Oleh : Shofie Akmala Luthfie
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim…
Bismillahirrahmanirrahim…
Astaghfirullahaladzim
Sudah bulan Ramadhan masih aja kamu seperti ini, timpal bunda pada gadis kecilnya itu. Ya inilah gadis kecil yang selalu bandel dan rewel jika sakit. Akulah yang sebenanrnya gadis anak tunggal dari ayah dan bunda. Remaja tua yang telah menginjak usia 21 tahun. Masih di manja dan selalu dimarahi bunda sebab sikap aku yang selalu mau membantah apa yang bunda suruh atau katakan.
Sudah bulan Ramadhan masih aja kamu seperti ini, timpal bunda pada gadis kecilnya itu. Ya inilah gadis kecil yang selalu bandel dan rewel jika sakit. Akulah yang sebenanrnya gadis anak tunggal dari ayah dan bunda. Remaja tua yang telah menginjak usia 21 tahun. Masih di manja dan selalu dimarahi bunda sebab sikap aku yang selalu mau membantah apa yang bunda suruh atau katakan.
Hari ini adalah sholat teraweh pertama saat bulan ramadhan pada tahun ini. Ya aku, bunda dan ayah menjalankan puasa pada hari sabtu soalnya kita mengikuti pemerintah. Tepat pukul tujuh malam aku dan kedua orang tua menuju mesjid terdekat dari rumah untuk menunaikan sholat taraweh berjamaah. Disini aku dan si dia pun telah janjian untuk sholat taraweh bareng. Biasalah nanti pas ceramah kita keluar berdua untuk ketemuan. aiich ( niatnya udah salah ).
Sholat taraweh pun telah selesai kami laksanakan. Aku dan dia mulai keluar untuk bertemu sesuai rencana. Aku pamit ke bunda untuk ke toilet dengan alasan perutku mules (jadul bangat alasannya). Pagar mesjid adalah tempat janjian kita bertemu. Dia telah menungguku dengan mencari-cari dimana keberadaanku. Tepukkan bahu itu mengejutkan dia yang lagi celingak celinguk mencari dimana aku berada.
Dengan senyum lebarku, dia langsung mengajakku ke jajanan yang tersaji di depan mesjid ( bulan puasa gadis ). Tanpa berfikir panjang lagi aku melirik sate yang ada di samping mesjid. “ aku mau itu kanda”. “ok dech auk”. Itu ucapan kanda ketika aku memilih sate yang aromanya sangat menggugah selera. Tanpa ragu lagi aku langsung pesan sate itu dan melahapnya seperti seseorang yang sedang kelaparan.
“hay, gadis keciku kamu dimana sayang”. Kulihat ada sms bunda di hapeku
“tadi gadis ketemu teman, trus aku ke warnet cari tugas untuk bahan besok bun, bunda dan ayah pulang dulu aja, ntar aku pulang bareng teman”. (boonk dikit)
“sip, hati-hati ya nak”.
“tadi gadis ketemu teman, trus aku ke warnet cari tugas untuk bahan besok bun, bunda dan ayah pulang dulu aja, ntar aku pulang bareng teman”. (boonk dikit)
“sip, hati-hati ya nak”.
30 menit waktu untuk menghabiskan sate yang ada di depanku. Tanpa menunggu lama aku segera pulang dengan dia, agar situasi ini tidak di curigai bunda (modus). Kami langsung menuju kereta (motor=kereta bagi kami) yang di parkir tidak jauh dari mesjid. Segeralah kanda memacu keretanya menuju gubuk mungil penuh makna orang tuaku.
Jam didinding telah menunjukkan pukul 10 malam, sudah waktunya aku tidur soalnya takut tidak bisa bangun sahur (hihihihi,,,modus bakal nggak puasa). Aku langsung pamit sama bunda untuk tidur dan titip salam buat ayah. soalnya ayah udah masuk ke kamar lebih dulu. Tanpa was-was aku segera menuju peraduan.
Tenggah malam pun perutku terasa mules. Nyerinya minta ampun sepertinya maag ku kumat. Tanpa tunggu lama aku segera menuju kamar bunda dan bilang aku lagi sakit perut.
Tok… tok… tok…
“Bundaaaaa,,,,, perutku sakit.”
“Kenapa kamu gadis?.”
“Nggak tau, nyeri banget, kayak maag gitu bun.”
“Kumat lagi ya nak?, makan apa aja kamu sayang”
“Nggak ada bun, udah nyeri aja pas aku bangun.” Aku mencoba berbohong
“Jujur aja kamu nak?”
“Jujur bun.”
“Makan apa kamu semalam nak, ayo ngaku….” ucap bunda dengan mimik serius
“Ituuuu bun……”
“Jangan itu-itu nak, bilang sejujurnya sama bunda” tanya bunda dengan wajah sedikit menyelidik
“Sate bun,,,,,”
“Nah lo, dari awal bunda udah ingatkan kamu kan bahwa jangan makan-makanan yang akan ganggu puasamu”
“Abisnya pengen banget bun.”
“ Ah alasan klasik, semalam makan ya, bukan belajar?, sama siapa kamu pergi” bunda bertanya sinis
“sama Andi bun.”
“ooooooo,..”
Bunda langsung berbalik meninggalkanku. Rasa sakit akan ku rasaka sendiri tanpa bantuan bunda karena bunda kecewa atas kebohongan yang telah kulakukan. Semua ini sedikit ajaran dari bunda terhadapku. Agar aku bersikap jujur dan menghargai bunda atas larangannya untuk tidak memakan hal-hal yang akan membuat sakit lambungku.
(sms masuk)
Udah sana minum obat,,,,,
Nah bandel banget jadi anak, bohong lagi. Mau jadi apa kamu, wanita jalang, nggak kan. Ingat ini pelajaran buat kamu, hal kecil saja Allah swt telah mengingatkanmu. Apalagi ini bulan ramadhan, jangan berbuat hal yang akan membuat dosa kita berlipat-lipat dari biasanya. bertaubatlah kamu nak, Allah akan menunjukkan bahwa yang kamu lakukan itu salah. Semua belum terlambat, ramadhan baru akan di mulai. Niatkan ramadhan ini akan lebih baik dari sebelumnya. Semoga besok kamu sanggup untuk menjalankan puasa... amin
(sms masuk)
Udah sana minum obat,,,,,
Nah bandel banget jadi anak, bohong lagi. Mau jadi apa kamu, wanita jalang, nggak kan. Ingat ini pelajaran buat kamu, hal kecil saja Allah swt telah mengingatkanmu. Apalagi ini bulan ramadhan, jangan berbuat hal yang akan membuat dosa kita berlipat-lipat dari biasanya. bertaubatlah kamu nak, Allah akan menunjukkan bahwa yang kamu lakukan itu salah. Semua belum terlambat, ramadhan baru akan di mulai. Niatkan ramadhan ini akan lebih baik dari sebelumnya. Semoga besok kamu sanggup untuk menjalankan puasa... amin
gambar dari google |
Dengan rasa bersalah aku segera mengambil wudhu untuk sholat tahajud. Ya sedetik jiwa ini berkata hanya pada Allah lah tempat kita memohon ampun atas salah yang telah ku perbuat. Dengan yakin ku mulai takbir dengan jiwa yang bergetar dan ku akhiri dengan butiran air mata yang membasahi jiwa yang tandus akan iman. Semua belom terlambat, ini awal untuk bulan yang suci, semoga Allah membuka pintu taubatnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kontributor:
Author: La Tahzan
5 comments
Perhatian bunda yang tulus kepada anak gadisnya.
Semoga Ramadhan membawa keberkahan buat Sofie dan keluarga.
Subhanallah..., tulisan yang penuh hikmah.
Semua memang belum terlambat, masih ada kesempatan untuk memperbaikinya :)
Ramadhan hampir di penghujungnya, mari kita berburu amal di bulan penuh berkah ini.
Semangat Ramadhan buat Shofie dan keluarga.
hehe, si anaknya bandel. Tapi memang anak seusia sgtu lagi rewel2nya yah. Dulu ku juga gtu kok hihi ketahuan Deh. Pas Kelas 3 SD aku harusnya full ini liat adikku makan rambutan jadi maksa buka. hahaha.
Bundanya harus pinter2 yah. Smoga anaknya bisa lekas dapat hidayah. heee
yah dapat membawa Barokah aamiin
wa'alaykumussalaamuwarahmatullohi wa barakaatuh... aamiin :)
Wa'alaikumSalam...
hanya masalah yg dianggap sepele menjadi suatu pelajaran besar...
Post a Comment
"Setelah dibaca tunjukkan kunjungannya dengan meninggalkan jejak dikolom komentar karena postingannya sopan maka diharap komentarnya juga yang sopan mohon tidak menulis komentar spam dan OOT disini"