama apa yang dilakukan Rasulullah dengan pondok pesantren sekarang yang membedakan hanya sarana dan prasarana. Terlepas dari hal itu Islam adalah agama yang dinamis selalu membuka diri dengan perkembangan jaman.

Didalam perkembangannya Islam lebih mementingkan ruh Islami daripada media yang digunakan, bukan berarti Islam tidak mempermasalahkan media dan sarananya tapi selama masih dalam koridor syariat Islam tetap diperbolehkan. Karena peradaban dan tehnologi selalu berkembang seiring perjalanan waktu. Sedangkan masyarakat muslim selalu dituntut untuk menjadi pemimpin serta menjadi bagian dari perkembangan masyarakat modern yang dibalut dengan aklhaqul Qarimah mentauladani Rasulullah. Bahkan Rasulullah pernah bersabda "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina". Terlepas dari pro dan kontra terhadap keshahihan hadist ini, hadist itu mengisyaratkan bahwa Rasulullah melihat pada saat itu Cina adalah negeri yang terlebih dahulu memiliki peradaban lebih maju terutama masalah ilmu pengetahuan, padahal Cina sendiri negara non muslim.

Lantas apa perbedaan antara system yang dipakai para biara dan pondok pesantren? Secara konsep memang sangat berbeda karena pondok pesantren mempunyai tujuan untuk menciptakan masyarakat Robbani yang tawazun yaitu menyeimbangkan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi, pesantren menyiapkan manusia untuk siap bersaing disemua lini dengan tetap mengedepankan akhlak yang baik. Karena Islam tidak menghendaki umatnya menjadi masyarakat Rahbaniyah yang hanya mengabdikan hidupnya untuk ukhrawi dengan meninggalkan kehidupan duniawi seperti yang terjadi di biara-biara.

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(Terjemahan Q.S. al-Qashas:77)

Pada ayat ini Allah Ta'ala memerintahkan kepada orang-orang beriman agar dapat menciptakan keseimbangan antara usaha untuk memperoleh keperluan duniawi dan keperluan ukhrawi. Tidak mengejar salah satunya dengan cara meninggalkan yang lainnya. Rasulullah sangat mencela orang-orang yang hanya mengejar akhirat dengan meninggalkan duniawi. Apalagi kalau menjadi beban orang lain dalam masalah nafkah. Rasulullah juga pernah mencela seorang pemuda yang membebani ayahnya dalam nafkah.

Kehidupan duniawi dan ukhrawi merupakan fitrah yang harus dijalani oleh manusia, sehingga menjalani kehidupan ini dengan memenuhi kebutuhan keduanya tidak dapat dipisah-pisah. Membuat keseimbangan antara dunia dan akhirat merupakan bagian dalam ajaran Islam yang harus dilaksanakan oleh umatnya.


Lantas bagaimana kita menyikapi tentang anggapan bahwa pondok pesantren mengadopsi system non muslim? Itu hanya cara yang digunakan imperialis barat seiring dengan visi dan misinya untuk memecah-belah ukhuwah Islamiyah serta semangat mereka untuk membunuh ruh Islam dengan segala macam cara. Maka sangat ironis sekali jika kita sesama muslim saling mencurigai dan saling menjatuhkan.

Tentu masih membekas dalam hati kita tentang sejarah kehancuran khilafah Islamiyah sebagai symbol persatuan dan kesatuan umat Islam. Khilafah Ustmaniyah tumbang karena pengkhianatan Mustafa Kemal Ataturk yang tergiur dengan bujuk rayu imperialis dan Yahudi, tapi setelah misi imperialis berhasil maka Mustafa Kemal dicampakkan bagaikan sampah yang tidak berguna. Keberadaannya di Eropa tidak diakui sedangkan dinegara berbasis Islam di Asia dan Afrika juga sudah dianggap sebagai pengkhianat. Itulah akibat kebodohannya yang membuatnya frustasi.


Tentunya kita tidak ingin seperti Mustafa Kemal, sesungguhnya orang-arang imperialis barat menaruh kedengkian yang tersembunyi terhadap Islam dan kaum muslimin sampai target mereka terpenuhi. Untuk memenuhi target tersebut mereka menempuh langkah-langkah sebagai berikut.

