Bismillahirrahmanirrahim
Akhir-akhir
ini dimedia makin ramai pemberitaan tentang hingar-bingarnya dunia politik di
negeri ini sehingga memunculkan berbagai persepsi dari masyarakat muslim.
Bahkan banyak dikalangan ulama melarang umatnya agar tidak ikut terjun
didunia politik praktis. Ada pendapat bahwa politik itu kotor, kejam, sadis
dan penuh intrik sedangkan agama adalah suci dan sakral sehingga tidak usah
dikotori hati ini dengan memikirkan politik. Dari pemahaman itu pada akhirnya memunculkan
sikap sinis dan apatis terhadap dunia politik.
Sering kita mendengar kata-kata “jangan dicampur adukkan antara Islam dengan politik, karena Islam itu suci dan sakral sedang politik itu kotor dan menjijikkan” sekilas kata-kata itu benar tapi sebenarnya bathil hanya menunjukkan suatu kebodohan dari orang-orang yang tidak mengerti makna Islam yang sesungguhnya. Mereka memandang Islam dari sudut pandang yang sangat sempit.
Padahal sesungguhnya Islam adalah system integral yang tidak mengenal pemisahan antara aspek satu dengan aspek yang lain, Islam yang dibawa oleh Al Qur'an dan As-sunnah serta ulama-ulama salaf adalah Islam yang mencakup segala aspek kehidupan yaitu aspek spiritual, moral, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, hukum, politik, jihad dan lain-lain, karena disegala sektor Islam mempunyai target dan tujuan tertentu.
Islam juga system yang universal meliputi seluruh realitas hidup mencakup negara dan tanah air, pemerintahan dan rakyat, harta benda dan materi, kerja usaha dan kekayaan, militer dan pemikiran juga jihad dan seruan dakwah. Islam juga merupakan akidah dan ibadah yang benar dan lurus, jadi sangat ironis sekali justru dikalangan umat islam sendiri mencoba memisahkan antara agama dengan kehidupan duniawi seperti halnya agama nasrani memisahkan antara dewan gereja dengan pemerintahan ataupun kelompok sekuler yang memisahkan antara agama dengan kehidupan duniawi.
Menyikapi hal tersebut diatas timbul pertanyaan dalam diri. Benarkah Muslim tabu terjun di dunia politik? Jika benar berarti kita sebagai muslim harus rela diatur dan dikendalikan oleh umat non muslim?
Padahal sesungguhnya Islam adalah system integral yang tidak mengenal pemisahan antara aspek satu dengan aspek yang lain, Islam yang dibawa oleh Al Qur'an dan As-sunnah serta ulama-ulama salaf adalah Islam yang mencakup segala aspek kehidupan yaitu aspek spiritual, moral, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, hukum, politik, jihad dan lain-lain, karena disegala sektor Islam mempunyai target dan tujuan tertentu.
Islam juga system yang universal meliputi seluruh realitas hidup mencakup negara dan tanah air, pemerintahan dan rakyat, harta benda dan materi, kerja usaha dan kekayaan, militer dan pemikiran juga jihad dan seruan dakwah. Islam juga merupakan akidah dan ibadah yang benar dan lurus, jadi sangat ironis sekali justru dikalangan umat islam sendiri mencoba memisahkan antara agama dengan kehidupan duniawi seperti halnya agama nasrani memisahkan antara dewan gereja dengan pemerintahan ataupun kelompok sekuler yang memisahkan antara agama dengan kehidupan duniawi.
Menyikapi hal tersebut diatas timbul pertanyaan dalam diri. Benarkah Muslim tabu terjun di dunia politik? Jika benar berarti kita sebagai muslim harus rela diatur dan dikendalikan oleh umat non muslim?
Sebelum
membahas terlalu jauh ada baiknya kita ketahui apa makna politik itu sendiri.
Adapun definisi politik dari sudut pandang Islam adalah pengaturan
urusan-urusan (kepentingan) umat baik dalam negeri maupun luar negeri
berdasarkan hukum-hukum Islam. Pelakunya bisa negara (khalifah) maupun kelompok
atau individu rakyat
Dari
sedikit definisi diatas jelas bahwa politik bukanlah hal yang tabu, karena
politik itu sendiri adalah salah satu cara yang dipakai untuk menciptakan
kebaikan dalam lingkungan bermasyarakat. Memang banyak fenomena yang terjadi
bahwa politik sebagai sarana mencari kekuasaan dan kemewahan, tetapi sebagai
muslim yang baik tidak boleh berpikiran dangkal yang hanya berdasarkan fenomena dipermukaan saja
melainkan harus berpikir secara mendalam sampai keakarnya dan selalu bersikap kritis.
Politik
dibagi menjadi dua bagian:
- Politik Negatif : Menjalankan politik yang didasarkan untuk mencari kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
- Politik Positif : Menjalankan politik sebagai amanah untuk kemaslahatan umat bersama yang didasari semata karena Ridha Illahi.
Dari
dua jenis politik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasanya bukan politiknya
yang buruk melainkan jiwa pelaku politik itu sendiri yang perlu difitrahkan.
Rasulullah
adalah seorang politikus ulung, sekaligus sebagai da’i, guru, hakim juga
sebagai kepala negara yang mampu mengendalikan umat dengan baik dengan cara
yang baik pula yang disertai dengan kebeningan hati. Begitu juga empat khalifah sesudahnya juga
seorang politikus yang menjalankan system pemerintahan mewarisi kebaikan akhlak
Rasulullah.
Akan
tetapi di jaman sekarang akibat makin meningkatnya nilai-nilai keburukan
seperti korupsi, kolusi dan nepotisme juga karena terjadinya degradasi moral para penguasa dan
pelaku politik akhirnya banyak umat muslim yang membenci politik dan hal-hal yang
berhubungan dengan politik akibat kesalahan persepsi yang harus diluruskan.
Justru
situasi inilah yang dimanfaatkan oleh musuh islam untuk menjauhkan masyarakat
muslim dari panggung politik dengan harapan dapat memangkas kekuatan
Islam dari kekuasaan sebuah Negara, dengan demikian maka masyarakat muslim akan
lebih mudah dikendalikan.
Kita
tentu masih ingat dengan semboyan kelompok Islam Liberalisme dengan motto “ISLAM
YES, POLITIK NO” secara sepintas terkesan baik dan mengajak umat muslim untuk
lebih religius dan memfokuskan diri dalam ritual ibadah. Tetapi jika kita sadar
bahwa sebenarnya umat islam secara tidak langsung telah digiring untuk semakin menjauh dari dunia politik pada akhirnya menjauh pula dari daulah Islamiyah yang kita dambakan dan yang lebih parah lagi umat muslim akan
dikendalikan oleh non muslim.
Padahal
sesungguhnya Islam tidak menyukai jika seorang muslim hanya tinggal didalam
rumah sementara iblis berkeliaran bebas dimana-mana dan membuat kerusakan di
muka bumi ini. Seorang muslim tidak boleh mencukupkan diri dengan hanya
berdzikir, bertasbih dan bertahlil dimasjid-masjid saja tetapi Islam juga
mewajibkan umat muslim berperan serta menghancurkan kejahatan dan kemungkaran
dengan cara amar ma'ruf nahi munkar dan berjihad dijalan Allah sebagaimana umat muslim diwajibkan untuk shalat, puasa dan
zakat. Karena jihad adalah tanda keimanan seseorang.
Berkenaan
dengan politik ada pendapat dua ulama besar yang mewakili dua golongan.
Ibnu Taymiyah
Politik
adalah tindakan yang mendekatkan manusia pada kebaikan dan menjauhkan diri dari
kerusakan selama tidak bertentangan dengan syariah.
Imam
Al Ghazali
Dunia
adalah ladang akhirat, dunia tidak sempurna kecuali dengan politik. Penguasa dan
agama adalah kembaran yang harus bersinergi, agama ibarat tiang sedang penguasa
adalah penjaganya. Sesuatu yang tidak mempunyai tiang pasti akan roboh dan
sesuatu yang tidak dijaga pasti akan hilang. Seorang pemimpin dan kekhalifahan
diartikan sebagai wakil Rasulullah dalam menjaga agama dan menata kehidupan
dunia.
Dari
dua
pendapat dua ulama diatas rasanya tidak ada alasan bagi umat muslim
untuk
men-tabukan politik karena sesungguhnya politik juga salah satu bagian
dari
kehidupan beragama. Yang terpenting adalah komitment kita dalam
menentukan dan menjalankan kehidupan dengan baik berdasarkan rambu-rambu
syariah Islam. Yang terjun dipolitik maka jadilah politisi yang
berakhlak baik dengan mengedepankan kemaslahatan bersama bagi yang tidak
ingin terjun sebagai politikus maka jadilah umat yang baik dan selalu
mengingatkan mereka dengan cara yang baik dan benar.
Bagi saudaraku yang terjun dikancah politik, jadilah politikus amanah yang mentauladani Rasulullah, jauh dari khianat dan jauh dari kedzaliman, semoga Allah Ta'alla membimbing antum kejalan yang lurus yaitu shiratal mustaqim. Aamiin.
Nah bagaimana dengan pendapat anda..? silakan share di kolom komentar dibawah.
22 comments
politik tdk hrs dicondongkan pd politik kenegaraan.. pd dasarnya kehidupan kita ini jg politik, politik dl bahasa arab dsebut siasat, brasal dr kata sasa yasisu siasatan, artinya cara, lbh tepatnya cara seseorang mengatur permasalahan, mngatur rmh tangga dgn politik, percintaan dgn politik, di dunia pndidikan ada politik, bahkan agamapun menggunakan politik, nabi menyebarkan agama islam dengan kecerdasan berpolitiknya.. maka sangat naif skali jika politik dikatakan kotor, sepakat dgn postingan di atas, yg kotor adalah jiwa politikusnya
jika umat islam menutup diri dr dunia politik,lalu siapa yg akan menyampaikan (mengenalkan) islam pada mereka yg ada di kursi politik (parlemen)itu?
siapa yg akn mendakwahi mereka (politikus kotor) sehingga prilakunya tidak mencemari politik itu sendiri?
islam itu tdk hanya utk mrk pengunjung mesjid/mushola, namun juga bagi mereka para penguasa dan kita (umat islam)memiliki kewajibn untuk menyampaikannya, dg polotik yg positif tentunya.
@UswahAlhamdulillah ada tambahan, komentar yang cerdas sekali, terimakasih
@SunSubhanallah, jadi kesimpulannya adalah Muslim adalah umat dakwah yang harus berkomitmen menyampaikan hidayah dan tidak mencukupkan pada diri sendiri ya? terimakasih
@Uswah
iyalah setuju orang2nya saja yang kotor.:)
iya sih klo saya waktu di majlis taklim murobbinya mengatakan demikian.
Kita berdakwah juga politik (yakni siasat)
mensiasati kebenaran.
Islam kan mencakup politik juga.
Yang pasti harus ada motto 2 Pilar al-qur'an dan al -hadist bang.
Klo orang2nya bertauhid insha Allah gak akan dunia ini ricuh hehe.
pa kabar abang? baru nongol dimari...
Tegakkan khilafah :D
Politikus yang Islami adalah yang memiliki sifat Basthotan fil ilmi waljismi.
saya termasuk yang dulu tidak suka berpolitik,tapi sekarang setelah mengetahui sirah menjadi berbalik 180 derajat. kalau di lihat dari sirah saja, rosul berpolitik, masa awal dakwah saja rosul menyerupakan diri dari pakaian, sampai rambut beliau di serupakan kaum yahudi agar sesuai dengan kitab sebelumnya, bahwa akan turun mesiah seperti anak kalian sendiri. tapi malah memusuhi beiau. sampai perintah ALlah SWT turun untuk menyelisihi mereka, waktu hijrah pun, rosul langsung mengadakan perjanjian di kabilah di madinah dan di sekeliling madinah, waktu memperingatkan kaisar byzantium pun, rosul tidak sembarang mengutus utusan, selain bagus gesture tubuhnya, juga tutur katanya. itulah sedikit dari politik rosululloh dari sekian banyak yang lainya :)
@Annur eL KarimahHaloo Annur... Alhamdulillah kabar baik...
jadi kesimpulan kita sama ya, politik merup bagian dari Islam dan tidak boleh dipisah2kan, dan politik yg paling baik yg didasarkan dgn syariah Islam
@Dani SiregarAllahu Akbar... Semoga Dimudahkan
@Niken KusumowardhaniSetuju mbak, Sehat Jasmani, rohani dan kaya dalam ilmu
@Afrizal RamadhanSubhanallah....
berarti yang muslim yang anti politik sudah terbantahkan, mungkin yg dilihat contoh2 politikus yang salah ya mas Afrizal..
Saya sepakat dengan mas Insan, sebenarnya ndak ada yang salah jika umat muslim ikut berpolitik asalkan tujuannya mulia yaitu amar ma'ruf nahi mungkar, namun sayangnya di negeri ini hanya sedikit umat islam yang tujuannya jauh dari itu, mungkin niat awalnya udah benar, tapi seiring dengan berjalannya waktu dan diperolehnya suatu jabatan tertentu, niatan itu berubah 180 derajat dan berorientasi pada uang dan kepentingan pribadi. contoh nyata ya pada kasus suap impor daging sapi yang menimpa PKS itu mas :)
semua itu sudah di atur ya di al qur'an tentang politik juga ada
Benar sekali, Pak. Bila umat Islam menabukan politik, lantas siapakah yang nanti ikut berperan dalam memutuskan hal-hal penting, lebih-lebih terkait dengan kebenaran yang diusung oleh Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka, saya sepakat, komitmen itu yang penting.
Rosul aja berpolitik, lalu kenapa kita harus menghindari politik. menurutku kalo mo i'tiba dgn Rosul ya harus menyeluruh bukan seporo-separo. mengambil yang satu dan meninggalkan yg lain. ketika dgn politik kita bisa memperjuangkan cahya islam, kenapa tidak. meneladani cara dan gaya berpolitik Rosul, insya Alloh akan menuntut kita menuju politik yang santun dan bersih...
nice sharing mas
@Lidya - Mama Cal-VinBetul sekali mbak, semua kehidupan ini sudah tercatat dalam kitabullah
@Akhmad Muhaimin AzzetJadi intinya niat yang baik dan cara yang baik disertai komitmen yang baik sangat dibutuhkan ya Ustad
@Rima AuliaBetul sekali Rima, jika berpolitik haram tentu dari awal Allah dan Rasulullah sudah mengharamkan, mungkin yg diharamkan adalah berpolitik untuk kepentingan pribadi
@Seagateyah terlepas benar tidaknya memang harus dibuktikan lewat jalur hukum, tetapi dengan ditangkapnya pimpinan partai tsb sdh merupakan aib bagi diri dan umat islam.
jika memang politik bersumber dari Rasululah.....apa dasarnya...? tentunya harus
dengan dalil2 al qur'an dan sunah dari Nabi, terima kasih
@IDRM-BMBanyak Sekali bahkan Allah sendiri yang berfirman. Coba dicek surat dan ayat yg sangat populer Al Maidah ayat 44 - 47.
syukron
Post a Comment
"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"