Jumat, 02 November 2012

Tawa Ajo, Damai Hati Kami

Pagi itu masih tetap sama. Aku melihat anak itu menemani ibunya menyapu jalan di lingkungan kompleks rumahku. Dia duduk dipinggir jalan dengan santainya. Ditangannya memegang mobil-mobilan yang sudah usang. Didorongnya maju mundur pada aspal yang sudah disapu bersih ibunya. Mulutnya tak pernah berhenti menirukan suara mobil. Ngeeng....ngeeng....! Mungkin dalam hatinya dia sedang berkhayal kelak ingin bisa mengemudikan mobilnya sendiri di jalan raya.

Aku sering memperhatikan mereka. Si ibu selalu giat dengan pekerjaannya. Menyapu jalanan dan mengumpulkan sampah untuk dimasukkan ke dalam karung.  Ah... masih banyak saja yang membuang sampah di jalan. Makin memberatkan pekerjaan penyapu jalan seperti dirinya.

Sesekali dia menoleh kepada anaknya. Seakan mengawasi dari kejauhan. Kalau boleh memilih, tentunya dia tidak akan mengajak anaknya berada ditepi jalan setiap pagi dan sore. Karena debu jalan selalu bertaburan seiring dengan dikayuhkan sapunya, tentunya tidak baik buat anaknya. Belum lagi asap kendaraan yang lalu lalang. Tapi dia terpaksa tidak ada pilihan lagi, kepada siapa harus menitipan anaknya,  sedang dia tiada sanak dan saudara disini. Dan anaknyapun enggan ditinggal sendirian di kamar kost nya yang sempit dan pengap itu. Aku mengetahui kondisinya belakangan ini setelah makin mengenal mereka.

gambar dari sini
Suaminya meninggal waktu Ajo, anaknya berumur 2 tahun. Sekarang usia Ajo sudah 4 tahun. Berarti 2 tahun sudah dia sendiri membesarkan anaknya. Menjadi penyapu jalan adalah pekerjaan yang sampai saat ini bisa dilakukannya. Sesekali jika ada warga yang membutuhkan tenaganya, dengan senang hati dia akan membantunya.

Aku amati sudah beberapa hari Ajo senang sekali memainkan mobil-mobilannya sambil duduk di depan pagar rumahku. Dengan mulut tetap menyuarakan mobil, Ajo seperti tak masalah dengan keadaan yang menjadi rutinitasnya itu. Dia tetap saja anteng menunggui ibunya selesai dengan pekerjaannya. Pagi dan sore.

Sore itu aku memanggil Ajo untuk masuk ke dalam rumahku. Melihatnya selalu duduk sendiri membuatku merasa iba. Bukankah lebih baik Ajo masuk ke rumahku, main bersama anakku, atau sekedar nonton tv saja. Ajo menyambut dengan riang ajakanku. Si ibu yang semula tidak enak hati, kuatir merepotkan, akhirnya mengijinkan setelah aku yakinkan bahwa aku dan suamiku tidak keberatan.

Sejak hari itu, terutama pada sore hari, Ajo jadi akrab dengan keluargaku, terutama anak-anak. Dia sering main bola dengan anakku di halaman rumah. Nonton tv, main play station atau bermain lainnya diteras rumah. Ajo terlihat seperti menyukai semua itu. Awalnya memang dia terlihat malu dan canggung. Tapi sekarang sudah terbiasa dan akrab.

Seringnya kedatangan Ajo ke rumah kami memang membawa suasana baru. Anak-anak jadi belajar bagaimana menyesuaikan diri dengan orang lain yang tentu saja punya sikap dan gaya bicara yang berbeda. Kepada anak-anakku, aku berikan penjelasan bahwa anak yatim seperti Ajo, harus kita beri perhatian dan kasih sayang. Agar mau berbagi dan menyayangi Ajo.

Allah berfirman dalam Surat Al - Baqarah ayat 220 :
(Berfikir) tentang dunia dan akhirat, dan mereka bertanya kepadamu tentang anak-anak yatim, katakanlah: “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu....."

Suamiku juga cukup perhatian kepada Ajo. Setiap membeli makanan untuk anak-anak, Ajo juga ikut dibelikan. Sesekali membelikan Ajo pakaian atau memberikan pakaian anak-anak yang sudah kesempitan tapi masih sangat layak pakai. Anak-anak juga sering mengalah memberikan makanan atau mainannya kepada Ajo. Bahagia rasanya melihat Ajo tertawa bersama anak-anak.

Ajo memang tidak tinggal bersama kami, tapi makin hari, makin terasa suasana damai dalam keluargaku. Kehadiran Ajo seakan memperindah dan membawa keberkahan bagi keluargaku. Walau belum banyak yang mampu kami berikan kepada Ajo, namun rahmat Allah sudah begitu besar kami rasakan. Terutama pada kedamaian hati anggota keluargaku.

"Barangsiapa meletakkan tangannya di atas kepala anak yatim dengan penuh kasih sayang, maka Allah akan menuliskan kebaikan pada setiap lembar rambut yang disentuh tangannya. (HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Ibnu Hibban, Ibnu Abi Aufa).

 ~ oOo ~


Ditulis oleh:  
Niken Kusumowardhani


42 comments

2 November 2012 pukul 22.02

Tawa anak-anak spt Ajo memang membuat hati damai, tapi tak bisa dipungkiri terselip juga rasa haru dan simpatik. Terlintas lapis-lapis keharuan saat membayangkan anak sekecil itu sdh menjadi yatim [tdk punya ayah]. Terlebih jika si anak yatim piatu....speechless, hati teraduk jika berada di antara mereka

2 November 2012 pukul 22.49

Eeehh... udah diposting thooo... kok ga berasa yaa....??
Makasih ya mas Insan...

3 November 2012 pukul 00.19

@Ririe Khayan
Betul itu mbak Ririe... Kadang memang sering tak bisa berkata-kata. Hanya sekedar tertawa bersamanya saja rasanya sudah cukup mendamaikan hati.

3 November 2012 pukul 05.19

bundaa... *tak mampu untuk koment.. teringat ayahandaku
yang telah menghadapNYA.. :(

3 November 2012 pukul 06.11

@Zeal*Liyanfury
Semoga ayahanda mbak Zeal mendapat tempat yang baik disisi Allah Subhanahuwata'ala.

3 November 2012 pukul 08.08

ini tulisan tamu ya... ke blog mbak Niken ah...

3 November 2012 pukul 20.54

bundaa..@Niken Kusumowardhani amiiin. :)

3 November 2012 pukul 22.08

bagus sekali, tersentuh..

3 November 2012 pukul 22.47

@Ami
makasih mbak Ami... udah keliatan jejaknya di tempat saya... :)

3 November 2012 pukul 22.55

Nice post mba... TFS yaaa... :)

3 November 2012 pukul 23.19

@Damae
Alhamdulillah kalau bisa menyentuh

3 November 2012 pukul 23.19

@alaika abdullah
Thank you mbak Al... :)

4 November 2012 pukul 08.06

@Niken Kusumowardhanimakasih ya mbak Niken untuk tulisannya..,

4 November 2012 pukul 09.55

wah,tulisan ini bisa menginspirasi banyak orang
kenapa mbak Niken gak ikut sertakan di GA Cinta untuk Anak Yatim ya? :)

4 November 2012 pukul 12.14

Membaca dari awal, aku membayangkan kalau ajo sedang main dengan devon dan teman2nya. Eh, ternyta ini tuisan bunda lahfy. :)

Tulisannya renyah, bagus dan membuatku bisa membuka mata lebar. :)

Ajo, semoga menjadi anak yang soleh ya. Semoga bisa menjaga ibu, kelak. :)

4 November 2012 pukul 17.00

@achoey el haris
Hehehe... kalau diikutin lagi boleh ngga kang...?

4 November 2012 pukul 17.01

@Idah Ceris
Tulisannya renyah kayak kerupuk yg baru digoreng ya Idah...

4 November 2012 pukul 17.02

@Insan Robbani
Trimakasih kembali mas Insan... Kapan2 gantian ya... tulisan mas Insan menghiasi lovely atau pena bunda.

5 November 2012 pukul 09.51

@Niken KusumowardhaniBereessss mbak

5 November 2012 pukul 11.11

Ajo, semoga sehat selalu dan ceria :)
Kisah yang menginspirasi. Sungguh, berbagi kebahagiaan dengan orang lain itu menyenangkan apalagi bersama anak yatim. Sedih bacanya :')

5 November 2012 pukul 14.24

kehidupan yang sungguh membahagiakan sepertinya. bahagia yang benar benar membahagiakan. semoga keluarga bunda di jaga kebahagiaannya olehNYA....

6 November 2012 pukul 05.50

semoga anak anakyatim selalu bahagia dan kita harus dapat membahagiakan mereka dengan sesuatu yang lebih agar dapat mencium surganya Allah

6 November 2012 pukul 07.28

apapun keadaannya, tawa anak2 selalu membawa kedamaian ya..

8 November 2012 pukul 19.39

Oh Ya Allah... ternyata di balik kesusahan itu, tawa begitu berarti :) sebuah tawa, bahkan dari seorang aja, anak kecil yang tangguh... semoga...

9 November 2012 pukul 10.56

menyentuh sekali tulisan Bu Niken ini, sungguh.... betapa penting bagi setiap kita untuk mempunyai kepedulian terhadap Ajo dan para sahabatnya yang senasib.

9 November 2012 pukul 19.40

wah, blog ini masih terima penulis tamu yah. mantab..mantab..

terima kasih untuk saling mengingatkan mbak niken...

10 November 2012 pukul 12.10

@Irma Devi SantikaBoleh Sedih asal jangan sampai nangis ya Irma

10 November 2012 pukul 12.11

@muhammad ridwanSaya ikut meng-aamiin-kan harapan dan doanya

10 November 2012 pukul 12.11

@opickazaAamiin Allahuma aamiin

10 November 2012 pukul 12.12

@kekenaimasangat setuju mbak..

10 November 2012 pukul 12.12

@Nurmayanti ZainBerarti Maya harus lebih tangguh dari anak Yatim ya...

10 November 2012 pukul 12.13

@Akhmad Muhaimin AzzetSubhanallah, sangat setuju Pak Azzet

10 November 2012 pukul 12.13

@Accilong (Asriani Amir)hehehehe...
Silakan kalo Achi mau ikut berbagi

10 November 2012 pukul 12.14

@Ririe Khayansangat seetuju dengan komennya Ririe...

10 November 2012 pukul 12.15

@AmiMau berbagi Posting disini Boleh kok mbak Ami

10 November 2012 pukul 12.16

@alaika abdullahSetuju dgn mbak Al..

10 November 2012 pukul 12.16

@Idah CerisSayang devon gak hadir disini ya Idah

10 November 2012 pukul 19.49

Subhanallah...
Ternyata Allah memberikan rizki untuk Ajo melalui keluarga Mbak Niken ya... :)

12 November 2012 pukul 19.11

Assalamu'alaikum pak, udah lama ga ke sini :)

13 November 2012 pukul 13.51

@NFWaalaikumsalam... Alhamdulillah akhirnya datang juga

13 November 2012 pukul 13.51

@kakaakinAlhamdulillah banget ya mbak..

19 Mei 2013 pukul 08.36

Tuhan punya cara sendiri sobat mungkin si kecil arjo adalah warna yang diberikan tuhan sebagai bagian dari kehidupan sobat dan tuhan berikan sobat untuk membantunya sebagai seorang yatim dan untuk arjo sendiri keluarga sobat adalah sebagai ganti hilangnya ayah si harjo sendiri

Posting Komentar

"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes