Oleh: Bunda Lahfy
Salah satu hal yang aku nikmati sebagai ibu rumah tangga adalah pada saat aku bisa bersama anak-anak berkumpul di kamarku. Rame-rame berdesakan di atas tempat tidurku. Kami bisa ngobrol apa saja. Bercanda apa saja. Saling meledek tanpa ada yang tersinggung. Aku mencoba mengikuti cara mereka bicara, cara mereka bercanda. Aku ingin menjadi teman untuk mereka. Agar mereka merasa bahwa bundanya dekat dengan mereka dan memahami mereka. Ada-ada saja gurauan mereka. Karena usia mereka yang berbeda-beda, masing-masing mereka mempunyai khas sendiri-sendiri. Alhamdulillah... tak henti aku bersyukur atas nikmat dan karunia yang diberikan Allah kepadaku. Seiring do'aku dalam setiap langkah mereka, semoga Allah selalu memberi perlindungan dan petunjukNya.
Biasanya momen-momen seperti itu aku manfaatkan juga untuk menyelipkan nasehat-nasehat kepada mereka. Dengan suasana yang santai seperti itu, nasehat tidaklah terdengar seperti perintah, jadi mereka lebih bisa menerimanya. Atau kadang sengaja membahas masalah-masalah atau hal-hal yang sedang menjadi perhatian mereka baik di sekolah, dipergaulan atau berita aktual. Kadang pula aku mengajak mereka duduk 'melingkar' untuk berhalaqah. Menyampaikan 1-2 ayat Alqur'an yang sudah aku pelajari dari halaqahku sendiri. Ternyata antusia mereka cukup tinggi. Banyak pertanyyan-pertanyaan dilontarkan. Aku jawab yang aku bisa, dan andai aku tidak bisa akan aku pending dan menanyakan kepada guruku.
Buatku amatlah penting mengajak anak-anak berkomunikasi 2 arah. Tidak selalu mereka harus mendengar kita, tapi beri mereka kesempatan juga untuk bicara. Sering kita mendapat 'nasehat' dari apa yang mereka sampaikan.
Bunda Lahfy |
Buatku amatlah penting mengajak anak-anak berkomunikasi 2 arah. Tidak selalu mereka harus mendengar kita, tapi beri mereka kesempatan juga untuk bicara. Sering kita mendapat 'nasehat' dari apa yang mereka sampaikan.
*****
Sore itu... Awalnya aku hanya menanyakan kegiatan anak-anak di sekolah. Bergantian mereka bicara. Sampailah kami pada topik tentang Ramadhan yang memang sebetulnya itu menjadi tujuanku pada perbincangan sore itu. Berbicara tentang Ramadhan di keluargaku selalu mempunyai warna sendiri. Usia anak-anak yang berbeda sudah pasti mempunyai lika-liku sendiri. Tiap tahun aku membimbing mereka untuk lebih meningkatkan ibadah di bulan Ramadhannya. Dengan harapan akan menjadi perbaikan dari sikap mereka.
"Sebentar lagi bulan Ramadhan lho... Hayo siapa yang belum lunas qodhonya...?" tanyaku kepada mereka.
Luthfan lebih dulu menjawab, "Aku udah bun, aku kan cuma batal 1 hari."
"Kalau aku masih kurang 3 hari lagi bunda, aku batal 6 hari karena haid," Astri menjawab agak lemah.
"Kalau Hilman gimana..?" lanjutku sambil mengusap kepalanya.
"Hehehe... Aku belum qodho sama sekali bun, rasanya kalau puasa sendiri di sekolah kok berat. Teman-teman pada jajan bikin kepengen," jawab Hilman santai.
Sementara Fanni cuma mendengarkan saja kakak-kakaknya bicara. Tahun lalu Fanni belum kuat puasa sampai maghrib. Jadi masih ikut-ikutan saja.
"Ya sudah... Astri selesaikan ya qadhanya, nanti bunda temani," aku mencoba membantunya.
"Hilman tetap harus dicoba dong qodhonya. Qodho puasa itu wajib lho nak. Walau buat Hilman belum ada kewajiban karena Hilman belum baligh, tapi tetap harus diusahakan. Belajar ya nak."
"Dan Fanni, semoga Ramadhan tahun ini bisa kuat puasa full ya..." sambil memasang senyum menggoda pada Fanni, dan Fanni mengiyakan.
Kemudian pertanyaan demi pertanyaan seputar Ramadhanpun meluncur bergantian dari anak-anak. Mulai dari hal-hal yang membatalkan puasa, sampai rencana-rencana mereka dalam mengisi liburan di bulan Ramadhan. Tetap saja seru. Satu poin sudah aku sampaikan, kemudian aku masuk pada poin selanjutnya.
"Sekarang tulis semua surat-surat dan ayat-ayat Alqur'an yang sudah kalian hafal di kertas. Alqur'an itu bukan hanya Jus Amma atau jus 30 saja. Jadi biar cuma satu ayat yang kalian hafal dari jus lain ditulis juga, misalnya Ayat Kursi."
"Untuk apa sih bun?" tanya Luthfan.
"Begini nak, terutama buat mas Luthfan, tujuannya adalah supaya mas Luthfan di bulan Ramadhan nanti belajar menjadi imam sholat taraweh di rumah. Kalau sudah ditulis semua akan ketahuan berapa banyak yang sudah dihafal jadi bisa dipakai kalau jadi imam sholat taraweh." jawabku.
"Betul juga ya... aku suka bingung mau pakai surat apa kalau sedang mengimami sholat maghrib, akhirnya itu-itu terus deh yang dibaca." Luthfan mengakuinya sambil mengangguk-angguk.
Lalu aku melanjutkan, "Buat Astri dan Hilman selain biar tahu jumlah hafalannya, juga bisa dipakai dalam sholat, jadi nggak cuma itu-itu aja bacaan surat pendeknya."
Anak-anak dengan serius mencatat satu demi satu surat-surat atau ayat-ayat sambil mengingat-ingat dan melafalkan untuk membuktikan merdka memang sudah hafal. Subhanallah.... aku tidak menyangka kalau ternyata anak-anak sudah cukup banyak mempunyai hafalan. Jumlahnya berbeda-beda. Dan jumlah paling banyak tentu saja Luthfan. Bahkan Luthfan sendiri exited menyadari ternyata hafalannya cukup banyak. Alhamdulillah.... Terima kasih ya Allah...
Dengan evaluasi itu aku dan anak-anak sendiri jadi menyadari kemampuan mereka. Terutama kepada Luthfan yang sudah remaja, agar dia lebih pecaya diri menjadi imam dalam sholat, paling tidak menjadi imam buat adek-adeknya. Sebagai proses belajarnya menjadi pemimpin sebagaimana fitrahnya sebagai laki-laki. Semoga kelak dia menjadi pemimpin yang amanah.
*****
Buatku, persiapan menyambut bulan Ramadhan yang sebentar lagi tiba, bukanlah dengan merencanakan menu-menu sahur dan buka puasa. Atau belanja kebutuhan-kebutuhan selama Ramadhan nanti. Tapi lebih kepada mempersiapkan mental anak-anak menghadapinya. Menekankan agar Ramadhan demi Ramadhan membuat peningkatan keimanan buat kami sekeluarga. Aku dan ayah mereka mencoba membuat suasana yang mendukung. Dan buat aku pribadi, Ramadhan adalah saatnya meningkatkan target-target ibadah. Sayang kalau Ramadhan berlalu tanpa ada perbaikan keimanan.
Kepada guru ngaji anak-anak aku meminta untuk merubah jadwal mengaji. Tidak meliburkan. Yang semula anak-anak mengaji selepas Maghrib, dirubah jadwal menjadi waktu Ashar. Amat disayangkan kalau kegiatan mengaji justru diliburkan saat Ramadhan. Bukankah semakin banyak ibadah di bulan suci itu, maka akan semakin banyak catatan pahalanya? Insya Allah. Jadi acara ngabuburit tidak perlu jalan-jalan keluar rumah, tapi dengan mengaji saja. Tahun kemaren sudah dilaksanakan, maka tahun ini akan tetap dilaksanakan.
Anak-anak, Ramadhan segera tiba. Mari kita persiapkan diri menyambutnya. Jangan lewatkan kesempatan besar yang diberikan Allah. Mari kita perbanyak amalan ibadah. Semoga hati dan pribadi akan menjadi fitri saat melepasnya. Bismillahirrahmannirrahiim...
~oOo~
Kontributor :
37 comments
Terimakasih Bunda Lahfi Atas kontribusinya
Semoga Tulisan ini dicatat sebagai amal Ibadah, dan Allah Ta'ala berkenan membalas dengan pahala yang berlipat ganda
Amin ya Robbal Alamin
Amiin Ya Rabbal Alamiin...
Terima kasih kembali ya mas Insan... Senang bisa berbagi di sini. Mohon maaf andai ada kekurangan. :)
bener mbak.. puasa itu bukan lebih pada kita belanja ini dan itu nyiapin menu yang lezat tapi lebih kepada mental dan kesiapan hati :)
nice post :)
Ketika Ramadhan semua manusia menjadi manusia yang baik, rajin berpuasa, rajin sholat sunnah, dermawan,tak bergosip,dll. Sebaiknya setelah bulan Ramadhan jangan luntur atau kembali ke sifat dasar (pelit, bergunjing,dll)
Salam hangat dari Surabaya
Marhaban Ya Ramadhan...
Semoga Ramadhan tahun ini akan lebih baik daripada Ramadhan sebelum-sebelumnya aamiin
@nikenPelajaran yang bagus cara menghadapi anak2, terimakasih sharenya
@Shohibul Jambore On the Blog Edisi Khusus Lestarikan Budaya IndonesiaTerimakasih Pakdhe atas kunjungannya, saya tunggu nasehat dan wejangannya di sini..
@Portal KesehatanAmin, mudah-mudahan kita bisa memanfaatkan Ramadhan tahun ini semaksimal mungkin
terimakasih kunjungannya
@Sarnisa Anggriani KadirTerimakasih kunjungannya, atas nama penulis (mbak Niken)saya ucapin makasih atensinya
semoga belajar dari tulisan ini kelak puasaku bisa jadi penyelamat bagi diriku.. insya allah siap walaupun sekarang banyak khilaf..
membaca tulisan ini pikiranku melayang... sepertinya keluarga yg mengasyikkan yah...
punya bunda yg begitu pedulinya ^_^
bahagia-nya, ramadhan sudah dekat :)
sepertinya aku juga harus mulai evaluasi diri dan bikin agenda target ramadhan..
terimakasih untuk postnya :D
@Didin Supriatnasama kang Didin, kita belajar dari seorang bunda yg luar biasa
@JeQNah makanya saya mengundang beliau sebagai seorang kontributor diblog ini
@Wina ZhonniwaApa kabar Wina..?
dari sekarang kita evaluasi yuk..
terimakasih juga kunjungannya
Iya bun, pengajian juga sudah pada penutupan untuk menyambut bulan suci ramadhan, yuk kita persiapkan mental untuk menahan amarah ^_^
Bunda yang baik mengingatkan tentang meng nyaur hutang puasa romadhon :D
dalam niat selalu ingin terus lebih baik dari ramadhan satu ke ramadhan yang satunya, tapi terkadang diriku kalah dalam menghadapi amarah, mencoba untuk mengambil wudhu sebagai alternatif solusi namun juga gagal karena amarah masih terpendam di hati, mencoba untuk mengerjakan beberapa aktivitas masih tetap terbayangkan, akhirnya mencoba untuk tidur sebagai solusi terakhir, semoga ramadhan kali ini lebih baik dari terus membaik.. dan semoga bisa bertemu dengan ramadhan tahun ini dan tahun-tahun berikutnya Amiin
anak saya juga sudah menunggu2 bulan itu
@Sumiyati Sapriasihsekarang saatnya menata hati dan mempersiapkan datangnya Ramadhan ya Bunda Sumi
@Niar Ci Luk BaaSepakat...
Niar sudah nyaur utang puasa belom?
@auramanNiat aja sdh dihitung ibadah kok mas Aul, semua jg gitu selalu mengalami proses menghadapi hawa Nafsu, amarah dsb, semoga Ramadahan nanti bisa kita jadikan kawah candradimuka untuk menjadi manusia yg fitri
@Lidya - Mama Cal-VinAlhamdulillah Pascal dan Calvin sudah mulai berpuasa, salam manis buat punakan yg ganteng2
@Insan RobbaniEh Pascal dan Alvin, salam juga dari kakak Devon
Ramadhan segera tiba~
Ramadhan segera tiba :D
MasyaAllah ^^
-----------
ehm.. gimana caranya menjadi kontributor?
kalau tulisan sudah selesai kirim ke email ya?
@Nurmayanti Zainsip... makasih mbak Maya
oh ia...bisa dikirim di email budhi_sentosa@yahoo.com
terimakasih
Semoga romadlon kali ini akan jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, tapi tentu dengan persiapan yang jauuuuh.. lebih baik. Niat, ilmu dan mental.
marhaban Ya romadlon..
@saifulamin..
terimakasih sdh diingatkan..
Marhaban yaa Ramadhan
postingan ini membuatku malu... ketika mbak Niken telah mengajarkan begitu banyak hal kepada anak-anaknya, saya dengan umur segini baru mulai belajar... Tapi tentunya menginspirasiku untuk bisa lebih baik lagi mbak.. :)
Makasih juga buat mas Insan yang selama ini selalu memberikan petuah-petuahnya.. :)
Senangnya berkumpul bersama keluarga menjelang Ramadhan. Salam bahagia selalu ya mbak :)
Membaca komen-komen di sini makin memantapkan hati utk memperbaiki diri terutama pada Ramadhan nanti.
Trimakasih buat perhatian teman-teman semua.
Salam dari saya buat semuanya.
@Andro Bhaskaraaduh Andro bisa aja...
@Niar Ci Luk Baa
Kadang gantian bunda yang suka dingatkan anak-anak. Saling mengingatkan saja Niar... :D
@auraman
Aamiin... semoga dalam Ramadhan kita tidak hanya sekedar mendapat lapar dan haus, tapi juga rahmat dan karunia Allah karena ibadah-ibadah kita dengan niat yang lurus.
@Sumiyati Sapriasih Kalau saya lebih suka mengaji jalan terus bunda Sumi... Hanya mengganti jadwalnya saja. Seperti anak2 jadwal ngaji berubah mjd waktu Ashar. Kalau saya pribadi pada pagi hari.
postingan yang bagus tentang Anak-anak, Ramadhan Segera Tiba
Trimakasih buat semua...
Post a Comment
"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"