Kamis, 06 Desember 2012

Sebuah Pencarian

Aku Berdiri dipersimpangan jalan

Meniti hidup tanpa arah pasti
Bagaikan siang tanpa mentari
Gelap dan pekat menikam sunyi
Membunuh nurani hingga mati

Jauh kuberjalan menyusuri lorong waktu
Berkawan dengan keyakinan semu
Aku mulai tidak percaya dengan kepercayaanku
Aku mulai tidak yakin lagi dengan keyakinanku

Ah...
Bosan aku dengan keyakinan pura-pura
Jenuh aku dengan keyakinan fatamorgana
Jengah aku dengan keyakinan rekayasa
Penuh fatwa dari manusia pertapa

Aku berdiri di persimpangan Jalan
Memandang gamang pada rembulan
Engkaukah yang pantas kuagungkan
Engkaukah yang layak kujadikan tuhan
Tak pernah ada jawaban, kecuali hanya cibiran

Aku mencari dan terus mencari
Menelusuri jejak kebenaran yang hakiki
Dari jejak-jejak para Nabi dan Firman Illahi
Sebagai peneguh iman penyejuk hati

Taukah kamu...?
Aku adalah seonggok gumpalan batu
Tanpa suara, gagu dan bisu
Jasadku hidup tapi hatiku beku
Merenda hidup bertongkatkan ragu

Oh..., Langkahku tertahan
Ketika lafadz suci dikumandangkan
Menggema kelangit tanpa tepian
“Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaan”
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Aku tersentak, ada apa dengan firman-Mu
Ada rasa menyeruak lembut menerobos kalbu
Menawarkan kesejukan dan rasa haru
Kasih sayang-Mu membuatku malu dan mati kutu

Aku tersungkur lemas
Sekujur tubuhpun bagai terhempas
Dadaku sesak hampir tanpa nafas
Dosa-dosa kian jelas membekas
Telaga beningpun mengalir deras

Bathin ini merintih jiwa ini meronta
Rindu aku pada sabda Rasul Mulia
Yang dibalut dengan akhlak sempurna
Sebagai Nabi terakhir pengawal dunia

Ya Allah... 
Bersyukur aku telah Engkau beri hidayah
Untuk memeluk agama yang Fitrah
Tuntunlah aku untuk selalu bermunajah
Beribadah sebagai bentuk ubudiyah
Dengan sepenuh hati dan jiwa istiqomah

54 comments

6 Desember 2012 pukul 16.48

Lantunan sebuah aksara beraroma Firdaun memanggilku hadir dalam mnyimak hentakan sebuah dawai yang kau mainkan sahabat.

Sungguh indah lukisan kalam yang kau mainkan dalam sebuah untaian yang bermakna, hingga dapat membangunkan kesadaran dalam tidur setiap orang yang mendengarkan untaian aksara yang kau mainkan.

Sukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog

6 Desember 2012 pukul 16.51

Kakaaaak,. Pengen ceritaaaa

6 Desember 2012 pukul 17.02

Sukaaaaaaaaa. . .

Langkahku tertahan
Ketika lafadz suci dikumandangkan
Menggema kelangit tanpa tepian
“Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaani”
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Sebuah pencarian dengan sepenuh hati dan jiwa yang istiqomah. .. :)

Keren ah, Om. . .

6 Desember 2012 pukul 17.03

Muridku yang satu-satunya ini memang cerdas... #guru belagu..
Mas Insan... indah sekali. Mulai dari pilihan kata-katanya, aliran tiap baitnya. Ada cerita yang bisa ditangkap. Mengalir penuh makna.
Dapat nilai 100 mas... :D

6 Desember 2012 pukul 17.19

asssikkk,.. menyimak diriq,... hehehhe ,., salam kenal sob, ditunggu follwbacknya

6 Desember 2012 pukul 19.15

baca 'puisi' perjalanan kisah pencarian abu @insan ini sangat mengharukan... hidayah memang hanya datang pada mereka yang melapangkan dadanya pada kebenaran.

dan semua perjalanan yang panjang ini terangkum dalam bait-bait indah, yang cukup singkat bagi panjangnya pencarian itu sendiri. namun cukup mewakili getaran hasrat jiwa penulisnya untuk kembali kepada fitrahNya.

#semoga istiqomah: aamiin.. ^^

6 Desember 2012 pukul 19.57

wuihh bagus om :)
mogaketagihan nulis puisi :)

6 Desember 2012 pukul 20.35

Pencarian yang berakhir indah...
Subhanallah. Great! ka insan :)

6 Desember 2012 pukul 22.37

@Ejawantah's BlogSubhanall kata2nya bagus banget kang Indra..., sedikit aja keren apalagi banyak

6 Desember 2012 pukul 22.37

@armaeMau cerita apa Rie...

6 Desember 2012 pukul 22.38

@Idah CerisTerimakasih Idah...
tersipu-sipu sambil tutup muka..

6 Desember 2012 pukul 22.38

@Niken Kusumowardhanihehehehe..
Siapa dulu yang ngajarin... eh gurunya...

6 Desember 2012 pukul 22.40

@Zeal*LiyanfuryAamiin...
terimakasih Liyan, sungguh saudara2 seiman selalu menjadi motivasi utk berusaha Istiqomah

6 Desember 2012 pukul 22.41

@AdiHalah kok malah disuruh ketagihan,,

6 Desember 2012 pukul 22.46

@Hasana AnnasAlhamdulillah..
terimakasih Adik Nana..
U are the great..

6 Desember 2012 pukul 22.47

@Rahmat HidayatEh salam kenal balik..
so pasti sudah follow juga..

7 Desember 2012 pukul 00.32

Subhanallah...
Welkambek, Akh :)

7 Desember 2012 pukul 07.59

aku bangga jadi muslim...

*ya ampun, kemana kata-kata itu menguap

7 Desember 2012 pukul 08.14

waduh, rasanya mengalir ikut bersama tulisan ini...
syahdu sekali rasanya...

7 Desember 2012 pukul 09.02

@novi rahantanKarena Islam mempunyai derajad dan kedudukan yg paling tinggi bagi Allah, kenapa kita tidak bangga menjadi bagian dari Islam

7 Desember 2012 pukul 09.04

@kakaakinTerimakasih kaka akin

7 Desember 2012 pukul 09.06

@muhammad ridwanlebih syahdu dari lagunya Noah ya kang... hihihihi

7 Desember 2012 pukul 09.29

wah keren kak..udah puitis yah , top deh

7 Desember 2012 pukul 10.37

@Insan RobbaniNdak tau :D

7 Desember 2012 pukul 11.05

@armaeYMnya off terus ya Rie

7 Desember 2012 pukul 11.06

@meutia rahmahyang pasti tidak sekeren tulisanmu Tia..
lagi belajar...

7 Desember 2012 pukul 14.11

pencairan dalam sbuah puisi.
asyik menyimak dngn baik. Smoga ttp istiqomah yang bang.

Tulisannya bikin ngilu hati.

7 Desember 2012 pukul 18.58

Selalu bisa bikin merinding dr tuisannya ya kak...
Hidayah itu sangat membekas di hati ya kak, alhamdulillah... :D

7 Desember 2012 pukul 21.14

main ke sini, saya selalu terdiam. Untaian kata-katanya adalah ilmu, adalah pencerahan, dan adalah bahan pengingat buat diri yang terlena, buat diri yang terlupa...

mungkin komentar saya gak nyambung, tetapi seperti inilah saya kalau berada di sini, tak bisa banyak berkata-kata...

7 Desember 2012 pukul 21.18

@Annur eL Karimahdoanya Annur sangat saya perlukan utk mengiringi langkahku dgn istiqomah

7 Desember 2012 pukul 21.25

@Kayakubibetul... sangat-sangat membekas dan sebuah anugrah terindah

7 Desember 2012 pukul 21.27

@SamAduh bang Sam... jangan lebay gitu..
siapa yang gak kenal penulis muda berbakat dengan tulisannya yang mencengangkan, bahkan saya salah satu orang yang pengaguminya..

7 Desember 2012 pukul 22.30

Allhamdulillah saya juga bangga jadi muslim mas

8 Desember 2012 pukul 00.57

setiap kata di blog ini, sungguh.
sungguh terlalu....

mas e, bukunya tak bawa...

8 Desember 2012 pukul 10.41

@Lidya - Mama Cal-VinAlhamdulillah ya mbak

8 Desember 2012 pukul 10.42

@rivaiIya kapan2 saya ambil Mas..

8 Desember 2012 pukul 15.33

"Setiap waktu Dia berada dalam kesibukan", kalau manusia sibuk mencari, Sang Pencipta sibuk mengatur dunia dan memberikan kita nikmat, tapi kadang kita lalai, maka kembalilah kita pada ayat Ar Rahman di atas sambil memegang teguh kalimat; "Balasan kebaikan adalah kebaikan pula" :D

8 Desember 2012 pukul 22.42

keren mas..
bahasanya itu lho, jadi bikin kangen ke Allah :")

9 Desember 2012 pukul 13.11

@NFwau komentarnya keren banget, termakasih udah menambahi

9 Desember 2012 pukul 13.12

@Rakyan Widhowati Tanjungseharusnya memang harus selalu kangen pada Allah ya mbak..

10 Desember 2012 pukul 21.00

Ar-Rahman. surah favorit dari jaman bocah.

lama yah, baru mampir lagi.

Anonim
11 Desember 2012 pukul 06.09

Mas Insan, ajarin Yanti dong buat puisi yang begini :)
Sarat makna ^^

Sama dengan mbak Aci, suroh favorit ada dalam penggalan puisi ini ^_^

11 Desember 2012 pukul 09.02

@Accilong (Asriani Amir)Haloo Achi... sudah aktif kembalikah..??

11 Desember 2012 pukul 09.03

@Sri Efriyanti az-Zahra Harahapidih... Yanti nyindir nih, ini aja asal jadi kok, bukankah Yanti lbh pinter ngerangkai katanya...

12 Desember 2012 pukul 06.00

Perjalanan hati yg dibaitkan dengan begitu indah mas, menyentuh jauh kekedalaman hati.

# selamat pagi mas Insan...smg harimu seindah puisi yg kubaca pagi ini :)

12 Desember 2012 pukul 09.26

@IrmaSenjaSelamat Pagi juga mbak Irma

wah jadi tersipu nih...
yang saya tau mbak Irma ini ahlinya bikin puisi..

terimakasih deh untuk kunjungannya

12 Desember 2012 pukul 10.28

Subhanallah...

aku juga bangga menjadi seorang muslimah :)

13 Desember 2012 pukul 06.05

Masya Allah, puisi yang bagus. Sy suka sama isi dan akhirannya yang bersajak.

Oya, untuk: “Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaani”
Bisa koq akhirannya "tukadzdzibaan" saja. Malah cocoknya tanpa "i" karena kan tidak dibaca bersambung dengan ayat setelahnya... *sekadar saran*

13 Desember 2012 pukul 09.41

@cah_kesesi_ayuteaHarus...
karena Islam mempunyai derajad tertinggi, yag harus dibanggakan

13 Desember 2012 pukul 09.44

@MugniarWah tersanjung mbak Niar..
terimakasih sarannya, sudah diganti kok

20 Desember 2012 pukul 06.45

Mas Insaaaaaan.... aku terhenyak membaca untaian katanya, bait demi baitnya begitu bermakna. Pemilihan katanya begitu tepat dan berirama...
Masyaallah..... Indah nian, renungan penuh arti yang sungguh mengalir dari sanubari...

ckckckck... speechless, #duduk dipojokan, mengagumi seorang Insan Robbani...

I m proud to be a moslem! :)

22 Desember 2012 pukul 23.58

@alaika abdullahwah mbak Al...
belajar mbak... btw terimakasih mbak

21 Oktober 2013 pukul 22.16

Aku iri pada sebuah keimanan.

22 Oktober 2013 pukul 19.10

seperti ini rasa syukur itu.
karena pakde sepertinya dalem banget

Posting Komentar

"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes