![]() | |
Aku Berdiri dipersimpangan jalan |
Meniti hidup tanpa arah pasti
Bagaikan siang tanpa mentari
Gelap dan pekat menikam sunyi
Membunuh nurani hingga mati
Jauh kuberjalan menyusuri lorong waktu
Berkawan dengan keyakinan semu
Aku mulai tidak percaya dengan kepercayaanku
Aku mulai tidak yakin lagi dengan keyakinanku
Ah...
Bosan aku dengan keyakinan pura-pura
Bosan aku dengan keyakinan pura-pura
Jenuh aku dengan keyakinan fatamorgana
Jengah aku dengan keyakinan rekayasa
Penuh fatwa dari manusia pertapa
Penuh fatwa dari manusia pertapa
Aku berdiri di persimpangan Jalan
Memandang gamang pada rembulan
Memandang gamang pada rembulan
Engkaukah yang pantas kuagungkan
Engkaukah yang layak kujadikan tuhan
Tak pernah ada jawaban, kecuali hanya cibiran
Aku mencari dan terus mencari
Menelusuri jejak kebenaran yang hakiki
Dari jejak-jejak para Nabi dan Firman Illahi
Dari jejak-jejak para Nabi dan Firman Illahi
Sebagai peneguh iman penyejuk hati
Taukah kamu...?
Aku adalah seonggok gumpalan batu
Tanpa suara, gagu dan bisu
Tanpa suara, gagu dan bisu
Jasadku hidup tapi hatiku beku
Merenda hidup bertongkatkan ragu
Oh..., Langkahku tertahan
Ketika lafadz suci dikumandangkan
Menggema kelangit tanpa tepian
Menggema kelangit tanpa tepian
“Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaan”
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Aku tersentak, ada apa dengan firman-Mu
Ada rasa menyeruak lembut menerobos kalbu
Menawarkan kesejukan dan rasa haru
Kasih sayang-Mu membuatku malu dan mati kutu
Aku tersungkur lemas
Sekujur tubuhpun bagai terhempas
Dadaku sesak hampir tanpa nafas
Dosa-dosa kian jelas membekas
Dosa-dosa kian jelas membekas
Telaga beningpun mengalir deras
Bathin ini merintih jiwa ini meronta
Rindu aku pada sabda Rasul Mulia
Bathin ini merintih jiwa ini meronta
Rindu aku pada sabda Rasul Mulia
Yang dibalut dengan akhlak sempurna
Sebagai Nabi terakhir pengawal dunia
Ya Allah...
Bersyukur aku telah Engkau beri hidayah
Bersyukur aku telah Engkau beri hidayah
Untuk memeluk agama yang Fitrah
Tuntunlah aku untuk selalu bermunajah
Beribadah sebagai bentuk ubudiyah
Beribadah sebagai bentuk ubudiyah
Dengan sepenuh hati dan jiwa istiqomah
54 comments
Lantunan sebuah aksara beraroma Firdaun memanggilku hadir dalam mnyimak hentakan sebuah dawai yang kau mainkan sahabat.
Sungguh indah lukisan kalam yang kau mainkan dalam sebuah untaian yang bermakna, hingga dapat membangunkan kesadaran dalam tidur setiap orang yang mendengarkan untaian aksara yang kau mainkan.
Sukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
Subhanall kata2nya bagus banget kang Indra..., sedikit aja keren apalagi banyak
Kakaaaak,. Pengen ceritaaaa
Mau cerita apa Rie...
Ndak tau :D
YMnya off terus ya Rie
Sukaaaaaaaaa. . .
Langkahku tertahan
Ketika lafadz suci dikumandangkan
Menggema kelangit tanpa tepian
“Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaani”
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Sebuah pencarian dengan sepenuh hati dan jiwa yang istiqomah. .. :)
Keren ah, Om. . .
Terimakasih Idah...
tersipu-sipu sambil tutup muka..
Muridku yang satu-satunya ini memang cerdas... #guru belagu..
Mas Insan... indah sekali. Mulai dari pilihan kata-katanya, aliran tiap baitnya. Ada cerita yang bisa ditangkap. Mengalir penuh makna.
Dapat nilai 100 mas... :D
hehehehe..
Siapa dulu yang ngajarin... eh gurunya...
asssikkk,.. menyimak diriq,... hehehhe ,., salam kenal sob, ditunggu follwbacknya
Eh salam kenal balik..
so pasti sudah follow juga..
baca 'puisi' perjalanan kisah pencarian abu @insan ini sangat mengharukan... hidayah memang hanya datang pada mereka yang melapangkan dadanya pada kebenaran.
dan semua perjalanan yang panjang ini terangkum dalam bait-bait indah, yang cukup singkat bagi panjangnya pencarian itu sendiri. namun cukup mewakili getaran hasrat jiwa penulisnya untuk kembali kepada fitrahNya.
#semoga istiqomah: aamiin.. ^^
Aamiin...
terimakasih Liyan, sungguh saudara2 seiman selalu menjadi motivasi utk berusaha Istiqomah
wuihh bagus om :)
mogaketagihan nulis puisi :)
Halah kok malah disuruh ketagihan,,
Pencarian yang berakhir indah...
Subhanallah. Great! ka insan :)
Alhamdulillah..
terimakasih Adik Nana..
U are the great..
Subhanallah...
Welkambek, Akh :)
Terimakasih kaka akin
aku bangga jadi muslim...
*ya ampun, kemana kata-kata itu menguap
Karena Islam mempunyai derajad dan kedudukan yg paling tinggi bagi Allah, kenapa kita tidak bangga menjadi bagian dari Islam
waduh, rasanya mengalir ikut bersama tulisan ini...
syahdu sekali rasanya...
lebih syahdu dari lagunya Noah ya kang... hihihihi
wah keren kak..udah puitis yah , top deh
yang pasti tidak sekeren tulisanmu Tia..
lagi belajar...
pencairan dalam sbuah puisi.
asyik menyimak dngn baik. Smoga ttp istiqomah yang bang.
Tulisannya bikin ngilu hati.
doanya Annur sangat saya perlukan utk mengiringi langkahku dgn istiqomah
Selalu bisa bikin merinding dr tuisannya ya kak...
Hidayah itu sangat membekas di hati ya kak, alhamdulillah... :D
betul... sangat-sangat membekas dan sebuah anugrah terindah
main ke sini, saya selalu terdiam. Untaian kata-katanya adalah ilmu, adalah pencerahan, dan adalah bahan pengingat buat diri yang terlena, buat diri yang terlupa...
mungkin komentar saya gak nyambung, tetapi seperti inilah saya kalau berada di sini, tak bisa banyak berkata-kata...
Aduh bang Sam... jangan lebay gitu..
siapa yang gak kenal penulis muda berbakat dengan tulisannya yang mencengangkan, bahkan saya salah satu orang yang pengaguminya..
Allhamdulillah saya juga bangga jadi muslim mas
Alhamdulillah ya mbak
setiap kata di blog ini, sungguh.
sungguh terlalu....
mas e, bukunya tak bawa...
Iya kapan2 saya ambil Mas..
"Setiap waktu Dia berada dalam kesibukan", kalau manusia sibuk mencari, Sang Pencipta sibuk mengatur dunia dan memberikan kita nikmat, tapi kadang kita lalai, maka kembalilah kita pada ayat Ar Rahman di atas sambil memegang teguh kalimat; "Balasan kebaikan adalah kebaikan pula" :D
wau komentarnya keren banget, termakasih udah menambahi
keren mas..
bahasanya itu lho, jadi bikin kangen ke Allah :")
seharusnya memang harus selalu kangen pada Allah ya mbak..
Ar-Rahman. surah favorit dari jaman bocah.
lama yah, baru mampir lagi.
Haloo Achi... sudah aktif kembalikah..??
Mas Insan, ajarin Yanti dong buat puisi yang begini :)
Sarat makna ^^
Sama dengan mbak Aci, suroh favorit ada dalam penggalan puisi ini ^_^
idih... Yanti nyindir nih, ini aja asal jadi kok, bukankah Yanti lbh pinter ngerangkai katanya...
Perjalanan hati yg dibaitkan dengan begitu indah mas, menyentuh jauh kekedalaman hati.
# selamat pagi mas Insan...smg harimu seindah puisi yg kubaca pagi ini :)
Selamat Pagi juga mbak Irma
wah jadi tersipu nih...
yang saya tau mbak Irma ini ahlinya bikin puisi..
terimakasih deh untuk kunjungannya
Subhanallah...
aku juga bangga menjadi seorang muslimah :)
Harus...
karena Islam mempunyai derajad tertinggi, yag harus dibanggakan
Masya Allah, puisi yang bagus. Sy suka sama isi dan akhirannya yang bersajak.
Oya, untuk: “Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaani”
Bisa koq akhirannya "tukadzdzibaan" saja. Malah cocoknya tanpa "i" karena kan tidak dibaca bersambung dengan ayat setelahnya... *sekadar saran*
Wah tersanjung mbak Niar..
terimakasih sarannya, sudah diganti kok
Mas Insaaaaaan.... aku terhenyak membaca untaian katanya, bait demi baitnya begitu bermakna. Pemilihan katanya begitu tepat dan berirama...
Masyaallah..... Indah nian, renungan penuh arti yang sungguh mengalir dari sanubari...
ckckckck... speechless, #duduk dipojokan, mengagumi seorang Insan Robbani...
I m proud to be a moslem! :)
wah mbak Al...
belajar mbak... btw terimakasih mbak
Aku iri pada sebuah keimanan.
seperti ini rasa syukur itu.
karena pakde sepertinya dalem banget
Post a Comment
"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"