Minggu, 27 Januari 2013

Bayangan dalam Cermin


Aku berdiri didepan cermin. Kutatap dalam-dalam wajah kusam penuh guratan kepenatan.  "Hey apa arti semua ini" tanyaku dalam hati. Aku tersentak ketika tiba-tiba dikejutkan dengan hadirnya dua sosok bayangan kembar dari dalam cermin dengan dua karakter yang berbeda. Dua-duanya mirip denganku dan dua-duanya menasehatiku dengan caranya sendiri. 


"Jangan!, engkau tidak boleh lemah, engkau harus semangat, bagaimana mungkin engkau biasa menguasai dunia jika engkau berleha-leha". Begitulah kalimat yang disampaikan oleh bayangan yang mengaku pecinta dunia. 

"Tetapi engkau kelihatan sangat letih dan perlu berhenti sejenak dari kelelahanmu", begitulah kira-kira nasehat dari bayangan si pemalas. 

"Jangan didengar ucapan si pemalas jika tidak ingin disebut pecundang, engkau tidak akan berharga dan dihargai tanpa harta digenggamanmu" Si Pecinta dunia memprovokasiku.

"Hey bukankah kebahagiaan itu ada dihati tidak bisa diukur dengan harta, walau sedikit hartapun engkau berhak bahagia" sergah si Pemalas. 

"Bukankah uang prioritas utama untuk menopang hidupmu, segalanya perlu uang, engkau harus mengais rezeki dengan kerja keras banting tulang tanpa mengenal waktu" Sang pecinta dunia menasehatiku. 

"Tapi ingat rezeki sudah ada yang mengaturnya tidak bisa dicari dan tidak bisa dikejar, kalau memang jatah rezekimu tidak akan kemana" tukas si pemalas tidak kalah sengitnya.


Aku berdiri mematung demi melihat pertengkaran dua jiwa yang tak ada ujung pangkalnya. Masing-masing mencari pengakuan pembenar dariku.  "Hey kalian Diaaaaammm...!!", aku berteriak lantang. "Aku adalah aku bukan kalian, aku juga bekerja dan punya semangat tapi aku juga perlu istirahat sekedar meluruskan ototku yang penat. Aku  bukan pemburu dunia menilai segalanya dengan materi tapi aku juga bukan pemalas, hanya mengharap runtuhnya durian dari langit".


Aku tetap berikhtiar sebatas kemampuan tapi juga bertawakal kepada Allah Tuhanku, karena tugasku hanya berusaha semaksimal mungkin selebihnya Allah yang menentukan. Secara hakekatnya rezeki memang ada di tangan Allah tapi secara syariatnya kita tetap harus mencari dan menyambutnya. Maka aku akan tetapp berusaha dengan baik dan benar disertai dengan semangat, dengan doa dan kesabaran. Agar Matahari tetap bersinar menerangi jalanku menuju pintu rezeki

"Man Jadda Wa Jada, Man Shabra Wa Zhafira"





49 comments

27 Januari 2013 pukul 12.25

postingan yang sejuk, dan memang demikianlah seharusnya,
rezeki memang ALLAH yang memberikan, namun tanpa ikhtiar maka pintu rejeki itu tak akan terbuka lebar untuk kita,
dan sebagai hamba ALLAH kita hanya berupaya berikhtiar semaksimal mungkin, urusan selanjutna biarlah ALLAH yang mengatur-nya untuk kita.....salam :)

27 Januari 2013 pukul 14.19

Inspiratif sekali mas,...ikhtiar adalah kewajiban kita sebagai mahluk ya, meski keputusan adalah mutlak kuasaNYA. :)

27 Januari 2013 pukul 14.27

renungan luar biasa.
aku suka pemaparannya

smoga kita bisa mengendalikan smwnya. dan Karna Allahlah itu smw pastinya
^_6

27 Januari 2013 pukul 17.00

setiap makhluk di dunia ini sudah di jatah rezekinya oleh Alloh SWT. tinggal bagaimana kita "menjemputnya". Tentunya dengan cara yang halal dan baik...

Salam silaturahim mas insan Robbani :)

27 Januari 2013 pukul 18.11

Sederhana kang, tapi begitu syarat makna. Dunia memang bukan untuk dikejar, didapat, lalu dibiarkan bersemayam dalam hati. Semoga kita bisa jadi seperti yang diinginkan sang pencipta....

Terimakasih untuk posting yang indah ini ....

27 Januari 2013 pukul 20.01

Yups.. sebuah konsistensi untuk berikhtiar sangat diperlukan dalam kehidupan..

Ibarat sebuah bongkah batu, sekeras apapun batu itu akan berlobang juga jika terkena tetesan air setiap harinya

27 Januari 2013 pukul 20.22

ikhtiar itu perlu dalam hidup untuk menopang apa yang kita butuhkan. namun kita juga harus selalu mengingat "semua terjadi karena kehendakNya".

sebuah refleksi untuk diri sendiri, postingannya mengena sekali om.

27 Januari 2013 pukul 21.17

pengingat yang manis..
Terima kasih telah berbagi mas

28 Januari 2013 pukul 09.15

Tertunduk hati membaca tulisan ini...

28 Januari 2013 pukul 15.22

@BlogS of HariyantoSangat setuju mas Hari, terimakasih sdh menambahi

28 Januari 2013 pukul 16.37

emang harus yakin kalau man jadda wa jadda :D

jadi inget film 5 menara deh :D

28 Januari 2013 pukul 23.12

semangat berikhitiar ya mas, hasil ada ditangan Allah juga

29 Januari 2013 pukul 10.19

@IrmaSenjaAhay terimakasih.. sang senja.

29 Januari 2013 pukul 10.20

@Annur eL KarimahAlhamdulillah jika bermanfaat..., terimakasih ya Adik

29 Januari 2013 pukul 10.23

@FitriantoTerimakasih Mas Fitrianto.., lama gak berkunjung, insya Allah akan bersilaturahmi juga..

29 Januari 2013 pukul 10.24

@muhammad ridwanIya kang, nulis yang santai-santai aja yang pernting ada siratan makna...
makasih kunjungannya

29 Januari 2013 pukul 10.25

@Lozz AkbarSetuju Sam Lozz..
keep istiqomah ya

29 Januari 2013 pukul 10.28

@Banyu KusumaAlhamdulillah...
terimakasih Banyu

29 Januari 2013 pukul 11.12

@ayuAlhamdulillah, terutama utk pengingat diriku sendiri

29 Januari 2013 pukul 11.13

@Niken KusumowardhaniTertunduk kemudian berdzikir dan berdoa

29 Januari 2013 pukul 14.26

nih jadinya topiknya berbicara pada diri sendiri yah...
ya, saya juga sering seperti itu, satu sisi berkata ini dan yg lain berkata itu... ^_^

yah... sedikit merenung, tetapi tetap kita harus berikhtiar..

29 Januari 2013 pukul 18.14

tarbiyah yang indah, terimakasih kak Insan untuk selalu meluangkan waktu untuk mengingatkan adik- adikmu ini .. :)

30 Januari 2013 pukul 05.22

Seperti pergulatan dalam pikiran kita sendiri

30 Januari 2013 pukul 10.37

adeeem bangeet !!
tulisannya :D

31 Januari 2013 pukul 11.52

terus berikhtiar ya :)

2 Februari 2013 pukul 23.53

hehe kadang saya juga suka merasakan hal itu mas..semoga kita selalu bersemangat dalam bekerja dan beribadah :)

5 Februari 2013 pukul 10.23

Yang penting berusaha dan berdoa
hasilnya tak serahkan aja pada yang di atas..

6 Februari 2013 pukul 20.29

wew...realita kehidupan tuh,ngingetin tentang tawazun, dan itu lumayan sulit. coz terkadang kita cenderung hanya ke salah satunya.. makasih dah diingetin mas. btw, maaff kalo ga salah, mantra nya itu man shabra wa zhafira deh. CMIIW

6 Februari 2013 pukul 20.30

@Lidya - Mama Cal-Vininsya Allah mbak Lidya, tak akan bosan

6 Februari 2013 pukul 20.30

@Niar Ci Luk BaaKeyakinan itu memang sangat mahal Niar

6 Februari 2013 pukul 20.31

@JeQNah itulah yang biasanya terjadi pertarungan antara nafsa lawammah dan mutmainnah

6 Februari 2013 pukul 20.32

@Ilfi Khairani RahmanInsya Allah Ilfi...
terimakasih sudah mampir disini

6 Februari 2013 pukul 20.33

@HP YitnoBetul mas, tentu hampir setiap orang mengalaminya

6 Februari 2013 pukul 20.33

@Nchie Hanieadem.. seperti udara di bandung ya teh

6 Februari 2013 pukul 20.33

@myra anastasiaInsya Allah mbak Myra

6 Februari 2013 pukul 20.35

@papap arfaiya betul mas, karena kita manusia ada hati akal dan nafsu yg terus bertarung dengan egonya

6 Februari 2013 pukul 20.35

@jasa review podukSangat setuju

6 Februari 2013 pukul 20.40

@Rima Auliaeh iya makasih Rima..
udah diganti tuh.. salah nulisnya bisa juga shabara wa zhabira

Anonim
7 Februari 2013 pukul 17.55

Hmm.., sebuah kesadaran yang bercakap dan bangun dari tempatnya, sungguh bahagialah bagi; yang mampu melakukanya.

Salam..

8 Februari 2013 pukul 15.30

Berikhtiar semaksimal mungkin, lalu bertawakkal ya, Pak. Semoga bahia dunia dan akhirat ya Pak. Aamiin....

8 Februari 2013 pukul 20.32

@sangbayangsungguh beruntung yang mampu memenangkan atas dirinya karena musuh yang paling sulit ditakhlukkan adalah diri sendiri

Salam

8 Februari 2013 pukul 20.32

@Akhmad Muhaimin AzzetAamiin...
terimakasih kunjungannya Pak Azzet

8 Februari 2013 pukul 20.59

Pengen main kemari....
Baca-baca lagi aah...

9 Februari 2013 pukul 17.31

harus berani memilih yg benar, bukan yg salah dan merusak. pertengkaran bisa jadi adalah jalan terbaik

13 Februari 2013 pukul 21.26

"Man Jadda Wa Jada, Man Shabra Wa Zhafira"

14 Februari 2013 pukul 17.34

Selalu berusaha dengan memberikan yang terbaik dan tidak menjadikan suatu alasan, itu dapat mengajarkan diri kita untuk menempatkan hati dan pikiran dalam sebuah titik kejernihan dalam melakukan kehidupan ini.


Sukses selalu
Salam Wisata

19 Februari 2013 pukul 17.22

"Man Jadda Wa Jada, Man Shabra Wa Zhafira"..
artikel yang sangat hebat mas, salam kenal ya..

24 Februari 2013 pukul 19.33

inspiring banget bang :)
saya sukabanget sama kata2 mutiara man jadanya itu. sampei buat poster terus ditempel di tembok :)

1 Maret 2013 pukul 16.31

ni lah yang buat betah nongkrong Sobat IR :D

Posting Komentar

"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes