Wednesday, October 12, 2011

Mengapa Harus Memaafkan

Alhamdulillah akhirnya saya bisa memposting tentang Sikap Pemaaf, sebenarnya ini Request dari sahabat sekaligus adik saya. (hehehehe....kaya lagu aja pake Request) semoga bisa memberi manfaat, apabila masih kurang berkenan tolong saya dimaafin


Makna memberi maaf sebenarnya adalah seseorang mempunyai hak, tapi orang tersebut melepaskan haknya, yaitu tidak menuntut qishash atasnya tidak juga menuntut denda kepadanya, maka tidak salah jika memaafkan adalah sifat luhur yang dimiliki oleh seorang muslim yang benar bertakwa dan menerapkan petunjuk agamanya. Banyak nash-nash yang menganjurkan manusia menghiasi dirinya dengan sifat pemaaf yang merupakan sikap ideal bagi umat Islam. Nash-nash tersebut mengkategorikan si pemaaf sebagai orang baik dan beruntung karena mendapat ridhanya

Allah Subhanahu wa Ta'ala, seperti dalam firman-Nya
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS Ali Imran: 134)

Dengan memaafkan berarti kita telah mampu menahan rasa amarah, bahkan terbebas dari rasa dengki maupun iri hati, yang merupakan cerminan dari kebeningan hati dan jiwanya dan paling utama adalah mereka mendapat kecintaan dan keridhaan-Nya. Dengan memaafkan pula berarti kita telah melepaskan beban yang ada pada diri serta menyerahkan sepenuhnya kepada kekuatan yang maha dahsyat dari Allah Azza wa Jalla.

Tidak mudah memang jadi seorang yang memiliki sikap pemaaf, karena sikap pemaaf dan toleransi merupakan tingkatan yang sangat tinggi yang tidak bisa dicapai kecuali orang yang membuka hatinya untuk menerima petunjuk Islam, serta menghiasi jiwanya dengan akhlak Islam. Mereka itulah yang selalu memohon ampunan, pahala dan kemuliaan dari Allah Azza wa Jalla.

Sungguh indah cara yang digunakan Al Qur’an dalam mengapresiasi dan mengangkat jiwa kemanusiaan ketingkat yang tinggi. Al Quran menetapkan bahwa orang-orang yang didzalimi boleh membela diri dan membalas dengan balasan atas kejahatan serupa. Tetapi Al Quran tidak membiarkan kebencian dan balas dendam menguasai jiwa manusia tetapi sikap kelembutanlah lebih diutamakan, yang akan membawa pada sikap memaafkan dan toleransi. Allah Subhana wa Ta’ala berfirman:

“Dan ( bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. (QS. Asy-Syuura: 39-43)

Kejahatan apabila disikapi ataupun dibalas dengan kejahatan akan menyulut api permusuhan serta kedengkian yang akan bermuara pada dendam kesumat dan kebencian yang mendalam. Tetapi sebaliknya jika kejahatan dibalas dengan kebaikan berarti telah mampu memadamkan kobaran api permusuhan, kebencian dan rasa dengki, serta merubah sikap permusuhan menjadi persahabatan dan persaudaraan yang dipenuhi dengan senyum keceriaan. Merubah rasa emosi menjadi kesabaran dan cinta kasih, itulah akhlak seorang mukmin sejati dalam masyarakat muslim selalu menahan amarah, mengendalikan emosi, memberikan maaf serta bersikap toleran antar sesama.

Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (QS. Fushshilat: 34)

"Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh” (QS. Al-A’raf: 199)

Akhlak seperti ini adalah ciri-ciri akhlak Rabbani yang mencakup secara keseluruhan dimana kejahatan bukan dibalas dengan kejahatan melainkan dibalas dengan akhlak karimah berupa pemaafan dan kebaikan.

Sifat pemaaf Rasulullah telah mengakar kuat didalam diri beliau yang mulia.
Ada sebuah cerita ketika seorang wanita yahudi menghadiahkan daging kambing beracun kepada Rasulullah, kemudian beliau makan sedikit yang diikuti oleh sebagian sahabat, kemudan Rasulullah berkata pada para sahabat. 



“Hentikanlah, jangan makan daging ini beracun” kata Rasulullah kepada para Sahabat, selanjutnya wanita yahudi tersebut dibawa kehadapan Rasulullah.
“apa yang menyebabkan kamu berbuat seperti ini?” Tanya Rasulullah  
“Aku ingin tahu, jika engkau seorang Nabi, kami akan tenang dari gangguanmu.” Jawab wanita Yahudi itu.
 
“bukankah kita harus membunuhnya?” Seru para sahabat
“Tidak!”, jawab Rasulullah, maka wanita tersebut dibebaskan.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam  telah menanamkan kedalam diri kaum muslim sifat pemaaf dan toleran, meskipun diperlakukan jahat dan didzalimi. Itulah sikap utama yang dimiliki Rasulullah, terbukti cara tersebut menjadi media yang ampuh dalam berdakwah. Rasulullah mengetahui bahwa orang-orang akan lebih bisa menerima dakwahnya dengan kelembutan dan toleransi bukan dengan cara kekerasan, kekasaran dan intimidasi.

Sebagai penutup saya ingin sampaikan bahwa Allah Azza wa Jalla Maha Pengampun dan Maha Pemaaf, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak memaafkan orang-orang yang berbuat dzalim. Semoga kita tetap rendah hati menyadari bahwa manusia tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan maka sikap saling memaafkan adalah sikap yang luhur yang dianjurkan dalam agama Islam.


29 comments

Anonymous
October 13, 2011 at 2:07 AM

Kang Insan Robbani, semoga Alloh menganugerahi sifat pemaaf untukmu.. :) dan semoga Alloh senantiasa memberikan cahaya akal yang terus menyala sehingga engkau dapat memberi inspirasi tiada henti..

October 13, 2011 at 2:54 AM

Aamiin untuk do'a yang dipanjatkan oleh teman saya yg diatas..

Memaafkan sedikit banyak menyembuhkan rasa sakit hatinya.. *meleleh*

Terkadang saya sulit memaafkan kekhilafan seorang teman, namun setelah membaca artikel ini, saya berniat (dan saya berusaha keras mewujudkannya!) untuk selalu memaafkan siapapun. Terima kasih Sahabatku, dengan artikel ini dikau sudah mengingatkan diriku. God bless you, Guys!

October 13, 2011 at 7:35 AM

Semoga difat ini selalu terinternalisasi...
postingan yang dalam..yuk...kita menjadi insan pemaaf.
Maafin ane ya sobat bloggers semua!

October 13, 2011 at 7:38 AM

alhamdulillah..
makasi buat postingannya mas.. senang sekali.
indahnya saling memaafkan.. semoga Allah SWT senantiasa memberi kelapangan hati untuk bisa saling memaafkan dengan ikhlas.. semangat melebur rasa dari hitam menjadi putih dan kian berwarna :)
belajar memaafkan dengan ikhlas.. :')

October 13, 2011 at 8:55 AM

@andryahdaka:
Amin... saya banyak belajar dari tulisannya kang Andry..
tetap berkarya dgn tulisan yg sarat makna religiusnya

October 13, 2011 at 8:57 AM

@Fitri 'A:
yups setuju banget, memaafkan orang lain bisa menyembuhkan penyakit hati, dan melepaskan beban berat pada diri kita

October 13, 2011 at 9:00 AM

@CahNdeso:
walau CahNdeso rejeki dan pemikirannya sangat Metropolis, gaya bahasanya selalu menyejukkan, bikin klepek-klepek.. hahahahaha...
terimakasih atas kunjungannya dan komentnya

October 13, 2011 at 9:02 AM

@arr rian:
Amin....
saling memaafkan itu indah...
saling memaafkan itu damai...
saling memaafkan itu kebahagiaan...

kita saling memaafkan deh...

October 13, 2011 at 9:06 AM

@Irma Devi Santika:
ini dia Sahabat sekaligus Adik yg slalu memberikan inspirasi...
terimakasih atas kontribusinya yang selalu menyemangati...
semoga kita tetap rendah hati menyadari bahwa manusia tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan maka sikap saling memaafkan adalah sikap yang luhur yang dianjurkan di Islam

October 13, 2011 at 11:12 AM

aku juga pernah sangat sulit untuk memaafkan krna hati yg sakit sekali..
tp aku slalu ingat kata2 yg ini "Allah ajah Maha pemaaf kepada hambanya,kenapa aku yg tidak bisa memaafkan kesalahan sesama..."
nice post..

October 13, 2011 at 4:35 PM

Maafkanlah saya mas insan kalau pernah berkata-kata yang tidak enak dibaca :)

October 13, 2011 at 9:22 PM

berharap sangaaattt.. sy juga termasuk golongan ini.
amin... allahumma aminnn... :)

October 13, 2011 at 9:33 PM

alangkah indahnya hidup bila ini bisa untuk saling memaafkan secara ikhlas..senyum terkembang bebas dan hat terasa lapang serta nyaman sahabat....

October 14, 2011 at 5:38 PM

saling memaafkan sesama umat muslim itu sangat baik dan sangat terpuji,, :D,, terima kasih sahabat atas penjelasannya,, :D

October 16, 2011 at 4:36 PM

@Atma muthmainna:
Betul sekali mbak Atma, Allah saja maha pemaaf, seharusnya sbg hambanya hrs mensifati sifat tersebut
memaafkan akan menghindarkan dari beban stress

October 16, 2011 at 4:38 PM

@Uchank:
Ah sama-sama saling memaafkan, tp sy yakin Uchank tdk ada niat utk menyakiti orang lain... hehehehe

October 16, 2011 at 4:40 PM

@Accilong:
Insya Allah Achi orang yang baik, ramah dan tidak sombong juga suka memaafkan.... ^___^

October 16, 2011 at 4:42 PM

@cardiacku:
Betul Mas Ferry, saling memaafkan dengan ikhlas bisa merubah dunia menjadi damai, dan bisa meredam konflik

October 16, 2011 at 4:44 PM

@Rama88:
setuju sekali, mau memaafkan dan meminta maaf berarti meraih kemenangan setelah berperang dengan hawa nafsu da egoisme, terima kasih kunjungannya

October 18, 2011 at 1:51 PM

memaafkan itu terkadang beraaat.....apalagi kalo kita udah disakiti. perlu kebesaran hati yg sangat luar biasa. Tapi setelah memaafkan, ternyata jauh lebih lega, seperti terlepas dari batu besar yang menindih tubuh kita....

October 18, 2011 at 5:04 PM

@Hana Nuraini:
sangat setuju Hana..,kejahatan dibalas dengan kebaikan berarti telah mampu memadamkan kobaran api permusuhan, kebencian dan rasa dengki, serta merubah sikap permusuhan menjadi persahabatan dan persaudaraan

Anonymous
March 11, 2012 at 10:54 AM

izin share ya!

Anonymous
August 19, 2012 at 11:01 PM

saya ingin bertanya pada semuanya, apakah bila kita dizolimi kita tidak berhak untuk menuntut balas. apakah bila kita diperangi kita akan diam saja? berarti bila ada seseorang yang menzolimi kita (memerangi kita) apakah kita harus diam (pasrah, tawakal?) bgm kah batasannya?

August 21, 2012 at 6:56 PM

@AnonymousIslam sangat bijak menerapkan hukum atas orang yg didzalimi, kita bisa menuntut hak apabila merasa didzalimi dgn hukum yg namanya Qisas, misalkan ada salah satu saudara kita yg dibunuh kita berhak menuntut hukuman mati atas sang pembunuh tadi dasar hukumnya Al Baqarah 178 atau Al Maidaah 45.

Apakah apabila diperangi kita akan diam dan tawakal..? mungkin kita harus flexibel dalam menyikapi suatu permasalahan, jelas2 apabila kita diperangi maka otomatis kita harus melawan dlm rangka berniatan mempertahankan diri, ataupu apabila kita didzalimi dgn diinjak2 harga diri otomatis harus dibalas justru bila didiamkan maka kitalah yg telah berbuat kedzaliman, misalkan punya istri di ganggu dengan tidak senonoh otomatis kita hrs mempertahankan harga diri tetapi muaranya membalas karena Allah

February 6, 2013 at 2:30 PM

karena dengan memaafkan kedamaian akan kita raih..

April 29, 2013 at 10:58 PM

Saya juga suka memaafkan :D

mas insan, bagaimana kalau ada orang yang tidak pernah meminta maaf ?

April 29, 2013 at 11:35 PM

@hana sugihartiMakasih mbak Hanna...

tidak pernah meminta maaf dalam kontek yang bagaimana ya?
dalam kontek hablumminannas atau atau hablumminallah, tetapi keduanya bila tidak segera disadari akan berakibat pada kesombongan.
apalagi tidak pernah meminta maaf kepada Allah maka saya yakin org tsb tidak pernah sholat

June 4, 2013 at 10:27 PM

semoga rasa saling memaafkan selalu menaungi kita :)

Post a Comment

"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes