Oleh: Sary Melati
"Ah, ternyata tas yang aku beli seharga 200 ribu kemarin tidak sia-sia ketika kuberikan kepada orang lain. Gratis. Indah :)"
Sepotong kalimat yang kubaca melalui layar ponselku. Ada yang menggelitik hatiku, perlukan untuk suatu kebaikan yang dilakukan selalu dituliskan dalam media sosial? Mari berprasangka baik. Mungkin teman ini hanya mengungkapkan perasaan hatinya. Tidak ada maksud menyombongkan diri dan pamer kebaikan. Hanya sebatas menuliskan apa yang dirasakan, lupa kalau akun media sosialnya terhubung ke ribuan orang pengikutnya.
Salah satu alasan seseorang menulis adalah untuk mencatat perjalanan hidup yang dilalui. Susah, senang, bahagia, sedih, ketika dibaca lagi selalu menimbulkan getaran-getaran tersendiri di dalam hati. Ternyata aku pernah mengalami ini, ternyata aku pernah memutuskan seperti itu. Alih-alih melupakan masa lalu, pilihan terbaik adalah menuliskannya.
gambar dari sini |
Ramadhan sebentar lagi, sahabatku. Sebagai muslim kita tentunya sudah mengerti makna dari berpuasa. Bukan hanya sekadar menahan rasa lapar dan dahaga. Bukan sekadar menahan nafsu dan emosi. Sebagai blogger dan penulis ada hal lain yang mungkin luput dari perhatian kita. Menahan diri melalui tulisan-tulisan kita.
Mampu menahan rasa haus dan lapar tapi mengeluh lewat tulisan. Berbuat kebaikan lalu menceritakannya lewat tulisan. Berpuasa tapi merencanakan menu berbuka secara berlebihan melalui tulisan yang bisa dibaca banyak orang. Sudah bijakkah kita menulis?
Ketika membaca keluhan seseorang, apa yang kita rasakan? Ketika mengetahui kebaikan yang dilakukan seorang teman, apa yang kita pikirkan? Ketika melihat rencana berbuka puasa orang lain, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita ikut merasa kesal, melontarkan tuduhan atau timbul perasaan iri? Sudahkah kita memelihara prasangka baik dalam benak kita?
Pertanyaan-pertanyaan diatas sungguh tidak bermaksud untuk menggurui, karena sesungguhnya sedang aku tujukan kepada diriku sendiri, sudahkah pandai menjaga rasa, pikir dan lakuku?
Marhaban Yaa Ramadhan…
Dengan kerendahan hati aku meminta maaf untuk setiap salah dan prasangka yang mungkin pernah terlintas tanpa sengaja di dalam hati ini ketika membaca tulisan para sahabat. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kita semua. Aamiin ya Rabb..
Kontributor
Author Bunga Kecil
19 comments
Luar biasa sekali tulisannya..
mudh2an dngn menulis bisa membuat kita lebih mempunyai prasangka baik :D
ada baiknya kita selalu berfikiran positif ya mbak, apapun itu
husnudzon... like this!!!
Bijak menulis
intinya itu ya Mbak :)
keep khusnudzon..
alangkah indahnya hidup jika kita selalu berbaik sangka..:)
memang berbaik sangka itu punya power luar biasa,ketika dalam keadaan perih namun tetap berbaik sangka menjadi energi positif
Amin....
semoga senantiasa dijaga...
benar juga kang....
seringkali sebuah ucapan yg tertuang dlm tulisan di dunia maya ini terlontar begitu saja....
untuk itu... mari saling memaafkan...
@karyakuumyyups sepakat..., dengan menulis bisa mendewasakan diri
@Lidya - Mama Cal-Vinsetuju mbak Lidya, selalu belajar ppositive thinking
@Sunterimakasih
@Catatan si Rikimenulis sebagai media belajar juga tentunya
@Mitra Yuniar Paramitaselalu berprasangka baik sblm tau masalahnya
@jual sepatu onlinekata2nya indah dan inspiratif... terimakasih
@JeQ the ShadowZ Knightbagi yang menulis harus bisa menyaring mana yg layak di publish dan yg membaca berpikir positif,.., mgkin itu yg dimaksud mbak Sary
Tetap b'prasangka baik...
@Nunuharus Nunu
@karyakuumy
Aamiin.. mudah-mudahan selalu bisa menulis yang baik dan tidak menimbulkan prasangka buruk bagi pembaca :)
@Lidya - Mama Cal-Vin
betul, mak.. Prasangka baik itu menenangkan hati..
singkat dan menancap. terkadang Fb mang dah kayak tempat sampah, dan celakanya saya juga turut andil nyampah, astagfirullohaladzim.... terimakasih artikelnya, sangat mengingatkan
Post a Comment
"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"