Rezeki ialah segala sesuatu yang dapat kita manfaatkan, baik yang halal ataupun yang haram, yang baik dan yang buruk, tetapi semua yang tidak bisa kita manfaatkan kendatipun dimiliki berarti bukanlah rezeki kita melainkan rezeki orang lain.
Ada seseorang mempunyai uang ratusan jutaan rupiah namun sangat ketat dan irit membelanjakan uangnya, setiap hari yang dikeluarkan hanya beberapa rupiah sangat tidak seimbang dengan hartanya, berarti rezeki orang tersebut hanya sebatas yang dibelanjakan atau yang bisa dimanfaatkan sedang yang disimpan bisa jadi milik orang lain, atau bias jadi pemilik harta tersebut hanyalah centeng yang terpercaya dari rezeki orang lain yang sudah ditakdirkan oleh Allah Ta’alla
![]() |
Gambar dari sini |
Apabila pembicaraan tentang rezeki material maka akan bisa diterima oleh sebagian besar manusia, namun pembicaraan pembicaraan rezeki nilai-nilai yang tidak pernah terlintas dalam pikiran banyak orang, karena sebagian orang memandang rezeki itu berbentuk harta dan bersifat materi padahal sesungguhnya rezeki itu bisa berupa juga ilmu, wawasan, keterampilan, kecerdasan otak, kefasihan bicara, dan kesehatan dan sebagainya
Udara (oksigen) yang kita hirup, kebutuhan air, cahaya matahari, hasil hutan, hasil bumi/tambang, atau apapun yang dapat diambil manfaatnya adalah rezeki. ”Rezeki adalah segala sesuatu yang dapat diambil manfaatnya
Itulah sebabnya balasan Allah atas sedekah uang yang dilakukan orang tidak harus berupa uang juga. Bisa jadi balasan itu berupa terhindarnya seseorang dari penyakit atau marabahaya, atau perasaan tentram didalam jiwa, atau kehidupan yang penuh dengan keberkahan dan kemanfaatan, dan lain-lain.
Hakikatnya yang disebut rezeki adalah sesuatu yang sudah kita rasakan manfaatnya atau sudah dipergunakan. Makanan yang ada di kulkas belum tentu rezeki kita, sebelum kita memakannya. Demikian pula minuman sebelum kita minum dan pakaian sebelum kita kenakan. Uang yang ada di saku, dompet, atau rekening kita juga belum tentu rezeki kita, karena bisa saja hilang atau kita meninggal dunia sehingga uang itu berpindah kepemilikan, misalnya kepada ahli waris atau orang lain.
Uang baru disebut rezeki kita jika sudah dibelanjakan dan belanjaan itu sudah kita nikmati. Ia juga baru bisa disebut rezeki jika sudah kita belanjakan di jalan Allah dengan zakat, infak, dan sedekah. Bahkan, infak di jalan Allah termasuk amal jariyah berarti menjadikan uang itu sebagai ”rezeki dunia-akhirat” karena pahalanya terus mengalir hingga ke alam akhirat. Yang pasti, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjamin ada rezeki bagi setiap makhluk-Nya
"Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)" (QS. Huud: 6).
Tugas kita adalah ikhtiar, berdoa dan tawakal untuk menjemput rezeki itu, selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala yang akan menentukan dan membagikan rezeki tersebut
39 comments
pertamax..
. iYA mas, seringkali kita [tanpa sadar] membatasi kriteria rejeki sebatas materi. PAdahal hakekat rejeki suaanngaattt luas, semua yg bermanfaat adalah rejeki. Dan bahkan saat kita sakit pun merupakan rejeki..mksdnya rejeki utk dokter..hehehe
Betul banget Ririe, bahkan saya bisa kenal sama Ririe saya anggap rezeki juga..
Apapun bentuknya, berapapun jumlahnya semoga senantiasa kita syukuri dan gunakan secara amanah. Dan karena rejeki adalah termasuk rahasia Illahi, maka ikhtiar, doa dan tawakal hendaknya dilakukan, jangan tinggalkan ataupun pisahkan salah satunya.
Jadi poinnya di 'menikmati dan memanfaatkan'nya yaa..
Hmmm..
Pointnya yang namanya rejeki itu sesuatu yang sdh bisa kita manfaatkan....
tugasnya DUIT hehe..
begtu ngena pas tulisannya di hatiku. Jadi memnag benar juga . :D
Terimakasih adik Annur yang selalu bercahaya...
saya setuju dengan yang diungkapkan dalam artikel ini, kalau yang dianggap menjadi rezeki ternyata hanya tersimpan begitu saja..itu adalah simpanan belaka..belum rezeki namanya, karena memang belum dirasakan manfaatnya, demikian juga ..rezeki ALLAH yang kita terima, sangat beraneka ragam wujudnya..bukan hanya uang saja...maka selalulah meng-syukur-i atas rezeki yang kita terima, sekecil apapun itu...salam :)
terimakasih mas Hariyanto makin menambahi artikel diatas....
sama-sama ,terimakasih juga mas Insan Robbani..saya selalu tertarik untuk membaca tulisan-tulisan di blog nan super ini ...salam :)
Hahekat harta yang menjadi rejeki buat kita, hanyalah yang habis kita makan, yang habis kita pakai dan yang habis kita sedekahkan.
Lebih dari itu berarti bukan rejeki kita, walau mungkin pada dasarnya kita memiliki lebih.
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ, akhirnya bisa bewe lagi ke blog keren ini.
harta selebihnya masih belum pasti, bahkan bisa jadi kita jadi penjaga harta itu...
matur Nuwun kunjungannya mbak Niken
kalo saya menanggapi rejeki secara universal itu apa saja yang ada di dunia ini yang bermanfaat bagi manusia, baik itu secara langsung atau tidak langsung
contoh : secangkir kopi yang diberi mas insan untuk saya, itu juga rejeki ^^
hahahahaha... yuk nyruput kopi kita
Dan aku ga akan menolak rejeki yang datang..
Kalo MAs insan mau ngirim silahkan ..
dengan senang hatii..
pa kabar Neeh ??
Beyuuhh... ini sama aja nggaremin air laut... wkwkwkwk
Alhamdulillah kabar baik Teh
Semenjak nikah, ga pernah punya banyak tabungan karena selalu kepake buat ndandani rumah n ndandani mobil dikit2.ALhamdulillah berarti uang dipake dandan2 itu rejeki yang sudah termanfaatkan ya Pak Insan,...
Seratus buat mbak Rahmi...
semoga Rumah dan Mobilnya bisa dipakai mengais rezeki lagi...
Oh MasyaAllah :) untukku, tulisan dari kak insan juga merupakan suatu rejeki yang begitu kusyukuri. Alhamdulillah. Tulisan sudah kupajang, makasih banyak kak!
Alhamdulillah.., terimakasih Adik Maya...
suatu kehormatan tentunya
Yups, Mas tugas kita ikhtiar, berdoa dan tawakal :)
Setuju mbak Keke...
yuuk... kita cari Rezeki dgn semangat berikhtiar, semangat berdoa dan benar2 Tawakal
Bukan namanya rezeki kita kalau belum kita manfaatkan ya, Pak. Apalagi bila dimanfaatkan untuk berinfak dan bersedekah. Makasih banyak ya, Pak, sharenya sungguh bermanfaat.
Aduh Matur Nuwun Ustadz Azzet sdh mau mampir disini..
penilaian rejeki harusnya memang gak cuma sebatas materi ya
iya setuju mbak...
rezeki itu tidak hanya berupa uang ya mas, yang penting selalu bersyukur
Setuju mbak Lidya, namanya Rezeki bermakna lusa
Alhamdulillah, dapat pencerahan lagi dari blog ini... semoga kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur ya mas.. :)
Insya Alloh ya Ndro...
mau belajar bersyukur
Jadi dengan kata lain, sebuah harta belum dikatakan rejeki kita sebelum kita memanafaatkannya.
bahkan bisa jadi hanya sebagai centengnya harta
Nikmat manakah yang kau dustakan (Ar Rahman)
Seringkali malah sudah di dalam mulut, keluar lagi ya ...
Oya, saya liat yang sebelum2 ini, ada postingan dari penulis tamu, mas? Rangkaian yang Ramadhan itu?
Betul mbak Niar...
yups tulisan dari teman2 yg hebat
Tugas kita adalah ikhtiar, berdoa dan tawakal untuk menjemput rezeki itu, selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala yang akan menentukan dan membagikan rezeki tersebut <-- Setuju banget mas!
terimakasih mbak..
toss dulu dong... hehehe
mhn pencerahan tentang rejeki yg haram..
Post a Comment
"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"