  1. Membuat keragu-raguan tentang Islam, tentang struktur Islam dan menunjukkan kemampuannya mengejar ilmu pengetahuan dan tehnologi walau menjauhkan agama dari kehidupannya

  2. Sekulerisasi dan menjauhkan penguasa dari berpatokan pada hukum-hukum syariat dengan dalih agama adalah perintang utama kemajuan disegala bidang.

  3. Adanya dikotomi pendidikan antara pendidikan agama dan pendidikan umum yang menyebabkan konflik internal pada keluarga yang kemudian melebar dalam satu bangsa.

  4. Mementingkan pendidikan umum dan menempatkan alumni-alumninya pada jabatan-jabatan strategis dan meremehkan para alumni-alaumni pendidikan agama sehingga menimbulkan image yang buruk dalam masyarakat.

  5. Menyebarkan kerusakan moral dalam masyarakat dan menenggelamkan dalam lautan syahwat  hingga berpaling dari Agama. Dalam hal ini Orientalis Syatilyn dalam bukunya "Al-Gharaha Alal 'Alaamil Islami" berkata "Gelas dan artis mampu menghancurkan umat Muhammad daripada seribu meriam, maka tenggelamkanlah umat Muhammad ke dalam cinta materi dan syahwat."

  6. Mendirikan sekolah-sekolah untuk mendidik generasi ala mereka dan menetekinya sejak bayi dengan susu kebencian terhadap Islam dan umat Islam. Dengan cara demikian diharapkan program-program mereka dilaksanakan oleh murid-muridnya

  7. Membuka rumah sakit dan rumah-rumah penampunganuntuk mengobati para pasien dan menampung orang-orang yang tidak mampu. Dari situlah mereka menghembuskan racunnya dan melaksanakan konspirasinya dengan tipu muslihat.

  8. Memberikan beasiswa kepada anak kaum muslimin untuk belajar dinegaranya dengan demikian terbuka kesempatan untuk merusak kepribadian orang Islam, mencuci otak mereka dengan pemahaman yang salah dan membolehkan semua hal yang diharamkan bagi orang Islam. Sehingga pada saat pulang akan memberikan pengaruh atas programnya kepada kaum muslim dinegara asalnya.

Inilah sebagian kecil cara-cara yang digunakan para imperialis dan dengan cara-cara itulah negara-negara imperialis barat melubangi tembok Islam, menggoyang pondasinya dan melemahkan keimanan dalam diri kaum muslim. Untuk itu jangan mudah terprovokasi jangan mudah diadu domba antara sesama muslim mari kita rapatkan barisan, kita kuatkan ukhuwah Islamiyah karena cukuplah pengalaman Mustafa Kamal menjadi pelajaran bagi kita.

Kalaupun memang benar pondok pesantren adalah hasil adopsi dari system non muslim, tidak ada yang perlu dipermasalahkan, karena dipondok pesantren itu sendiri ruh dan nuansa Islaminya sangat kuat, bahkan pondok pesantren sudah menjadi alternatif yang baik bagi umat Islam untuk belajar ilmu pengetahuan yang lebih mengedepankan pada aspek akhlak dibanding pendidikan umum yang terkadang hanya sekedar barter uang dengan ilmu pengetahuan tanpa memikirkan aspek akhlaknya. Bukankah dulu dijaman keemasan Islam para non muslim juga berbondong-bondong belajar ilmu pengetahuan kepada umat Islam di Andalusia Spanyol ?

Maka berhentilah saling mencurigai antar sesama muslim, sudah bukan jamannya lagi kita mempermasalahkan yang bukan substansial, bukan jamannya lagi memperdebatkan tentang khilafiah karena perbedaan itu rahmah yang akan menambah wawasan kita, berhentilah saling mencari pembenaran sendiri, mari kita satukan tekad untuk membangun dan menegakkan panji-panji Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamiin dengan kalimat tauhid "La ilaha illa Allah"

Jika ada saran dan kritik silakan dishare di kolom komentar.




42 comments

May 22, 2013 at 10:46 PM

na'udzubillah... saya tidak ingin menjadi seperti Kemal yang seperti itu..

Iya Om,, nggak ada gunanya kita berdebat tentang apa yang tidak ada gunanya bila hanya ingin memecah belah sesama umat muslim..

May 22, 2013 at 10:54 PM

Saya jadi inget film yang muhamadiyah itu loh mas, film apa ya? heh lupa

disana disebutkan bahwa sering mengadopsi ajaran non islam dan dibilang kiai kafir

May 22, 2013 at 11:07 PM

@Noorma Fitriana M. ZainJangan sampai dong Noorma..
Islam kan mengedepankan musyawarah ketimbang berdebat

May 22, 2013 at 11:10 PM

@hana sugihartiLha iya padahal yang dinaiki tiap hari seperti motor, mobil dll sebagian juga produk non muslim, kenapa tidak naik unta aja ya...

May 23, 2013 at 5:14 AM

Gelas dan artis mampu menghancurkan umat Muhammad daripada seribu meriam, peringatan ini pernah saya dengar saat mengikuti kajian sewaktu masih mahasiswa,..
mengenai rumah sakit, maaf saja, bahwa rumah sakit yang didirikan oleh non muslim cenderung lebih bagus baik dalam peralatan, perawatan dan tindakan medis serta pelayanannya, dibandingkan rumah sakit Islam yang ada, kecuali RS PKU Muhammadiyah Jogjakarta,..jadi saya melihat dari satu sisi, kita mencoba merangkul saudara2 muslim agar merapatkan barisan dalam menghadapi serbuan propaganda non muslim, namun dalam kenyataan sebagian dari kita tidak terlalu fokus untuk membuat pelayanan yang lebih bagus buat saudara2 muslim. contohnya tadi mengenai rumah sakit, bahkan ada saudara muslim kita, dan juga partai islam yang ada di Indonesia..diduga melakukan praktek korupsi, hal ini jelas menjadi salah satu celah bagi kaum non muslim untuk melancarkan kampanye anti islamnya...
semoga masa depan Islam di Indonesia dan di dunia bisa menjadi lebih baik dan lebih kuat di masa depan...salam :-)

May 23, 2013 at 5:40 AM

Betapa sering saya menjumpai baik tulisan, kajian dan obrolan langsung yang membuat saya prihatin. Karena sesama muslim kita sangat meributkan perbedaan-perbedaan pola pikir dalam menerjemahkan "keyakinan" yang digenggamnya. Debat dan per"jidalan" tak terelakkan yang membuat sesama sodara muslim saling menaruh curiga dan menganggap dirinya yang paling benar. Bukankah lebih baik membicarakan hal-hal yang kelihatan sederhana namun sangat penting dalam menjalankan keislaman kita. Sudah benarkah sholat kita ?, sudahkah kita menjalankan rukun Islam dengan baik dan benar dan seterusnya.
Masih banyak sebagian diantara sodara kita yang mempermasalahkan hal-hal yang menjebak kita dalam pemikiran yang sempit yang membuat umat lain malah tertawa terbahak-bahak.
Jadi, saya sepakat dengan Njenengan Kang bahwa mengadopsi sistem pendidikan tidak akan pernah bisa menggoyahkan nilai-nilai keislaman kita. Apalagi sejarah peradaban pendidikan terbaik kalo di runut bersumber dari Islam sendiri. Malah budaya non muslimlah yang awalnya banyak mengadopsi Islam. Wallahu a`lam bish-shawab

May 23, 2013 at 5:44 AM

setuju. mari kita mulai dari diri dan keluarga kita. salam hangat dari Kota Hujan.

May 23, 2013 at 6:05 AM

Anak-anak perlu dibekali ilmu yang baik agar iman dan takwwa mereka tak mudah goyah ketika mendapat beasiswa untuk mengikuti pendidikan di luar negeri. Dia juga harus diberi bekal patriotisme agar mejadi anak pintar, sholeh dan mencintai negerinya.

Dulu banyak yang beranggapan bahwa mereka yang sekolah di negeri akan luntur patriotismenya. Nah, saya beberapa kali mengikuti pendidikan di LN (USA<India,Belanda) tapi kecintaan saya kepada Indonesia tak pernah goyah.

Terima kasih pencerahannya.

Salam hangat dari Galaxy

May 23, 2013 at 7:38 AM

Memulai pendidikan dengan menanamkan keimanan dan qulub kita (anak-anak), sehingga apapun yang mereka dapat akan terwujud dalam sikap, perilaku dan pengambilan keputusan kita.

Saya hanya seorang ibu yang khawatir tidak mampu mendidik anak-anak dengan baik dan benar. Semoga dengan pesantren akan muncul generasi penerus yang mampu menegakkan keIslaman yang tauhid dan rahmat.

Terima kasih untuk tulisan yang mencerahkan ini. Belakangan aku amat mudah terharu dengan hal-hal yang bisa membangkitkan ghirah belajarku. Tulisan ini salah satunya.

May 23, 2013 at 8:02 AM

جزاكم الله احسن الجزى uraian Mas membuat saya jadi lebih faham tentang dunia Pesantren dan ruhnya. Kalimat tauhid لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ seharusnya menjadi patokan untuk mencapai kemapanan dalam solusi yang diperdebatkan. Kaum orientalis dan kafir memang senantiasa giat menggerogoti keimanan generasi Islam.
لاَ هَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ salam rindu dari Trenggalek, Masss...

May 23, 2013 at 9:14 AM

Sayangnya masih banyak kaum muslim dalam kotak2 (sekat2) yang dibuat sendiri yang terlalu memusingkan diri dengan hal seperti itu. Segala sesuatunya digaris2 tebal dengan halal-haram yang amat saklek sehingga menyebabkan saya berpikir kenapa Islam mereka buat seakan jadi susah. Padahal kan tidak ya mas Insan.

Btw, ada koq foto saya nyelip2 di acara2 kopdar, yang lihat saja tidak tahu yang mana saya.

May 23, 2013 at 9:40 AM

Tulisan yang bermanfaat, yah memang begitu keadaannya. Trims infonya kang.. BW ya :) Wassalam

May 23, 2013 at 11:27 AM

@BlogS of HariyantoBetul Mas, kadang ada dilema tentang itu, tapi insya Allah semua akan berjalan dengan baik jika kita memohon kepada-Nya, apalagi ternyata orang yang yg digadang2 jadi pendobrak malah ikut arus, tapi kita tidak perlu fokus kpd org yg begitu tapi tetep fokus pada kebaikan..

May 23, 2013 at 12:33 PM

@PakiesTerimakasih Kang, banyak dikalangan umat islam yang masih bersifat sektarian, masih taklid dengan kelompoknya sendiri dan mengaku hanya kelompoknya yang paling benar, tanpa mau menerima masukan dari orang lain, tanpa mau membuka diri untuk disiplin ilmu yang lain, padahal siapapun tidak ada jaminan ma'sum kecuali Rasulullah.

May 23, 2013 at 12:34 PM

@belalang cerewetTerimakasih
Salam balik dari kota pahlawan

May 23, 2013 at 12:38 PM

@Pakde CholikJiwa Corsa dan cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini ya Pakdhe..

Matur nuwun

May 23, 2013 at 12:43 PM

@Niken KusumowardhaniSuatu bangunan jika pondasinya kuat akan sulit dirobohkan.

Ah Mbak Niken jangan pesimis begitu, bukankah sudah menjadi kodradnya Wanita sudah menjadi pendidik yang hebat

May 23, 2013 at 12:46 PM

@Lina CahNdesoSubhanallah, apa khabar adik Lina, bagaimana dengan Abah? kangen dengan abah, salam kangen dan hormatku untuk abah ya dik..

terimakasih kunjungannya

May 23, 2013 at 12:57 PM

@Mugniartapi gampang aja mbak kita berpatokan pada sumber hukum yang ma'sum Al Quran dan As-Sunnah.

Mana mbak... kasih tau dong

May 23, 2013 at 12:58 PM

@Nova Nurul MustopaTerima kasih..
terimakasih BWnya, insya Allah nanti BW ke blognya..

May 23, 2013 at 1:15 PM

@Insan Robbani Mohon do'anya ya mas. Agar aku istiqomah dan kuat.

May 23, 2013 at 1:21 PM

dan mengaitkan dgn yg skrg jd trend sinetron ttg pesantren di TV. Saya lht beberapa sinetron bersetting pesantren kok jauh banget dr sistem pendidikan pesantren yg seharusnya ya mas? Iya sh, saya memang belum pernh mencicip pendidikan di lingkungan pesantren, tapi dalam wacana saya...apa ya iya model pendidikan dan keseharian di pesantren kayak yg dlm sinetron itu? pdhl sinetron dampaknya luar biasa mempengaruhi pandangan dan pola pikr masyarakat

#maaf jika agak menyimpang dr topik

May 23, 2013 at 1:32 PM

mengadopsi sistem pendidikan bukan berarti nila-nilai keislaman juga luntur,.

May 23, 2013 at 3:58 PM

@Ririe KhayanNamanya Sinetron pasti sdh campur aduk dengan infotaiment dan komersial, walau saya sndiri belum pernah belajar di pondok pesantren tapi saya juga tdk yakin jika spt yg di sinetron

May 23, 2013 at 3:59 PM

@meutia rahmahBetuul..
setuju...

May 23, 2013 at 4:12 PM

@Niken KusumowardhaniInsya Allah

May 23, 2013 at 7:49 PM

Setuju dengan kalimat penutupnya kang. Menjadikan sebuha perbedaan untuk dijadikan rahmat, bukan untuk dierdebatkan dalam mempermasalahkan.

Salam wisata

May 24, 2013 at 10:39 AM

@hana sugiharti judulnya sang pencerah. film bernafaskan agama Islam yang sarat makna.

May 24, 2013 at 10:41 AM

@Insan Robbani amin....

May 24, 2013 at 10:44 AM

dulu aku juga enggan waktu ditawari untuk masuk pesantren, tapi sekrang ada sesal yang aku rasa. memang gak masalah pake sistem apa, yang penting apa yang diajarkan tetap dalam nafas islam yang kuat. saya setuju itu kang....

May 24, 2013 at 2:38 PM

lama aku tidak berkunjung kesini, apa kabar sahabat?
setiap baca tulisanmu selalu saja ada hal yg membuat kita merenung, seharusnya semua muslim wajib membaca tulisan ini, ini penting. jgn pernah menjadikan perbedaan sebagai alasan utk memecah belah, karena sesungguhnya perbedaan itu indah, bayangkan, jika sebuah piano, hanya terdiri dari satu tuts saja, apakah bs membentuk musik yg indah?

May 24, 2013 at 3:01 PM

Mencerahkan mas bahasannya. Makasih ya :)

May 25, 2013 at 12:32 PM

@Penghuni 60Alhamdulillah kabar baik..
iya nih lama gak silaturahmi.

wah perumpamaan yang bagus dengan pianonya...

Salam

May 25, 2013 at 12:32 PM

@Catcilkuterimakasih...
terimakasih juga kunjungannya

May 25, 2013 at 2:26 PM

jangan memecah belah umat islam ya mas intinya

May 25, 2013 at 7:04 PM

@Insan Robbani

Sering kali orang2 yang bertentangan merasa sudah bersumber pada hukum yang ma'sum Al Quran dan As-Sunnah, mas Insan.

Atau karena penafsiran berbeda jadi berbeda juga, gitu deh :)
SAya dengan adik2 berbeda. Dengan ibu juga berbeda.

Hahaha ... ttg foto ya .. padahal pernah saya mention mas Insan waktu foto bareng Bloofers Makassar, ada saya dan Athifah di situ :D

May 25, 2013 at 8:38 PM

@Ejawantah WisataSetuju sekali kang Indra, karena ada hal2 yg memungkinkan terjadinya perbedaan

May 25, 2013 at 8:39 PM

@muhammad ridwancoba ada yang nawarin saya pasti kusambut dengan tangan terbuka..., hayoo ajarin saya sekarang

May 25, 2013 at 8:40 PM

@Lidya - Mama Cal-Vinbetul mbak, belajar menghargai pendapat

May 25, 2013 at 8:47 PM

@Mugniarslam itu ibarat disangga dua pilar, satu pilar yang kokoh satunya pilar yg lentur, pilar kokoh berisi tentang akidah dan hal2 yg sifatnya qoth'i dan ushul yg tdk boleh diutak-atik lagi, sedang yg lentur berisi seperti mslh khilafiyah dan hal2 yg sifatnya dzoni dan furu', disini sangat memungkinkan terjadinya perbedaan, utk menyikapi ini saya belajar fiqh ikhtilaf..

Mana...mana mentionnya..?

June 9, 2013 at 5:04 AM

terimakasih postingannya.. paling enggak saya jadi semakin tahu :))

June 10, 2013 at 10:46 AM

Postingan yg menarik ini Mas, tentu ada saja pesantren yg sistemnya seperti itu, tapi benar kata komentar2nya jika tak usah menjadi perdebatan dan berusaha menghargai pendapat..

kalo tntang hadits menuntut ilmu sampai ke negeri China, ustad saya mengatakan dulu pas jaman Rasul dikalangan pedagang bangsa Arab sudah mahsyur bahwa China adalah negeri yg sangat jauh. jadi Nabi mengatakan hadits itu supaya kita menuntut ilmu sejauh mungkin yang kita mampu..

Post a Comment

"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes